Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

53 diharapkan adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan. Menurut Sugihartono 2007: 104, teori behavioristik ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian. Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa teori ini juga cocok untuk pembelajaran anak tunagrahita kategori sedang karena karakteristik anak yang memiliki daya ingat yang rendah sehingga perlu belajar dengan terus diulang-ulang sehingga anak mampu karena sudah terbiasa.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan tentang mengajarkan mencuci pakaian pada siswa tunagrahita kategori sedang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti. Penelitian tersebut berjudul “Efektifitas Kombinasi Metode Demonstrasi dan Latihan untuk Meningkatkan Kemampuan Mencuci Baju” pada tahun 2012, oleh Elnang Finaros. Berdasarkan hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa kombinasi metode demonstrasi dan latihan efektif dalam meningkatkan kemampuan mencuci baju anak tunagrahita sedang kelas D.VI di SLB Tarantang. Hal ini terbukti dari hasil data penelitian yang menunjukkan bahwa pada phase baseline A persentase kemampuan anak mencuci baju berdasarkan langkah yang telah ditetapkan masih rendah. Sedangkan setelah anak diberikan intervensi dengan kombinasi metode demonstrasi dan latihan, persentase kemampuan anak mencuci baju semakin meningkat yakni sampai 87,5 langkah mencuci baju dapat dilakukan anak. Kombinasi metode 54 demonstrasi dan latihan cocok digunakan dalam meningkatkan kemampuan mencuci baju pada anak tunagrahita sedang karena pada kombinasi metode demonstrasi dan latihan, anak diperagakan cara melakukan langkah mencuci baju anak melihat cara mencuci baju kemudian menyuruh anak melakukan sendiri sambil dibimbing meniru dari peraga yang dicontohkan lalu anak disuruh berlatih secara berulang-ulang sampai anak memiliki kemampuan mencuci baju tersebut. Jadi, dalam penelitian ini kombinasi metode demonstrasi dan latihan cocok diterapkan pada anak tunagrahita kategori sedang dalam belajar mencuci pakaian.

E. Kerangka Pikir

Anak tunagrahita kategori sedang mempunyai fungsi intelektual dan adaptasi perilaku di bawah rata-rata serta memiliki IQ antara 30-50. Anak mengalami permasalahan yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka banyak bergantung pada orang lain dalam melakukan activity day living. Padahal yang terpenting bagi anak tunagrahita kategori sedang adalah kemampuan mengurus dirinya sendiri. Dalam kegiatan mengurus diri sendiri membutuhkan keterampilan agar dapat dilakukannya dengan benar dan cekatan. Oleh karena itu, anak tunagrahita kategori sedang membutuhkan bimbingan untuk melakukan kegiatan bina diri. Di kehidupan sehari-hari terdapat banyak keterampilan bina diri, salah satunya adalah mencuci pakaian. Namun, anak tunagrahita kategori sedang masih mengalami kesulitan dalam melakukannya dengan terampil sehingga memerlukan bimbingan dari orang-orang disekitarnya. 55 Melihat kondisi anak yang belum mampu dalam melakukan kegiatan mencuci pakaian maka perlu diberikan pembelajaran keterampilan mencuci pakaian. Adanya pembelajaran ini, anak akan mendapatkan bimbingan dan latihan di sekolah sehingga anak akan memiliki keterampilan mencuci pakaian yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kemandiriannya. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan mencuci pakaian sangat penting bagi anak tunagrahita sedang. Oleh karena itu, perlu dibuat perencanaan yang matang. Dengan perencanaan yang matang akan berpengaruh pada persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar dalam pembelajaran keterampilan mencuci pakaian. Namun, mengajarkan mencuci pakaian pada anak tunagrahita kategori sedang perlu disesuaikan dengan kondisi anak. Ada berbagai strategi khusus yang dapat digunakan dalam memberikan pembelajaran pada anak tunagrahita. Misalnya, pada analisis tugas yang dilakukan dengan shaping sehingga akan lebih memotivasi anak untuk melakukan kegiatan mencuci pakaian pada setiap langkahnya. Pelaksanaan shaping dilakukan dengan pemberian reinforcement pada setiap langkah mencuci pakaian yang telah dilakukan anak dengan benar. Anak dapat diberi positif reinforcer yang dapat berupa pujian maupun acungan ibu jari. Adanya pemberian pembelajaran keterampilan mencuci pakaian yang disesuaikan dengan kondisi anak akan berpengaruh pada peningkatan kemampuan anak dalam mencuci pakaian. Anak akan lebih terampil lagi dalam mencuci pakaian sehingga dapat melakukan sendiri kegiatan tersebut di rumah. 56 Alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang

F. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144

KEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 199

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6