Kegiatan Usaha Prospektus Awal Soechi Lines FINALBAHASA

133 128 Nama 1 ess or ers an 129

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

1. Umum

Perkembangan industri pelayaran nasional yang didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia, telah membawa angin segar yang ditunjukan dengan peningkatan jumlah armada kapal dalam negeri serta jumlah pemain domestik yang juga terus bertumbuh. Pemberlakuan asas cabotage oleh Pemerintah Indonesia dengan penerbitan Undang-undang No. 17 Tahun 2008 merupakan tonggak utama dari kebangkitan dunia maritim di Indonesia. Sejak saat itu usaha-usaha dan kampanye beyond cabotage yang pada intinya memberikan ruang lebih untuk bersaing di perairan Indonesia mendapat sambutan yang hangat dari pelaku industri pelayaran. Hal senada juga ditanggapi oleh Perseroan dengan melakukan ekspansi usaha dan yang terakhir adalah usaha untuk pengembangan sektor galangan kapal yang diyakini memiliki prospek usaha yang baik. Perseroan berdiri dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2010. Perseroan pada saat ini bergerak di bidang perdagangan, jasa konsultasi dalam bidang bisnis, manajemen, dan administrasi..Perseroan memiliki anak perusahaan yang bergerak di 2 bidang yaitu persewaan kapal vessel chartering dan galangan kapal shipyard. Entitas Anak yang bergerak dalam bidang vessel chartering yang pertama telah berdiri sejak tahun 1980, sedangkan anak perusahaan yang bergerak di bidang shipyard berdiri pada tahun 2009. Seluruh kegiatan usaha Perseroan dikoordinasikan dengan pendirian sepuluh Entitas Anak dimana sembilan Entitas Anak bergerak dalam usaha vessel chartering. Perseroan, hingga saat diterbitkannya Prospektus ini memiliki dan mengoperasikan 33 tiga puluh tiga armadayang terdiri dari Oil Tanker, Chemical Tanker, Gas Carrier, dan FSO Floating, Storage, and Offloading.Selain itu, Perseroan juga memiliki 1 kapal tunda dan 2 kapal tongkangyang digunakan sendiri untuk keperluan pembangunan shipyard. Sebagian besar armada yang dimiliki Perseroan melayani para pengguna kapal yang berasal dari industri minyak dan gas bumi, baik itu perusahaan domestik maupun perusahaan multinasional. Sebagaimana disebutkan diawal, sekitar 61,4 pendapatan Perseroan saat ini dikontribusi oleh Pertamina Persero yang merupakan salah satu pelanggan dengan rekam jejak yang baik. Hubungan dengan para pelanggan Perseroan telah terjalin dalam waktu yang panjang. Bahkan dengan Pertamina, Perseroan telah membina hubungan baik sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Disisi galangan kapal, disamping telah dapat melakukan kegiatan MRO Maintenance, Repair and Overhauling saat ini Perseroan juga telah mampu untuk melakukan kegiatan pembangunan kapal baru new building dan berperan serta aktif dalam proses tender- tender yang dibuka oleh para pengguna kapal.

2. Kegiatan Usaha

Perseroan bergerak dalam kegiatan usaha utama di bidang Pelayaran dan Galangan Kapal melalui Entitas Anak serta Jasa Konsultasi Manajemen. 2.1. Pelayaran Shipping Secara umum Perseroan melayani transportasi semua lini supply chain minyak dan gas dari penampungan hasil produksi minyak FSO di oil fiel, pendistribusianya ke refinery, dan kemudian kepada para pengguna energi. Diagram berikut ini menjelaskan proses dan peranan transportasi yang dilakukan oleh Perseroan dalam pengangkutan bahan minyak dan gas bumi. 134 130 Operasi Hulu Upstream 1. Perseroan menyediakan kapal jenis FSO Floating, Storage, and Offloading untuk menampung hasil hasil produksi minyak dari Anjungan Minyak Oil Field bail yang berada di tengah laut offshore maupun yang berada di daratan onshore 2. Kapal Perseroan mengangkut minyak mentah dari Anjungan Minyak atau kapal FSO ke tempat penyulingan minyak refinery 3. Hasil dari penyulingan minyak diangkut oleh kapal perseroan ke tempat penyulingan lebih lanjut untuk menghasilkan bahan bakar minyak BBM Operasi Hilir Downstream 4. BBM hasil penyulingan diangkut oleh kapal – kapal Perseroan yang lebih kecil ke depo–depo minyak untuk disalurkan ke konsumen akhir 5. Produk sampingan dari penyulingan minyak berupa gas cair juga diangkut oleh kapal gas carrier Perseroan ke depo LPG 6. Produk sampingan dari penyulingan minyak berjenis chemical diangkut oleh kapal tanker chemical Perseroan ke pelanggan 7. Kapal Perseroan juga mengangkut minyak impor dari luar Indonesia ke tempat penyulingan yang berada di Indonesia Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa operasi pelayaran yang dilaksanakan oleh Perseroan memegang peranan penting dalam menjaga suplai dan menjamin ketersediaan pasokan bahan energi minyak dan gas bumi dari sentra-sentra operasional produksi ke fasilitas produksi lanjutan seperti penyulingan refinery serta menghubungkan jaringan distribusi minyak dan gas bumi hingga sampai ke tangan konsumen akhir untuk dipergunakan sebagai bahan energi dalam kehidupan sehari-hari. Armada Kapal Perseroan Sebagaimana disebutkan diawal, saat ini Perseroan mengoperasikan 33 unit kapal dari berbagai jenis yang akan menunjang usaha persewaan kapal vessel chartering. Berikut ini dijelaskan berbagai tipe kapal yang dimiliki dan dioperasikan oleh Perseroan: 135 130 131 Oil Tanker Oil tanker yang dimiliki Perseroan ada sebanyak 18 unit kapal, diantaranya ada 2 unit VLCC dengan kapasitas besar mencapai 300.000 DWT. Ada 2 jenis oil tanker yang dimiliki yaitu crude tanker dan product tanker. Oil tanker yang dimiliki oleh Perseroan memiliki kapasitas mulai dari 1.500 DWT – 300.000 DWT. Beberapa fungsi dari oil tanker adalah sebagai berikut: - Mengangkut minyak mentah yang belum diproses dari tempat pengolahan ke kilang minyak. - Mengangkut minyak yang sudah diproses dari kilang minyak ke pasar. Chemical Tanker Chemical Tanker terdapat 12 unit kapal adalah kapal yang dibuat untuk mengangkut bahan-bahan kimia yang berbentuk cair. Rata-rata kapal ini memiliki berat antara 5000 metric tons DWT hingga 40.000 metric tons DWT. Kapal-kapal ini biasanya mengangkut bahan-bahan kimia seperti sulfur, fosfor, minyak sawit, dan sebagainya. Gas Carrier Saat ini terdapat 1 unit gas carrier biasanya digunakan untuk mengangkut LPG, LNG, dan gas kimia dengan kapasitas sebesar 4.199 DWT. FSO Carrier Floating, Storage, and Offloading Carrier adalah kapal yang digunakan untuk industri minyak dan gas lepas pantai untuk memproses hidrokarbon dan penyimpanan minyak. Saat ini Perseroan memiliki 2 unit FSO dengan kapasitas masing-masing sebesar 96.183 DWT dan 47.100 DWT. 136 132 Operasional perkapal yang dilakukan Perseroan telah mendapat beberapa sertifikasi dan peninjauan teknis sesuai dengan standar industri perkapalan international, diantara lain sebagai berikut: 1. Implementasi standar pelayaran international atau International Safety Management ISM yang dikeluarkan oleh IMO International Maritime Organisation. ISM ini telah diaudit secara berkala oleh administratif pelayaran nasional dan melalui proses peninjauan oleh biro klasifikasi internasional. Proses klasifikasi ini mencakup pemeriksaan di lingkungan kantor atas sertifikat DOC Document of Compliance, maupun di atas kapal atas sertifikat SMC Safety Management Certificate. 2. Management Perseroan telah mengimplementasikan standar OCIMF Oil Companies International Marine Forum Stage 2 mengenai TMSA Tanker Management Self Assessment yang diakui dan diterima sebagai acuan bagi mayoritas perusahaan minyak di dunia seperti, Shell, BP, Exxon Mobil dan lainnya. Dalam beberapa perjanjian transaksi persewaan kapal, terdapat keharusan bahwa Perseroan juga harus melalui proses audit dan verifikasi oleh pengguna kapal yaitu perusahaan minyak itu sendiri. Proses ini telah dilaksanakan salah satunya oleh ConocoPhillips. 3. Proses reviu keandalan Manajemen di atas kapal dan kondisi kapal itu sendiri sebagaimana yang dilaksanakanoleh semua perusahaan minyak dalam Ship Inspection Report Programme SIRE. 4. Semua kapal Perseroan memenuhi persyaratan klasifikasi International seperti Lloyd RegisterLR, American Bureau of Shipping ABS, Det Norske Veritas DNV, Germanischer Lloyd GL, Nippon Kaiji Kyokai NK, Biro Klasifikasi Indonesia BKI atau lainnya. Disamping itu pula, seluruh kapal Perseroan memiliki sertifikasi untuk Garis Muat Internasional International Load LineCertificate, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Cargo Ship Safety Construction Certificate,Sertifikasi Klasifikasi Lambung Certificate of Classification for Hull, Surat Ukur Internasional InternationalTonnage Certificate, Sertifikat Klasifikasi Mesin Certificate of Classification Machinery, Sertifikat KeselamatanPerlengkapan Kapal Barang Cargo Ship Safety Equipment Certificate dan sertifikat lainnya. 5. Perseroan memiliki standard ISO9001:2008 dan ISO 14000 yang diterbitkan oleh International Organisational for Standardisation atas sistem manajemen mutu pelayaran dan lingkungan hidup serta OHSAS18001 yang diterbitkan oleh Occupational Health Safety Advisory Services untuk proses kerja yang ramah bagi kesehatan dan keselamatan. Aktivitas Persewaan Kapal Vessel Chartering Secara umum proses persewaan kapal adalah melalui penawaran langsung serta negosiasi ataupun melalui sistem tenderbidding. Transaksi persewaan kapal, umumnya terjadi dengan salah satu metode persewaan yaitu voyage charter atau time charter. Saat ini Perseroan melayani persewaan kapal bagi beberapa perusahaan minyak dunia, salah satu yang peling besar kontribusinya adalah PT Pertamina Persero. Hal ini dikarenakan Pertamina merupakan pemegang mandat pemerintah Indonesia untuk mengolah seluruh hasil minyak dan gas di Indonesia. Seluruh jatah pemerintah biasanya sekitar 65 - 85 tergantung perjanjian dengan kontraktor hasil minyak dan gas alam dikendalikan pertamina. Sehingga mayoritas pasar angkutan domestik oil and gas adalah untuk Pertamina. Terlepas dari hal diatas, perseroan terus berusaha melakukan diversifikasi dengan cara: 1. Downstream = menawarkan layanan kepada stakeholder offtaker Pertamina, seperti pabrik pabrik petrochemical seperti chandra asri, indorama, Mitshubishi, dan lainnya. 2. UpStream = menawarkan jasa jasa penunjang produksi minyak dan gas seperti FSO kepada kontraktor rekanan pemerintah sepert Conoco Phillips, dan lainnya. 3. Import = Melayani import crude oil serta produk produk lainnya dari luar negeri. 4. Palm Oil = Membuka layanan pada industri industri kelapa sawit seperti Wilmar, Golden Agri, Asian Agri, dll yang mana Indonesia merupakan negara exportir terbesar dunia. Berikut ini penjelasan metode sewa yang umum diterapkan oleh perusahaan kapal kepada pelanggannya: a. Pengangkutan Kargo Voyage Charter Perseroan melakukan pengangkutan kargo dengan jumlah dan jenis yang khusus dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai permintaan pelanggan penyewa. Perhitungan imbalan jasa pengangkutan ditetapkan berdasarkan jumlah dan jenis kargo yang dibawa, serta jarak tempuh kapal. Pelanggan kemudian menetapkan tanggal kedatangan kapal di pelabuhan muat, perkiraan waktu untuk pemuatan dan pembongkaran kargo, dan lamanya perjalanan. Dengan skema tersebut, pihak penyewa akan membayar kepada perusahaan imbalan atas sewa kapal dan perusahaan menanggung semua biaya termasuk biaya perjalanan, bahan bakar, pelabuhan, awak kapal serta biaya operasional lainnya. Total pendapatan Perseroan yang berasal dari model bisnisSpot Charter pada tahun 2011, 2012, 2013 dan untuk periode 6 enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 masing-masing adalah USD20.353.255, USD18.172.124, USD40.801.995 dan USD12.493.191. 137 132 133 b. Penyewaan Kapal Time Charter Perseroan melakukan penyewaan kapal kepada para pelanggan untuk periode yang telah ditentukan dengan imbalan sewa hasil negosiasi antara kedua belah pihak. Selama periode penyewaan, pihak penyewa bertanggung jawab untuk membayar seluruh biaya perjalanan, termasuk bahan bakar dan pelabuhan, serta imbalan keagenan. Di sisi lain, sebagai pemilik kapal, Perseroan bertanggung jawab atas awak kapal termasuk kebutuhan sehari-hari, pemeliharaan kapal, suku cadang dan biaya operasional lainnya, dimana seluruh biaya ini telah diperhitungkan dalam imbalan sewa yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam beberapa kontrak tertentu, biaya-biaya tersebut dapat dibebankan kepada para penyewa. Secara garis besar, dalam skema timecharter, pelanggan menyewa kapal dan awak kapal secara penuh selama periode tertentu dan dapat secara langsung mengarahkan kemana kapal harus pergi dan muatan apa yang akan dibawa. Perhitungan untuk penyewaan kapal jenis ini adalah berdasarkan waktu time. Total pendapatan Perseroan yang berasal dari model bisnis Time Charter pada tahun 2011, 2012, 2013 dan untuk periode 6 enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 masing-masing adalah sebesar USD44.778.512, USD52.783.473, USD61.696.073 dan USD37.223.934. Secara umum, tidak ada perbedaan signifikan dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh staf Perseroan dalam melakukan transaksi sewa kapal baik itu dengan metode spot charter maupun time charter. Sebagaimana digambarkan dengan flow chart dibawah ini, diketahui bahwa Perseroan akan melakukan pengecekan ketersediaan kapal dan inspeksi fisik pada saat telah diterimanya kontrak persewaan untuk suatu periode tertentu. Ketersediaan kapal juga akan menentukan langkah Manajemen Perseroan apakah harus melakukan pembelian kapal baru atau mengalokasi unit yang tersedia. Dalam banyak kasus, perusahaan pelayaran hanya akan melakukan penambahan unit armada kapal baru apabila sudah diketahui secara pasti bila perusahaan tersebut memenangkan tender persewaan kapal baru, mengingat investasi pembelian kapal umumnya sangat besar, tergantung dari spesifikasi yang diperlukan. Dalam beberapa perjanjian, terdapat window period yang memberikan fleksibilitas bagi perusahaan pelayaran termasuk Perseroan untuk proses pencarian atau pembelian kapal yang akan disewa. Proses penagihan jasa sewa kapal akan bergantung pada metode sewa yang dipakai pada setiap kontrak. Untuk spot voyage charter, biaya sewa kapal dapat diselesaikan oleh pengguna kapal apabila transportasi barang telah sampai di tempat tujuan, namun apabila menggunakan time charter maka proses penagihan akan dilakukan secara berkala sesuai dengan perjanjian. Demikian pula halnya dengan klausul pembebanan biaya bahan bakar, perawatan, perbaikan dan overhaul, untuk spotvoyage charter, maka komponen biaya-biaya tersebut ditanggung oleh Perseroan, sedangkan untuk time charter maka akan dibebankan ke pengguna kapal. Alur Proses Sewa Kapal Sumber: Perseroan Saat ini Perseroan melayani persewaan kapal bagi beberapa perusahaan minyak dunia, salah satu yang peling besar kontribusinya adalah PT Pertamina Persero. Namun demikian, Perseroan senantiasa berupaya untuk dapat lebih mendiversifikasi pelanggan seiring dengan penambahan jumlah kapal dimasa yang akan datang. Durasi persewaan kapal yang dilayani oleh Perseroan adalah mulai jangka pendek dalam hitungan per trip 138 134 maupun hingga 10 tahun. Sedangkan perbandingan komposisi pendapatan dari voyage charter dan time charter, telah dibahas pada Bab V Analisa dan Pembahasan Manajemen. Daerah operasi utama Perseroan untuk kegiatan vessel charteringadalah meliputi perairan Indonesia dan beberapa rute internasional seperti Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah. a. Galangan Kapal Shipyard Dalam rangka mendukung kegiatan usaha pelayaran yang terintegrasi, Perseroan pada tahun 2009 mendirikan Entitas Anak yang fokus pada bisnis galangan kapal, yaitu PT Multi Ocean Shipyard MOS di Tanjung Balai, Karimun, di Kepulauan Riau yang mana menyediakan jasa Maintance, Repair and Overhauling MRO kapal serta membangun kapal baru new building. Sumber: Perseroan Secara geografis, lokasi yang berada di Tanjung Balai, Karimun, Kepulauan Riau ini memberikan beberapa keunggulan bagi operasional galangan kapal, yaitu : 1. Lokasi di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran Internasional yang paling ramai di dunia sehingga memberikan kemudahan bagi kapal– kapal yang akan melakukan perawatan di galangan tidak memerlukan banyak dana untuk mobilisasi dan demobilisasi, dan menjadi lebih efisien dari segi waktu dan biaya; 2. Letak galangan dekat dengan Singapore kira-kira 1.5 jam dari harbour front center dengan ferry yang mana telah memiliki industri maritim yang telah maju, sehingga galangan mendapatkan akses kontraktor kontraktor berpengalaman dimulai dari kontraktor designer drawing kapal, hingga pengerjaan repair tingkat tinggi seperti berbagai kontraktor automation boiler, dan lainnya di singapura; 3. Terletak di daerah Free Trade Zone sehingga memberikan insentif lebih dalam proses bea cukai untuk memasukkan barang dan biaya tenaga kerja ahli dari negara lain; 4. Luas tanah 219 ha, dengan panjang garis pantai yang dikuasai galangan Perseroan mencapai 1.3km sehingga memberikan kemudahan akses bagi kapal-kapal untuk bersandar; dan 5. Kedalaman air laut draft yang mencapai 12m, yang memberikan kemampuan lebih untuk dapat melakukan pekerjaan MRO dan new building untuk kapal berukuran besar dan dapat masuk kedalam galangan. Sebagai perbandingan rata-rata galangan di batam lokasinya hanya memiliki kedalaman 5-6m. Meskipun tergolong masih baru dalam mengoperasikan galangan kapal, namun Perseroan telah memiliki kemampuan untuk menjalankan lini usaha ini dengan profesional. Hal ini dapat dilihat dari luasan jasa galangan yang ditawarkan kepada pemilik kapal; bukan hanya terbatas pada pekerjaan docking semata, namun mampu pula untuk menerima order pembuatan kapal atau fabrikasi platforms yang digunakan pada proses penambangan minyak dan gas bumi lepas pantai offshore. Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai jenis dan kapasitas dari fasilitas galangan kapal yang dimiliki oleh Perseroan hingga diterbitkannya Prospektus ini: 139 134 lai, 135 Sumber: Perseroan Hingga saat diterbitkannya Prospektus ini, galangan kapal Perseroan telah memiliki pengalaman untuk membangun kapal baru hingga kapasitas medium tanker yaitu sebesar 17.500 DWT. Selain itu hingga Juni 2014, Karyawan Darat yang dimiliki oleh Perseroan untuk membantu menjalakan usaha Galangan Kapal Shipyard berjumlah 125 orang. Lamanya proses pekerjaan MRO maupun pembangunan kapal akan sangat bergantung dari spesifikasi pekerjaan galangan yang akan dilakukan maupun perawatan yang perlukan. Berikut ini penjelasan secara grafis dari proses pembangunan kapal baru. Alur Proses Pekerjaan Pembangunan Kapal Baru Sumber: Perseroan Pada umumnya pekerjaan pembangunan kapal tanker berukuran sedang hingga kapasitas 17.500 DWT bisa memakan waktu dua tahun sejak diterimanya order hingga delivery kepada pemilik kapal. Untuk mendapatkan order pembangunan kapal baru, umumnya pemilik galangan juga akan ikut serta dalam proses tender yang dibuka oleh pemesan, misalnya Pertamina Persero. Dari tender ini, pemesan akan menilai berbagai hal menyangkut teknis kemampuan, pengalaman serta harga penawaran yang dikehendaki. Pemilihan perusahaan galangan yang diajak bekerja sama adalah keputusan final dari pemesan kapal sendiri. 140 136 Proses pembangunan kapal dilanjutkan dengan pekerjaan designdrawingclass approval kapal beserta spesifikasi teknis. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan makerlistmachineryspecifationequipment, vendor untuk penyedia jasa tenaga kerja ahli dan penyedia komponen kapal. Setelah proses procurement selesai, maka proses pembangunan kapal tahap fabrikasi, perakitan, pengecatan bisa dimulai steel cutting, keel laying, launching, delivery. Disetiap tahapan pembangunan akan dipantau inspeksi atas kesesuaian hasil dengan spesifikasi awal yang ditentukan. Setelah kapal selesai dibangun, maka akan dipersiapkan untuk proses sea trial dan uji coba. Apabila seluruh proses telah berhasil maka, kapal yang dihasilkan akan segera diserahterimakan kepada pemesan. Pembangunan kapal baru newbuilding diawasi secara ketat tahapan - tahapan pembangunannya oleh badan klasifikasi international yang diakui dunia seperti LR, GL, DNV, NK, BV dan ABS sesuai dengan standard peraturan keselamatan kapal dunia yang disepakati semua badan klasifikasi yang tergabung dalam the “International Association of Classification Society IACS. Pengawasan class Dimulai dari tahap design yang harus di approved oleh class, kemudian pelaksanaannya dari Welding, bahan bahan raw materials seperti baja, kabel, mesin, dan lainnya harus disertifikasi class, serta erection, construction, dan lainnya. Pengakuan pendapatan atas pekerjaan pembangunan kapal, serta realisasi pembayaran dari customer secara akuntansi akan diakui dengan metode persentase penyelesaian percentage of completion method: - 20 Contract Signing - 20 Steel Cutting - 20 Keel Laying - 20 Launching - 20 Delivery MRO Repair Berdasarkan aturan dari IACS, setiap kapal wajib untuk melaksanakan maintainance dibawah air setiap 2.5 tahun Intermediate Survey dan 5 tahun special survey sekali. Dalam scope survey ini, kapal diwajibkan untuk naik dock untuk pengecekan, repair serta maintenance bagian-bagian kapal yang dibawah garis air. Semua kegiatan repair ataupun maintainance selama kapal tersebut drydock diawasi secara ketat oleh class IACS, terlebih tindakan tindakan yang major harus mendapatkan approval class terlebih dahulu sebelum dikerjakan. Tidak terlalu jauh berbeda dengan alur proses pembangunan kapal, untuk pekerjaan perawatan MRO alur proses pekerjaannya akan dimulai sejak diterimanya order perawatan dari pemilik kapal. Pekerjaan MRO akan memakan waktu lebih singkat apabila hanya berupa perawatan berkala. Alur Proses Pekerjaan Perawatan, Perbaikan dan Overhauling di Galangan Kapal Sumber: Perseroan 141 136 137 Operasional galangan kapal tidak luput dari pengamatan manajemen mutu. Selain ISO yang juga diterapkan dalam operasional pelayaran secara umum, seluruh pekerjaan di galangan harus sesuai dengan ketentuan dari biro klasifikasi internasional yaitu International Association of Classification Societies IACS yang melakukan pantauan terhadap proses termasuk drawing, designing, fabrikasi, welding, pengecatan dan proses uji layar. Disamping itu, kepatuhan dari sisi HSEQ Health, Safety, Environment Quality juga merupakan poin yang harus diterapkan secara baik. 3. Keunggulan Kompetitif Perseroan dipercaya memiliki beberapa keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai jual dalam menjalankan usaha-usaha perlayaran berupa persewaan dan galangan kapal adalah sebagai berikut: 3.1 Keunggulan kompetitif pada bidang usaha pelayaran: 1. Penyediaan layanan pelayaran yang terintegrasi. Perseroan mampu melayani kebutuhan transportasi minyak dan gas bumi serta bahan komoditas lain seperti minyak kelapa sawit dan bahan kimia secara menyeluruh dari operasi hulu atau upstreamoil field ke refinery sampai operasi hilir atau downstreamrefinery ke depo daerah.Kemampuan Perseroan dalam menyediakan layanan pelayaran dengan cakupan yang luas didukung dengan jumlah armada yang mencapai 33 unit kapal tanker dari berbagai jenis, termasuk 2 unit FSO dan 2 unit VLCC Very Large Crude Carrier. Disamping itu berbagai ukuran kapal tanker yang dimiliki Perseroan dari yang terkecil 1.100 DWT hingga terbesar 300.000 DWT, penggunaan kapal yang sesuai dengan kapasitas pelabuhanSPM di Indonesia yang beranekaragam kapasitasnya. Secara jumlah kapasitas keseluruhan yang mencapai sekitar 1.200.000 DWT, Perseroan dimungkinkan untuk ambil bagian lebih dari porsi pengangkutan minyak gas melalui laut. Data riset Global Business Guide Maret 2014 menyebutkan pangsa pasar Perseroan dalam pengangkutan minyak gas, saat ini mencapai sekitar 15 dari seluruh porsi kargo minyak gas yang diangkut di dalam negeri. Hal ini bukan tidak mungkin untuk terus bertumbuh seiring dengan penambahan armada kapal Perseroan dimasa yang akan datang.

2. Peluang pertumbuhan yang positif dari implementasi asas Cabotage.