147 142
143
NO DOKUMEN
INSTANSI PENERBIT NAMA KAPAL
PELABUHAN TERDAFTAR
MASA BERLAKU
18 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
MT. ALICE XXV JAKARTA
03062015 19
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT MT. ALMIRA XXII
JAKARTA 28102014
20 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
MT. ASUMI XXVI JAKARTA
20032017 21
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT SUCCESS VICTORY
JAKARTA 25092015
22 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
GAS SOECHI XXVIII JAKARTA
12042016 23
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT SUCCESS PIONEER
JAKARTA 04102015
24 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
SUCCESS CHALLENGER XXXVII
JAKARTA 21052016
25 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
SUCCESS PEGASUS JAKARTA
15042016 26
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT ALINA XXIII
JAKARTA 07022016
27 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
ARENZA XXVII JAKARTA
04012016 28
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT SOECHI ASIA XXIX
JAKARTA 18082016
29 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
SUCCESS ENERGY XXXII
JAKARTA 22112014
30 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
SUCCESS MARLINA XXXIII
TOKYO 10052015
31 INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
SUCCESS OCEAN XXX JAKARTA
01072015 32
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT SUCCESS TOTAL XXXI
JAKARTA 22062015
9. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan meningkatkan nilai bagi pemegangsaham, Perseroan senantiasa menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan
usahanya. Perseroanberkomitmen untuk memperhatikan etika bisnis yang transparan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yangberlaku. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan
serta telah menunjukKomisaris Independen dan Direktur Tidak Terafiliasi. Di samping itu, Perseroan juga telah membentuk Komite Audit sebagaimana dipersyaratkan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
148 144
10. Corporate Social Resposibility CSR
Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan CSR secara berkelanjutan. Beberapa contoh program CSR yang dilakukan oleh perusahaan adalah :
1. Program yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat Indonesia yang membutuhkankekurangan dan
menjaga lingkungan hidup yang lebih baik, maka Perseroan bekerjasama dengan yayasan Tzu Chi dan DAAI TV untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, antara lain :
a. Kegiatan membantu korban banjir di tahun 2012 b. Kegiatan menanam pohon mangrove bakau
Besaran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sekitar 500 juta untuk tahun 2011 dan 620 juta untuk tahun 2012.
2. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan masa depan bangsa, terutama putraputri militerPegawai Negeri Sipil TNI Angkatan Laut, maka perseroan memberikan bantuan beasiswa sekolah
kepada putraputri militerPegawai Negeri Sipil TNI Angkatan Laut yang berprestasi, ditunjukkan dengan penandatangan Piagam Kesepakatan pada tanggal 17 Juli 2013 dengan besaran dana yang dikeluarkan
adalah sebesar satu miliar Rupiah.
149 144
X. PROSPEK INDUSTRI JASA PELAYARAN DAN GALANGAN
KAPAL DI INDONESIA
1. Umum
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, kegiatan jasa pelayaran dan galangan kapal banyak mewarnai aktivitas perdagangan di Indonesia.Negara
Indonesia memiliki letak yang strategis di jalur utama perdagangan dunia. Kombinasi dari populasi sebesar 240 juta penduduk terbesar keempat di dunia, kebutuhan yang besar akan transportasi laut Indonesia sebagai
negara kepulauan berjumlah 17.000 pulau, dan permintaan domestik yang kuat sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi 5-7 persen, bahkan pada saat terjadi penurunan ekonomi dunia, mengakibatkan prospek
yang cerah bagi industri pelayaran dan galangan kapal.
Pada industri pelayaran, kemudahan akses kapal-kapal berbendera asing telah menghambat perkembangan perusahaan pelayaran domestik, hingga pada suatu saat kebijakan Asas Cabotage diperkenalkan pada tahun
2005. Asas Cabotage merupakan peraturan pemerintah yang mengharuskan pengapalan barang di Indonesia dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia. Aturan ini telah lazim di terapkan di berbagai negara termasuk di
Amerika Serikat melalui US Jones Act.
Sejak saat itu, perusahaan pelayaran domestik bertumbuh pesat seiring dengan perkembangan captive market domestik, dengan estimasi total nilai investasi sebesar USD16 miliar, berdasarkan data Indonesia National
Shipowners Association INSA. Kebijakan tersebut akan terus memberikan keuntungan pada perusahaan pelayaran domestik di Indonesia dimana volume pelayaran nasional yang terus berkembang seiring dengan
peningkatan perdagangan antar pulau, regional dan internasional.Pencabutan pengecualian atas Asas Cabotage terhadap kapal skala besar yang melayani industri minyak dan gas lepas pantai akan juga meningkatkan
galangan kapal domestik yang mempunyai kapasitas untuk melayani kapal jenis tersebut, sebagaimana perusahaan pelayaran yang dapat menyewa kapal tersebut akan memiliki akses eksklusif ke captive market
dengan permintaan yang akan selalu meningkat.
2.Perkembangan Industri Pelayaran dan Galangan Kapal di Indonesia 2.1. Perkembangan Industri Pelayaran
Di Indonesia, perkembangan industri pelayaran secara historis dapat dilihat pada indikator sebagai berikut: Berdasarkan data Kementerian Perhubungan pada tahun 2013, terjadi peningkatan jumlah armada lebih
dari dua kali lipat dari tahun 2005 sampai dengan 2013, yaitu sebesar 6.041 unit menjadi 12.972 unit. Peningkatan kapasitas armada Indonesia meningkat tiga kali lipat dari 5.67 juta Gross Tonnage GT
pada Mei 2005 menjadi 17,89 juta GT pada Juli 2013. Total jumlah perusahaan pelayaran naik dari 2.071 perusahaan pada tahun 2005 menjadi 3.328
perusahaan pada tahun 2012. Jumlah angkutan laut dalam negeri naik dari 206.339.130 ton pada tahun 2005 menjadi 355.023.728 ton
pada tahun 2012, dengan total pangsa pasar perusahaan pelayaran nasional naik dari 55,5 pada tahun 2005 menjadi 99 pada tahun 2012. Pangsa pasar perusahaan pelayaran nasional bidang
pengiriman ekspor impor naik dua kali lipat dari 5 pada tahun 2005 menjadi 10 pada tahun 2012.
Sektor pelayaran komersial small-scale shipping, pioneer shippingdanspecial shipping diperkirakan telah mencatatkan pertumbuhan terbesar yaitu tiga kali lipat dari 3.167 unit pada tahun 2005 menjadi
8.738 unit pada tahun 2012. Dengan adanya asas Cabotage, perusahaan pelayaran domestik bisa menguasai hampir keseluruhan pangsa
pasar pengiriman barang domestik. Industri pelayaran di Indonesia sudah sejak lama berkembang terus setiap tahunnya dengan pesat seiring
dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia, berkembangnya pendapatan masyarakat kelas menegah, pengembangan wilayah timur Indonesia, serta penemuan ladang minyak dan gas yang baru. Apalagi situasi
negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, praktis moda transportasi barang antar pulau yang paling ekonomis dalam skala besar yang memungkinkan adalah kapal.
Kebutuhan kapal Pertamina sebagai pemegang mandat pelaksana distribusi bbm didalam negeri, misalnya, sudah sejak lama meningkat terus setiap tahunnya. Lokasi refinery Pertamina yang cenderung di bangun di
daerah barat Indonesia yang padat penduduk, mengharuskan pemakaian kapal untuk distribusi BBM nya ke daerah daerah seperti kalimantan, sulawesi, apalagi papua, dan lainnya.
Namun, sebelum implementasi asas cabotage tahun 2005, perkembangan yang besar ini sebagian dinikmati para perusahaan pelayaran asing terutama Kapal kapal berukuran besar yang memerlukan investasi jumlah
besar kebanyakan di kuasai oleh kapal bendera asing.
150 Menyadari besarnya potensi pasar transportasi laut ini dan pentingnya peran kapal kapal niaga dalam ketahanan
nasional mendistribusikan energi dan barang barang antar pulau dalam negeri, pemerintah Pada tahun 2005 mengimplementasikan asas cabotage yang mengharuskan penggunaan bendera Indonesia untuk pengangkutan
barang dalam negeri. Sejak saat itu, antara tahun 2005 - 2012, perusahaan pelayaran dalam negeri berlomba lomba berinvestasi
membeli kapal kapal bendera Indonesia untuk menggantikan kapal kapal asing yang kebanyakan berukuran besar besar.
Perseroan sendiri sebagai perusahaan nasional yang telah berkecimpung di kapal selama lebih dari 30 tahun, memanfaatkan momentum ini berinvestasi kapal kapal besar bendera asing. Apalagi dengan rendahnya harga
kapal second hand di tahun 2008 pasca krisis ekonomi dunia. Perseroan misalnya berhasil membeli kapal bendera Indonesia terbesar berukuran 300,000 ton untuk melayani pengangkutan minyak mentah dari Saudi
Arabia ke refinery di Indonesia, kapal tersebut di kontrak jangka panjang lebih dari 10 tahun. Selain dari sektor minyak dan gas, Indonesia juga merupakan penghasil minyak kelapa sawit CPO yang
terbesar di dunia dan jumlahnya terus berkembang sepanjang tahunnya. Hal ini turut menunjang industri pelayaran karena CPO membutuhkan kapal angkuta cair tanker untuk mendistribusikan antar pulau.
Kedepan industri pelayaran nasional akan terus berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia, karena setiap kenaikan permintaan energi atau barang akan selalu diiringi dengan kapalnya. Dan juga
implementasi asas cabotage yang secara tak langsung menjaga keseimbangan supply dan demand tonase kapal lokal.
Pengenalan Jenis Tanker
Secara garis besar yang membedakan setiap jenis tanker adalah kapasitas daya tampung
dan ukuran dimensi panjang kapal. 1. Coastal tanker
Kapal coastal tanker merupakan kapal dengan daya angkut DWT dibawah
10,000 ton yang digunakan untuk distribusi BBM dan Gas langsung ke daerah-daerah
di seluruh Indonesia dari refinery atau depo. Kapal yang panjangnya kurang dari 205 m
ini dapat dengan mudah masuk ke dalam sungai sungai dangkal sehingga BBM dapat
langsung disalurkan ke depo penyimpanan darat untuk selanjutnya di bawa ke pompa
bensin dengan truk.
2. Hanydize General Purpose tanker Kapal ini memiliki daya angkut antara 10,000 - 20,000 ton dan biasa digunakan untuk mengangkut chemical
dan BBM dari refinery ke pabrik petrochemical atau refinery lainnya yang lebih kecil. 3. Merium Range MR
Kapal ini umumnya berdaya angkut antara 30,000 - 50,000 ton DWT, dan merupakan size yang umum digunakan untuk distribusi crude dan BBM:
- Crude = Dari Oil Field FSO ke Refinery - BBM = Impor dari luar negeri ataupun parcel besar dari refinery ke depo depo penyimpanan besar
Kapal ini memiliki flexibility yang baik karena dapat muat bongkar baik lansung sandar di dermaga ataupun di tengah laut melalui Single Point Mooring SPM. Kapasitas nya pun sangat cocok dengan parcel penjualan
crude maupun BBM jarak medium yang biasa nya antara 200,000 - 350,000 barrel.
4. Aframax tanker Peran utama kapal ini adalah dalam distribusi crude oil dari Oil Field ke Refinery. Berdaya angkut sekitar
100,000 ton, kapal biasa memuat antara 600,000 - 700,000 barrel crude oil baik tipe light ataupun heavy yang memerlukan heating. Karena ukurannya yang besar, serta draft yang dalam, kapal biasa tidak sandar di
dermaga melainkan hanya di tengah laut bongkat muat melalui SPM.
151 5. Very Large Crude Carrier VLCC
Kapal ini digunakan untuk transportasi crude jarak jauh. Umumnya rute-rute nya adalah dari Arabian Gulf AG dan West Africa dengan tujuan ke Asia atau Europe atau America. Sekali angkut, kapal ini mampu
memuat 1,800,0000 - 2,300,000 barrel 300,000 ton crude oil. Kapal ini berukuran sangat besar, memiliki panjang sampai 330 m, lebar 60 m, dan dalam 30 m, sehingga
operasi bongkarmuat hampir selalu di lepas pantai melalui SPM.
6. Suezmax tanker Sesuai dengan namanya, kapal tanker dengan spesifikasi suezmax dibangun untuk dapat melewati kanal
Terusan Suez di kawasan Timur Tengah. Tanker jenis ini memiliki dimensi lengthbeamdraft dengan ukuran 285m45m23m dan mampu menampung beban seberat 125.000 sampai 180.000 DWT.
7. ULCC Ultra Large Crude Carrier ULCC merupakan jenis kapal tanker terbesar dalam jajaran armada kapal dengan dimensi yang dapat
mencapai 415m63m35m lengthbeamdraft dan kapasitas tampung lebih dari 320.000 DWT. Ukuran ini sangat tidak flexible dan sudah tidak lagi di produksi.
2.2. Perkembangan Industri Galangan Kapal
Pada sektor galangan kapal, Pemerintah Indonesia telah menyadari sejak lama mengenai potensi besar maritim di dalam negeri, namun Pemerintah sendiri belum berhasil menerapkan kebijakan yang tepat dan cara yang
efektif yang dapat mengembangkan industri galanga kapal ini. Perhatian Pemerintah lebih condong ke sektor transportasi darat, sehingga menyebabkan industri kendaraan bermotor menjadi fokus utama dalam skema
pengembangan negara.
Setelah jaman kemerdekaan, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi semua perusahaan Belanda pada tahun 1960, mengkonversi lima galangan kapal milik Belanda di Jakarta, Surabaya dan Palembang menjadi
Badan Usaha Milik Negara BUMN. Secara berturut-turut pada tahun 1960an dan 1970an, setidaknya ada tambahan lima galangan kapal berstatus BUMN dan enam galangan kapal milik swasta yang dibangun, dimana
di antaranya yang paling menonjol adalah pembangunan sebuah BUMN yaitu PT Pabrik Kapal Indonesia PAL Shipyard Indonesia pada tahun 1980 di Surabaya. PT Pabrik Kapal Indonesia, pada saat ini merupakan
perusahaan galangan kapal yang memiliki kapasitas terbesar di Indonesia. Pada tahun 1990 dan 1991, pemerintah meleburkan galangan kapal-galangan kapal BUMN di wilayah barat Indonesia menjadi Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari DKI Shipyard.
Beberapa pengembangan penting dalam industri galangan kapal di Indonesia disajikan dalam potret beberapa peristiwa penting sebagai berikut:
Industri galangan kapal Indonesia telah ada dan bertumbuh secara berkesinambungan, tetapi laju pertumbuhannya masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan di negara-negara lain seperti
Cina, Vietnam dan Filipina, serta India yang memiliki luas perairan yang lebih kecil, mampu melampaui pertumbuhan industri galangan kapal di negara Indonesia.
152 Perkembangan yang tergolong kurang ini disebabkan oleh sulitnya memasukan barang dan jasa dari luar negeri
kebijakan bea cukai dan perpajakan yang berbelit belit, sedangkan industri galangan kapal sanget bergantung dengan raw materials seperti plat besi, mesin mesin, dan lainnya yang di manufaktur di luar negeri, serta jasa
jasa kontraktor kontraktor asing di luar negeri. Sehingga galangan galangan kapal di dalam negeri seperti di Dock Kodja Bahari di jakarta sering delay karena menunggu spare part yang datang dari luar negeri di clearance oleh
bea cukai. Menyadari keterbatasan ini, pemerintah beberapa waktu yang lalu memberlakukan daerah free trade zone FTZ
di pulau Batam, dan Karimun di provinsi kepulauan riau. Peraturan FTZ ini memperbolehkan barang dan jasa dari luar negeri untuk masuk keluar kawasan FTZ secara cepat dan bebas pajak dan cukai. Peraturan ini disambut
baik para perusahaan galangan kapal baik di dalam maupun luar negeri, mereka berinvestasi membangun galangan di batam, antara lain PT ASL, Drydock world, dan lainnya. Dalam kesempatan ini, perseroan juga
membangun galangan kapal di Karimun yang lahannya besar 232 hektar dan kedalaman lautnya tergolong dalam 12 m bila dibandingkan dengan batam 5-7 m.
Seperti yang dibahas dalam prospektus Bab IX bagian prospek usaha, pertumbuhan armada kapal nasional pasca implementasi asas cabotage tahun 2005 - 2012 yang sangat besar, tidak dibarengi dengan pertumbuhan
fasilitas galangan sehingga kapal kapal yang sekarang sudah waktunya drydocking harus menunggu antrian panjang untuk drydocking, sebagian malah harus berlayar ke China untuk drydocking. Kesempatan lunjakan
permintaan ini dimanfatkan galangan kapal nasional untuk menerapkan harga tinggi untuk jasa jasa drydocking. Belum lagi untuk market bangunan baru yang mana permerintah sedang giat giatnya mencanangkan
pembangunan kapal di dalam negeri. Industri galangan kapal saat ini sedang dalam tahap pembangunan untuk mengejar ketinggalan dengan jumlah
armada kapal nasional, dan kedepan, industri ini juga akan terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah kapal di Indonesia.
3. Data Statistik Industri Pelayaran dan Galangan Kapal Nasional Industri Pelayaran