RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUSTRI PELAYARAN

44 41

C. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUSTRI PELAYARAN

1. Kondisi Ekonomi Global dan Regional, Sosial, dan Politik Dapat Mengurangi Permintaan terhadap Jasa Perseroan Industri pelayaran umumnya bergantung pada kondisi ekonomi global dan regional, sosial dan politik. Dengan melemahnya kondisi ekonomi secara global atau kondisi sosial dan politik yang tidak menguntungkan seperti serangan teroris, perang, kerusuhan, sanksi perdagangan dan embargo umumnya dapat mengakibatkan penurunan dalam industri pelayaran. Dalam industri penyewaan kapal, perlambatan ekonomi secara umum dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang tertentu yang dikirim Perseroan. Oleh karena itu, suatu kejadian dari setiap peristiwa ekonomi, sosial dan politik yang tidak menguntungkan dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. 2. Risiko perubahan kebijakan Pemerintah di bidang pelayaran nasional dan jasa-jasa pendukungnya Pelayaran merupakan industri yang sangat diatur dan kegiatan usaha Perseroan dipengaruhi oleh peraturan- peraturan yang berlaku di Indonesia seperti pemberlakuan azas cabotage di mana transportasi domestik lewat laut wajib dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia yang telah mulai diterapkan sejak tahun 2005 dan pemberlakuan kegiatan usaha pelayaran dalam daftar negatif investasi oleh Perpres No. 362010 di mana kepemilikan asing dibatasi sampai dengan 49 dengan syarat perusahaan dimaksud wajib memiliki kapal dengan tonase kotor sebesar 5.000 ton atau lebih. Pemerintah Indonesia mungkin dapat menambah atau mengubah undang-undang dan peraturan yang berlaku bagi industri pelayaran yang dapat membatasi kegiatan usaha Perseroan dan menyebabkan dampak material yang negatif pada kondisi keuangan dan kinerja operasional. Di samping itu, industri pelayaran juga harus mengikuti berbagai konvensi internasional, peraturan mengenai sertifikasi dan izin-izin yang diperlukan, serta kode dan standar operasional. Pemenuhan terhadap syarat-syarat tersebut dapat memakan biaya yang tidak sedikit untuk memodifikasi kapal, melakukan perawatan dan pemeliharaan serta inspeksi kapal secara berkala, mengubah sistem operasional, memelihara lingkungan serta kesehatan dan keselamatan crew serta memperpanjang sertifikat dan izin-izin yang diperlukan. Jika konvensi internasional, peraturan sertifikasi dan perizinan, serta kode dan standar operasional menjadi lebih tinggi dan peraturan-peraturan tambahan diterapkan, biaya operasional Perseroan dapat meningkat. Di samping itu, jika peraturan-peraturan ini tidak dipenuhi, sanksi dan pencabutan izin usaha dapat terjadi. Hal ini dapat membatasi kemampuan Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan menimbulkan dampak material yang negatif pada kondisi keuangan dan kinerja operasional. 3. Risiko persaingan usaha dalam negeri Para pesaing Perseroan maupun pendatang baru dapat memiliki biaya operasional yang lebih rendah dan akses keuangan, teknologi danatau sumber daya lain yang lebih baik dari Perseroan. Pesaing lain yang memiliki sumber daya dan kemampuan di bawah Perseroan dapat berkompetisi dengan menawarkan harga yang lebih agresif untuk mendapatkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika pesaing Perseroan dapat memberikan tingkat layanan yang sebanding dengan harga yang lebih rendah danatau waktu persiapan yang lebih pendek, Perseroan mungkin harus menurunkan harga sewanya untuk mendapatkan kontrak, yang akan berakibat pada marjin keuntungan yang lebih rendah. Selain itu, Perseroan dapat kehilangan kontrak yang sedang diprospeknya.

D. RISIKO-RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN INVESTASI DALAM SAHAM-SAHAM PERSEROAN