59 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
3. Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan di
Daerah Pembangunan pendidikan dan kebudayaan di daerah diarahkan menjamin
pemenuhan pelayanan dasar, termasuk pelayanan pendidikan dan kebudayaan di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat; dan mempercepat pembangunan
pendidikan dan kebudayaan di daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. Uraian mengenai arah dan kebijakan nasional, selanjutnya merujuk kepada sembilan
agenda prioritas Nawacita yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud. Sebelum menguraikan mengenai hal itu, ada baiknya dikemukakan kembali Nawacita
yang menjadi acuannya, yaitu sebagai berikut. 1.
menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
2. membuat Pemerintah selalu hadir untuk membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3.
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5.
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; 6.
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi
domestik; 8.
melakukan revolusi karakter bangsa; 9.
memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Agenda prioritas yang terkait langsung dengan pembangunan pendidikan dan
kebudayaan, khususnya yang sesuai dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, tertuang dalam Nawacita nomor 5, 6, 8, 9, dan 2. Khusus agenda pembangunan pendidikan
dibahas dalam Nawacita nomor 5, 6, dan 8. Pembangunan kebudayaan dibahas dalam Nawacita nomor 8 dan 9, sedangkan penguatan efektivitas reformasi birokrasi dan tata
kelola terdapat dalam Nawacita nomor 2.
1. Agenda Prioritas Pembangunan 5 Nawacita 5: Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia dan Masyarakat Indonesia
Pembangunan manusia Indonesia merupakan pembangunan pendidikan yang dilakukan pada seluruh siklus hidup manusia sejak janin dalam kandungan sampai
lanjut usia yang merupakan pembangunan manusia yang produktif dan berdaya saing. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu andalan bagi upaya
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pembangunan pendidikan periode ini dilakukan, terutama melalui pelaksanaan Program Indonesia Pintar PIP.
60 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
a. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam Program Indonesia Pintar melalui pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun pada RPJMN 2015
—2019 yaitu sebagai berikut. 1
meningkatnya angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.4;
Tabel 3.4 Indikator Kinerja Akses Pendidikan
Indikator Kinerja Akses Pendidikan Satuan
2014 2019
I. Pendidikan Dasar
a. SDMISDLBPaket A
Angka Partisipasi Murni SDMI 91,3
94.8 Angka Partisipasi Kasar SDMISDLBPaket A
111,0 114,1 b.
SMPMTsSMPLBPaket B
Angka Partisipasi Murni SMPMTs 79,4
82,0 Angka Partisipasi Kasar SMPMTsPaket B
101,6 106,9 II.
Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Murni SMAMASMK 55,3
67,5 Angka Partisipasi Kasar SMAMASMKPaket C
79,2 91,6
III. Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi PAUD 66,8
77,2
Catatan: angka partisipasi merupakan angka perkiraan yang dihitung menggunakan jumlah penduduk sesuai dengan hasil proyeksi penduduk berdasarkan Sensus Penduduk SP tahun 2010
2 meningkatnya angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan
menurunnya angka putus sekolah dan meningkatnya angka melanjutkan; 3
menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antarkelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-
laki dan penduduk perempuan, antara wilayah perkotaan dan perdesaan, serta antardaerah;
4 meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar
kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi; 5
meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, tersedianya kurikulum yang andal, dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang komprehensif;
6 meningkatnya proporsi siswa SMK yang dapat mengikuti program
pemagangan di industri; 7
meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi beban mengajar;
8 meningkatnya jaminan hidup dan fasilitas pengembangan ilmu pengetahuan
dan karier bagi guru yang ditugaskan di daerah khusus; 9
meningkatnya dan meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standar pelayanan minimal; serta
10 tersusunnya peraturan perundang-undangan terkait Wajib Belajar 12 Tahun.