Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian Kegiatan Penutup

115 yang berupa gambar langkah-langkah mencuci pakaian. Media tersebut ditentukan dengan melihat materi yang akan diberikan apa, kemampuan dan kondisi siswa yang lebih baik menggunakan benda konkrit, media yang mudah digunakan oleh siswa, serta tidak berbahaya bagi siswa itu sendiri. ” RA dan FA lebih dapat memahami dengan benda yang nyata karena mereka memang sulit untuk berfikir yang abstrak. Siswa juga sudah ada beberapa yang mengetahui tentang alat dan bahan mencuci pakaian, hanya beberapa yang belum mengetahui nama alatnya seperti jepitan baju dan hanger. Dengan adanya alat dan bahan yang asli, siswa akan dapat melihat, memegang dan menggunakannya secara nyata. Sedangkan untuk media cetak, siswa justru senang dengan mewarnai gambar mencuci pakaian. Selain untuk melatih motorik halusnya dalam menggerakan pensil warna juga dapat membantu siswa mengetahui langkah-langkah mencuci pakaian dengan melihat gambarnya.

g. Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian

Keberhasilan pembelajaran ini ditunjukan oleh setiap siswa, seperti siswa yang berinisial FA yang memiliki IQ 50 dan dapat dilihat dari observasi bahwa siswa tersebut sulit sekali melakukan kegiatan mencuci pakaian. Oleh karena itu, untuk kegiatan tersebut yang terpenting sudah dapat menggerakan tangan dan dapat memposisikan tangannya untuk melakukan setiap langkah mencuci sehingga ada peningkatan kemampuan pada diri siswa. FA pada akhirnya mengalami kemajuan dalam menggerakan dan memposisikan tangannya ketika melakukan kegiatan mengucek, menyikat pakaian, memeras, membalik pakaian dan 116 menjemur pakaian. Meskipun gerakannya tidak langsung benar secara keseluruhan tetapi jika dibandingkan sebelumnya FA sudah mengalami kemajuan. Begitu juga dengan RA yang pada awalnya bingung urutan mencuci pakaian, tetapi setelah pembelajaran siswa sudah hafal, gerakan serta posisi tangannya juga lebih baik dan tepat.

h. Kegiatan Penutup

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan observasi saat proses pembelajaran diperoleh informasi bahwa tahap penutupan pembelajaran dilakukan di kelas untuk mengakhiri pembelajaran mencuci pakaian. Kegiatan penutupan dilakukan dengan mereview kembali kegiatan mencuci pakaian yang telah dipelajari. Selain itu, juga dilakukan evaluasi baik dengan mempraktekkan gerakan mencuci pakaian maupun secara lisan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa serta mengetahui pengetahuannya tentang alat dan bahan mencuci pakaian. Siswa juga diminta merapikan dan membersihkan alat dan bahan yang digunakan mencuci pakaian dan diminta untuk mengembalikan di tempatnya. Guru memotivasi dan selalu menyarankan agar siswa di rumah dapat mencuci pakaiannya sendiri. i. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Melaksanakan Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian Dalam memberikan pembelajaran keterampilan mencuci pakaian, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, terdapat kendala yang harus dihadapi oleh guru. Berdasarkan observasi saat 117 proses pembelajaran dan wawancara dengan guru kelas diperoleh informasi bahwa kendala dalam pembelajaran itu ada pada diri siswa sendiri yang malas dan sulit diatur saat pembelajaran karena suka bercanda dengan temannya dan suka lari-lari saat berada di luar kelas. Pada pembelajaran di pertemuan pertama, tempat menjemur yang menjadi kendalanya karena di dekat kelas tidak ada tempat menjemur, namun kemudian izin menjemur di asrama dan diperbolehkan. Selain itu, dalam melakukan kegiatan mencuci juga ada yang satu ember dipakai oleh dua siswa karena terbatasnya alat dan bahannya. Oleh karena itu, kadang siswa berebutan tempat mencuci. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas dan observasi saat proses pembelajaran, diperoleh informasi tentang upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala yaitu siswa dibujuk, diberi motivasi, terus dibimbing, didampingi, dan adanya media gambar yang disukai siswa sehingga siswa dapat fokus dalam pembelajaran. Selain itu juga perlu ditindaklanjuti di rumah dengan memberitahu orangtua untuk mendampingi siswa agar dapat mencuci pakaiannya sendiri. Meskipun, pemberian informasi tersebut dilakukan saat pembagian raport karena sibuknya orangtua siswa juga. Sedangkan untuk alat dan bahan yang masih kurang jika dipakai satu kelas, maka guru terus mengusahakan untuk menambah alat dan bahan tersebut sedikit demi sedikit. Untuk faktor pendukung dalam pembelajaran ini yaitu adanya buku Bina Diri yang didalamnya ada tentang pembelajaran mencuci pakaian sehingga 118 dapat dijadikan sebagai panduan dan adanya tempat menjemur pakaian yang dilakukan di asrama. Selain itu, juga adanya alat dan bahan mencuci pakaian meskipun masih kurang tetapi masih dapat digunakan untuk belajar mencuci pakaian.

5. Deskripsi Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144

KEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 199

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6