06 3 14 2 72 1 72 1 Prospektus Awal Soechi Lines FINALBAHASA

164 • • Di ba w a h i ni di saj ikan po s isi e kui tas pro form a Pe rseroan p ad a tan ggal 30 Jun i 2014 sete la h me m pe rh itun gk an d amp a k da ri dilaku k a nny a Pe na w a ran Umum i ni : T A BEL PROF ORM A EK UITA S P A D A T A NGG A L 30 J U NI 2014 Ura ia n Mo d a l Dit e mp a tk a n da n Dis e tor pe n u h T am b ah an mo d a l d is e tor Sa ld o La ba Kepe n ti n g a n n on pe nge nda li J u mla h Ek ui ta s D icad an g kan B e lu m d icad an g kan Pos is i e k ui ta s m e nur ut l a por a n k e ua nga n pa da ta ngga l 3 J uni 2 1 4

57. 06

4. 3

5 6

65. 14

1. 2

7 6 7 .284 .2 8

44. 72

7. 1

9 5 1 4 7 .109 1 7 4 .364 .2 1 6 P er u b ah an ek ui ta s s et e la h t a n g g a l 30 Ju ni 2 01 4 , jika d ias um si k a n ter jadi p a d a t ang g al t er se but : - P e n a w a ran Um u m P e rda n a s e ju mla h ● ● sah am d en ga n H a rg a P en aw ar a n R p● ,- p er sah am se te lah di ku ra n gi e s tim a s i bi a ya P enaw ar a n U m u m yang d ita ng gu ng P er ser oa n d a n har g a n o mi n a l Rp100 ,- set ia p s aham ● ● - - - ● Pr of o rm a e k ui ta s pa da t a ngga l 3 J uni 2 1 4 set el ah P e n a w ar an U m u m P e rd an a Sa ha m ● ● 7 .284 .2 8

44. 72

7. 1

9 5 1 4 7 .109 ● 165

XII. PERPAJAKAN

Perpajakan Untuk Pemegang Saham Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf f Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentangPajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008berlaku efektif 1 Januari 2009, penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima olehPerseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atauBadan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempatkedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruhsyarat-syarat di bawah ini terpenuhi: • Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan • Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yangmenerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25dari jumlah modal yang disetor Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234PMK.032009 tanggal29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan KepadaDana Yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak maka penghasilan yang diterima atau diperoleh danapensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal antara lain berupadividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia tidak termasuksebagai objek Pajak Penghasilan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan PemerintahNo. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham diBursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06PJ.41997 tanggal 20 Juni 1997perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi PenjualanSaham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1 dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5 dari nilai saham perusahaan yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum; 3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun, apabila pemilik saham pendiri tidakmemilih untukmemenuhi kewajiban perpajakan dengan cara membayar tambahan Pajak Penghasilan final 0,5 tersebut, maka penghitungan Pajak Penghasilan atas keuntungan penjualan saham pendiri dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Dividen YangDiterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, maka penghasilan berupa dividenyang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dikenai Pajak Penghasilansebesar 10 dari jumlah bruto dan bersifat final. Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri termasuk Bentuk Usaha Tetap yang tidakmemenuhi ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf f Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun2008 di atas, maka atas pembayaran dividen tersebut dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal23 sebesar 15 dari jumlah bruto sebagaimana diatur di dalam Pasal 23 ayat 1 Undang-undangNo. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undangNo. 36 Tahun 2008. Lebih lanjut, sesuai ketentuan Pasal 23 ayat 1a maka apabila WajibPajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dividen tersebut tidak memiliki Nomor PokokWajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100 dari tarif yang semula dimaksud atausebesar 30 dari penerimaan brutonya. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh WajibPajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c Undang-undang No. 36Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yangdibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 sepuluhpersen dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal17 ayat 2d diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atasDividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. 166 Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20 dari kas yangdibayarkan dalam hal dividen tunai atau 20 dari nilai pari dalam hal dividen saham atau tarif yanglebih rendah dalam hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk darisuatu Negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda P3B denganIndonesia, dengan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Direktur JenderalPajak No. PER-61PJ2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,sebagaimana telah diubah dengan PER- 24PJ2010. AgarWajib Pajak Luar Negeri WPLN tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B,maka sesuai denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61PJ2009 tentang Tata Cara Penerapan PersetujuanPenghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24PJ2010, Wajib Pajak LuarNegeri diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili SKD Certificate of Domicile of NonResident for Indonesia Tax Withholding yaitu: 1. Form-DGT 1 atau; 2. Form-DGT2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen serta WPLN yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra dan merupakan subjek pajak di negara mitra; 3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara mitra tidak berkenan menandatangani Form DGT-1 DGT-2, dengan syarat: • Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris; • Diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010; • Berupa dokumen asli atau dokumen fotokopi yang telah dilegalisasi oleh Kantor PelayananPajak tempat salah satu PemotongPemungut Pajak terdaftar sebagai Wajib Pajak; • Sekurang-kurangnya mencantumkan informasi mengenai nama WPLN; dan • Mencantumkan tanda tangan pejabat yang berwenang, wakilnya yang sah, atau pejabat kantorpajak yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara dengan tanda tangansesuai dengan kelaziman di negara mitra P3B dan nama pejabat dimaksud. Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuaidengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62PJ2009 tentang Pencegahan PenyalahgunaanPersetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25PJ2010tanggal 30 April 2010 maka WPLN wajib memenuhi persyaratan sebagai Beneficial Owner atau pemilikyang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI. Kewajiban Perpajakan Perseroan Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2011 atas PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh pasal 4 2, PPh pasal 29 dan PPN telah dipenuhi oleh Perseroan. Seluruh kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2011, telah dibayarkan pada masa penyampaian SPT pada bulan April 2012 dengan demikian Perseroan tidak memiliki kewajiban perpajakan lagi nihil. Transaksi Perseroan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa wajib memperhatikan ketentuan pasal 18 ayat 4 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 43 tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 32 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 167 • • • • •

162

XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN

Para pemegang saham baru yang berasal Penawaran Umum ini akan memperoleh hak-hak yang samadan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk menerima dividen. Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pembagian dividen dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPS Tahunan. Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapatdibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian divideninterim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksisetelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimanaterjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telahdibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jikadividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham. Perseroan tidak berencana untuk membagikan dividen kas untuk tahun buku 2014, karena sesuai dengan proyeksi keuangan Perseroan, seluruh keuntungan pada tahun 2014 akan digunakan untuk mendukung rencana Perseroan dalam mengembangkan usaha Entitas Anak, membayar sebagian utang bank Entitas Anak atau menambah modal kerja sebagaimana tercantum pada Rencana Penggunaan Dana yang Diperoleh Dari Hasil Penawaran Umum Perdana Saham. Manajemen Perseroan berniat untuk membayarkan dividen kas kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30 tiga puluh persen dari laba bersih komprehensif konsolidasi Perseroan mulai tahun buku 2015 yang akan dibayarkan mulai tahun 2016 dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar Perseroan. Pembayaran dividen kas dimasa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain pada laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis dimasa datang, kebutuhan kas, peluang bisnis dan kepatuhan terhadap hukum, dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi. Dividen kas akan dibayarkan dalam rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperolehhak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuanperpajakan di Indonesia. Dividen kas yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akandikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia. SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN NEGATIVE COVENANTS YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK. 168 ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Rp● ● Rupiah sampai dengan Rp● ● Rupiah setiap saham. Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp● ● Rupiah Halaman ini sengaja dikosongkan 169 163

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK

1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek