Keefektifan model project based learning berbantuan software
76 90-94. Nilai posttest kelas kontrol menunjukkan nilai rerata 63,16 dengan
frekuensi terbesar hasil posttest kelas kontrol adalah 32,2 10 siswa berada pada interval 60-63. Frekuensi terkecil adalah 9,7 3 siswa berada pada
interval 52-55. Perbandingan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Diagram Batang Perbandingan Rerata Posttest Hasil dari uji t hipotesis ini dilakukan dengan menguji hasil hitung
nilai posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji t menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 8,713 dengan nilai df 60, sehingga t
tabel
untuk signifikansi 0,05 adalah 2,000. Data tersebut menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
maka H
O
ditolak dan H
a
diterima. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan pencapaian kognitif siswa yang menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning berbantuan software Multisim dengan model pembelajaran konvensional.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Eksperimen Kontrol
R e
ra ta
Kelas
77 Pencapaian
kompetensi dengan
menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning pada ranah kognitif lebih tinggi
dikarenakan penggunaan media pembelajaran yang lebih inovatif dan variatif. Media yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi dengan
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning adalah
dengan media komputer dengan bantuan software Multisim. Media komputer dapat memberikan banyak manfaat pada penerapan proses
pembelajaran, misalnya sebagai tutor, latihan dan praktek, simulasi, maupun untuk permainan edukatif. Media software multisim pada
penelitian ini digunakan untuk membuat rancangan sebuah rangkaian digital pada komputer. Penggunaan media komputer ini penting karena
dapat dilakukan simulasi kerja rangkaian terlebih dahulu sebelum dilakukan praktek secara langsung menggunakan komponen yang nyata
sehingga dapat mengurangi kesalahan pemasangan komponen dan resiko kerusakan komponen dapat diminimalisir. Penggunaan software ini
dapat meningkatkan pemahaman siswa karena siswa diajak secara langsung membuktikan teori tentang rangkaian digital dengan
menggunakan simulasi komputer. Perbedaan pencapaian kompetensi dengan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning berbantuan software Multisim pada ranah afektif dilihat dari nilai afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Nilai afektif kelas eksperimen menunjukkan nilai rerata 86,21 dengan frekuensi terbesar nilai afektif kelas eksperimen adalah 25,8 8 siswa
berada pada interval 95-99. Frekuensi terkecil adalah 9,7 3 siswa
78 berada pada interval 75-79 dan 80-845. Nilai afektif kelas kontrol
menunjukkan nilai rerata 80,89 dengan frekuensi terbesar nilai afektif kelas kontrol adalah 22,6 7 siswa berada pada interval 70-74 dan 80-
84. Frekuensi terkecil adalah 6,5 2 siswa berada pada interval 95-99. Perbandingan nilai afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
pada Gambar 15.
Gambar 15. Diagram Batang Perbandingan Rerata Nilai Afektif Hasil dari uji t hipotesis ini dilakukan dengan menguji hasil nilai
afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji t menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 2,565 dengan nilai df 60, sehingga t
tabel
untuk signifikansi 0,05 adalah 2,000. Data tersebut menunjukkan bahwa
t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan pencapaian afektif siswa yang menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning berbantuan software Multisim dengan model pembelajaran konvensional.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
eksperimen Kontrol
R e
ra ta
Kelas