Peta Persaingan Dalam Industri Maritim Industri Pelayaran

157 11 111 63 6.993 8 888 55 6.105 12 600 4 2.400 1 600 3 1.800 13 185 3 555 1 185 2 370 549 1.199.876 92 218.029 457 981.847 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 13,6 9,8 15,9 10,4 6,5 46,4 10,9 - 10,5 3,8 0,6 0,5 0,6 1,0 1,1 - 0,0 1,9 5,7 3,6 3,4 1,7 9,8 - 6,9 1,3 14,1 12,2 8,5 9,6 8,2 10,0 t Berikut ini adalah beberapa poin penting dari program pengadaan kapal Pertamina yang berhasil dihimpun Global Business Guide dalam laporannya per Maret 2014. Pertamina mengoperasikan sekitar 190 unit kapal, dimana 59 unit yang dimiliki sendiri oleh Perusahaan gas negara ini. Selebihnya adalah kapal yang disewa dari beberapa perusahaan swasta, termasuk Perseroan, PT Berlian Laju Tanker Tbk., Samudra Shipping Services, dan grup usaha Humpuss. Sejak Nopember 2013 hingga April 2014, Pertamina telah melaksanakan 39 tender time charter dan hanya beberapa yang dilakukan dengan metode spot charter. Pertamina merencakan untuk menambah jumlah kapal hingga 40 unit kapal sejak periode 2013-2016 sebagaimana tercantum dalam Perencanaan Jangka Panjang Pertamina 2012-2016 dengan total anggaran belanja sekitar USD 2,5 miliar. Pertamina berintensi untuk memiliki satu unit kapal gas LNG pada sebelum tahun 2018 dengan kapasitas mencapai 140.000m 3 .

5. Peta Persaingan Dalam Industri Maritim Industri Pelayaran

Secara umum persaingan Industri pelayaran di Indonesia dilindungi secara menyeluruh oleh asas cabotage: 1. Kapal kapal berbendera asing dilarang untuk mengangkut cargo domestik Indonesia sehingga persaingan terbatas hanya pada sesama perusahaan dalam negeri. 2. Semua kapal bendera Indonesia harus dimiliki oleh warga negara Indonesia. Persentase investasi kepemilikan kapal bendera Indonesia oleh pihak asing dibatasi yaitu setinggi tingginya 49. 3. Semua kapal bendera Indonesia harus diawaki crew yang warga negara Indonesia, sehingga sangat sulit untuk orang asing untuk mengoperasikan karena tidak memiliki crew berkembangsaan Indonesia yang terlatih. Pada praktiknya perusahaan pelayaran dalam negeri hanya akan membeli kapal dan mem bendera Indonesia kan apabila ada tambahan demand tonase pengangkutan kapal. Selama pengalaman kami, biasa nya tender tender perpanjangan kontrak kapal existing hanya diikuti oleh 1 peserta yaitu kapal existing tersebut saja, tidak ada pesaing. Saat ini Peningkatan kebutuhan pengangkutan minyak dan gas di Indonesia sangat besar setiap tahunnya, sehingga masing masing perusahaan pelayaran nasional secara tidak langsung memiliki porsi masing masing yang cukup besar untuk berkembang, sehingga persaingan relative tidak ada atau rendah. Terlebih di sektor kapal kapal besar, jumlah perusahaan pelayaran nasional yang dapat menyediakan sangat sedikit. Selebihnya, kita dapat mem-proyeksikan peta persaingan industri pelayaran di Indonesia kedepan dengan melihat market angkutan kapal di Amerika Serikat US yang telah lama mengimplementasikan asas cabotage sejak tahun 1920. Di US persaingan hanpir tidak ada, misalnya harga sewa kapal tanker tipe MR yang di dunia berkisar antara 12,000 - 13,000 per day, di US harga sewa tersebut mencapai lebih dari 50,000 per hari. Persiangan pada segmen kapal pengangkut bahan cair liquid transporter Pangsa Pasar Liquid Transporter Sumber : Global Business Guide, Maret 2014 Kondisi persaingan pada segmen kapal liquid transporter yang beroperasi di Indonesia didominasi oleh kapal-kapal liquid cargo dengan jumlah kapasitas mencapai 106 juta DWT, sedangkan kapal pengangkut bahan kimia dan minyak kelapa sawit masing-masing hanya sebesar 3 juta DWT dan 9,5 juta DWT. Kapal-kapal liquid transporter ini per akhir tahun 2012 berjumlah 574 unit dimana dari jumlah tersebut 348 unit adalah milik anggota INSA ditambah dengan 115 unit barges dan 50 unit self-propelled barges. Tidak terdapat data yang resmi mengenai pangsa pasar atas transaksi persewaan kapal di Indonesia. Menurut laporan Global Business Guide Maret 2014 yang dihimpun berdasarkan hasil interview dan penelitian bebas, porsi terbesar pangsa pasar liquid transporter sebesar 60 dikuasai oleh banyak perusahaan pelayaran dengan porsi kecil-kecil sekitar 0,5 hingga 2. Perusahaan-perusahaan yang berbagi porsi 60 ini adalah diantaranya grup usaha Humpuss, Samudra Indonesia dan Andhika Lines. Sedangkan pemain besar yang masuk dalam hitungan pangsa pasar lebih dari 10 adalah PT Soechi Lines Tbk. beserta entitas-entitas anak sekitar 15, grup usaha Waruna sekitar 12,5 dan PTK entitas anak dari Pertamina. 158 Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan galangan kapal yang terdaftar, yang terdiri dari empat perusahaan BUMN, sekitar 170 perusahaan swasta di luar Batam dan pulau Karimun di Provinsi Kepulauan Riau, dan sekitar 75 perusahaan swasta sebagian besar dimiliki oleh negara asingSingapura di BatamKarimun.Berdasarkan data IPERINDO tahun 2013, dari jumlah-jumlah perusahaan tersebut secara keseluruhan mempunyai 160 unit fasilitas pembangunan kapal dan 240 unit fasilitas perbaikanperawatan kapal di Indonesia. Dalam hal peningkatan kapasitas dan fasilitas pembangunan kapal baru, berikut ini adalah data yang berhasil dihimpun oleh laporan Global Business Guide yang diterbitkan pada bulan Maret 2014:  11 fasilitas mempunyai kapasitas untuk membangun kapal berukuran 5.001-10.000 DWT;  9 fasilitas mempunyai kapasitas untuk membangun kapal berukuran 3.001-5.000 DWT;  8 fasilitas mempunyai kapasitas untuk membangun kapal berukuran 1.001-3.000 DWT;  27 fasilitas mempunyai kapasitas untuk membangun kapal berukuran 500-1.000 DWT; dan  99 fasilitas mempunyai kapasitas untuk membangun kapal berukuran kurang dari 500 DWT. Sedangkan dalam hal fasilitas perbaikanperawatan kapal, berikut adalah fasilitas yang dimiliki seluruh galangan kapal di Indonesia :  3 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 50.001-100,000 DWT;  6 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 10.001-50.000 DWT;  7 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 5.001-10,000 DWT;  6 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 3.001-5,000 DWT;  25 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 1.001-3,000 DWT;  45 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran 501-1,000 DWT;  121 fasilitas mempunyai kapasitas untuk mengerjakan kapal berukuran kurang dari 500 DWT. Beberapa perusahaan galangan kapal di luar Batam, termasuk 3 perusahaan BUMN yang cukup dikenal luas adalah : PT PAL BUMN, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, dan PT Dok Perkapalan Surabaya BUMN ketiganya beroperasi di Surabaya, PT JMI beroperasi di Semarang, PT Dok Kodja Bahari BUMN di Jakarta, PT Daya Radar Utama dan PT Caputra. Untuk perusahaan galangan di luar kawasan Batam, PT PAL masih dianggap yang paling besar, bukan hanya dalam hal kapasitas namun juga dalam hal pangsa pasar yang diprediksi mencapai 20 yang kerap mendapatkan proyek pembangunan kapal baru dari Pemerintah. PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Daya Radar Utama dan PT Dok Kodja Bahari berada diurutan berikutnya dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 10-15. PT JMI, PT Caputra dan beberapa perusahaan galangan berbagi pangsa pasar masing- masing sebesar 2-5. Pangsa pasar selebihnya dibagi oleh sekitar 180 perusahaan baik di Batam maupun luar Batam. Beberapa perusahaan galangan kapal yang beroperasi di Batam adalah PT Batamec, Drydock World dengan 3 perusahaan dalam grup usaha, termasuk Nanidah, PT ASL Shipyard, PT Santek, PT Loh Loh dan PT Asiatic Shipyard. Perusahaan galangan yang berada di Batam secara operasional lebih terstruktur, berjalan sesuai dengan ketetapan Pemerintah dan secara umum lebih efisien dalam hal biaya karena berdekatan dengan Singapura. Dalam hal teknologi yang dimiliki, beberapa perusahaan galangan di Batam lebih canggih karena mendapatkan dukungan dari para pemegang saham yang berasal dari negara tetangga yang juga merupakan pemain industri pelayaran. Analisa SWOT Atas Potensi Industri Galangan Kapal Nasional Untuk menilai potensi industri galangan kapal di Indonesia, Global Business Guide Maret 2014 telah menerbitkan analisis mengenai Strengths, Weaknesses, Opportunities and ThreatsSWOT yang dirangkum dari riset bebas atas kondisi pelaku industri galangan. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor SWOT yang relevan untuk perkembangan dan modal dalam persaingan sesama pemilik galangan kapal 159             Analisa SWOT Industri Galangan Kapal Potensi permintaan kapal domestik yang substansial, termasuk captive market negara dan instansi negara terkait Permintaan yang tinggi akan jasa perbaikanperawatan kapal, karena adanya armada kapal domestik yang besar Tenaga kerja murah yang relatif banyak tersedia Formasi beberapa infrastruktur yang mendasar, termasuk kompleks perindustrian Lokasi yang strategis secara geografis Ketersediaan lahan untuk galangan kapal Komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri maritim Kecenderungan pemerintah dan BUMN untuk menggunakan galangan kapal domestik untuk mendukung industri pelayaran Ketersediaan sumber daya manusia, dan lembaga-lembaga seperti LHI, NaSDEC dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT Relatif lemahnya penguasaan di bidang perancangan kapal dan manajemen produksi Ketergantungan yang tinggi akan komponen bahan baku impor Peralatan dan fasilitas produksi yang sudah cukup berumur Keselarasan peraturan dan koordinasi yang lemah antar insititusi di sektor pelayaran dan galangan kapal Pemaksaan penerapan peraturan yang berkontribusi pada tingginya biaya produksi Kurangnya dukungan dari institusi perbankan Proses yang lambat bagi galangan kapal domestik untuk beradaptasi dengan kebutuhan baru pasar, seperti desain, kualitas, efisiensi dan inovasi sebagian disebabkan karena kurang memadainya fasilitas dan komponen pendukung Kekurangan tenaga kerja terampil, termasuk welder STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Relokasi galangan kapal dari negara-negara berkembang Peningkatan permintaan domestik akan tambahan kapal baru, untuk menggantikan kapal yang sudah usang Peningkatan kerjasama dengan negara-negara yang telah mempunyai teknologi maju dalam membuat kapal contohnya Korea Selatan, Rusia dengan kapal selamnya, dll Pemulihan potensial ekonomi dunia, yang menyebabkan peningkatan permintaan akan kapal secara global Awal dari pasar terbuka ASEAN pada tahun 2015 mendorong pengembangan bisnis dan langkah-langkap ekspansi pasar Kompetisi yang semakin ketat dari galangan kapal luar negeri, khususnya di wilayah ASEAN dan Cina. Kenaikan biaya bahan baku langsung, komponen utama, dan peralatan kapal Perbaikan iklim investasi dan PMA pada negara-negara kompetitor, khususnya di wilayah ASEAN Isu stabilitas politik domestik, khususnya isu politik di tahun 2014 Isu stabilitas makro ekonomi domestik, inflasi saat ini, tingkat suku bunga dan penurunan nilai tukar mata uang Hambatan potensial hubungan industri, khususnya di Batam jika tenaga kerja dari wilayah ASEAN dapat masuk dengan bebas Sumber: Global Business Guide, Indonesia’s Shipping Shipyard Sector, Desember 2013-Maret 2014

6. Peranan dan Dukungan Dari Pemerintah Indonesia