Menentukan Tujuan Pembelajaran Persiapan Pembelajaran Keterampilan Mencuci Pakaian

128 tersebut, guru menyesuaikannya dengan kemampuan dan kesulitan masing- masing siswa. Hal tersebut sejalan dengan pandapat Mumpuniarti 2003: 70, tentang rancangan program yang dikembangkan dengan pendekatan individual yaitu dengan proses asesmen kemampuan anak, menetapkan tujuan, dan evaluasi setiap tahapan yang dicapai anak. Jadi sebelum memberikan program pembelajaran, guru merencanakan terlebih dahulu. Adanya tujuan dalam perencanaan tersebut sejalan dengan pendapat Eka Nur Aini 2012: 2, tentang program pembelajaran yang memiliki tujuan dan melibatkan guru dan siswa untuk mencapai tujuan. Jadi guru harus melakukan perencanaan yang cermat dengan menyesuaikan karakteristik siswa sehingga dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa dan dapat mengetahui program pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mumpuniarti 2007: 74, tentang perencanaan yang cermat dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Namun, perencanaan yang dibuat guru tidak ditulis dalam bentuk RPP karena buku yang digunakan sebagai acuhan sudah terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan cara mencuci pakaian sehingga pelaksanaannya hanya tinggal menyesuaikan dengan kondisi siswa.

a. Menentukan Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V A diperoleh informasi bahwa tujuan pembelajaran mencuci pakaian secara umum sama, yaitu agar siswa dapat melakukan kegiatan mencuci pakaian dan untuk melatih kemandirian siswa. Dengan memiliki keterampilan 129 mencuci pakaian ini siswa diharapkan tidak bergantung pada orang lain. Jadi tujuan tersebut merupakan target yang ingin dicapai dalam pembelajaran mencuci pakaian dan telah sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah 2013: 41, tentang tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Namun, karena kondisi siswa yang berbeda- beda maka tujuan khususnya juga disesuaikan dengan masing-masing kemampuan siswa agar dapat mencapai target. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Cepi Riyana 2009: 6, tentang tujuan pembelajaran yang merupakan suatu target. Oleh karena itu, jika siswa memiliki kondisi dan kemampuan yang berbeda-beda maka targetnya juga harus berbeda-beda. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk menguasai setiap target juga berbeda. Tujuan pembelajaran bagi RA yaitu menguasai seluruh langkah- langkah mencuci pakaian baik secara urut maupun gerakannya yang benar untuk setiap langkah mencuci pakaian. Sedangkan bagi FA yaitu mampu menggerakan dan memposisikan tangannya dengan benar saat melakukan langkah-langkah mencuci pakaian, seperti kegiatan mengucek, menyikat pakaian, memeras dan menjemur pakaian. Tujuan pembelajaran RA tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa karena kemampuan motorik halus siswa cukup baik dan selalu antusias untuk mengikuti pembelajaran mencuci pakaian. Meskipun ketika di luar kelas siswa suka berlari-lari. Begitu juga dengan FA juga disesuaikan dengan kondisinya karena motorik halusnya yang mengalami 130 keterlambatan sehingga ketika melakukan kegiatan mencuci pakaian, tangannya selalu terlihat kaku atau kesulitan menggerakan tangannya dengan lemas. FA juga pasif sekali sehingga ketika FA dapat melakukan setiap langkah mencuci pakaian dengan gerakan yang benar sudah merupakan suatu kemajuan. Guru menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan batas-batas kemampuan siswa untuk mencapainya, yaitu mencakup potensi dan keterbatasan siswa. Dengan adanya tujuan tersebut, maka program pembelajaran dapat terancang sesuai kebutuhan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya 2009: 64 tentang tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran.

b. Menentukan Materi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144

KEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 199

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6