63 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
4 Memperkuat  jaminan  kualitas  quality  assurance  pelayanan  pendidikan
melalui hal sebagai berikut: a
pemantapan  penerapan  SPM  untuk  jenjang  pendidikan  dasar  dan penerapan  SPM  jenjang  pendidikan  menengah  dilakukan  sebagai  upaya
untuk  mempersempit  kesenjangan  kualitas  pelayanan  pendidikan antarsatuan pendidikan dan antardaerah;
b penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan swasta;
c peningkatan  kapasitas  pemerintah  kabupaten,  kota,  dan  satuan
pendidikan untuk mempercepat pemenuhan SPM. 5
Memperkuat kurikulum dan pelaksanaannya melalui hal sebagai berikut: a
penguatan kurikulum yang memberikan keterampilan abad ke-21; b
diversifikasi  kurikulum  dilakukan  agar  siswa  dapat  berkembang  secara maksimal sesuai  dengan potensi, minat, dan kecerdasan individu;
c penyiapan guru dilakukan untuk mampu melaksanakan kurikulum secara
baik; d
evaluasi  pelaksanaan  kurikulum  secara  ketat,  komprehensif,  dan berkelanjutan;
e peningkatan  peran  serta  guru  dan  pemangku  kepentingan  untuk
berpartisipasi  aktif  dalam  memberikan  umpan  balik  pelaksanaan kurikulum di tingkat kelas;
f penguatan kerja sama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
dilakukan untuk mendukung efektivitas pembelajaran; g
Pengembangan  profesi  berkelanjutan  tentang  praktik  pembelajaran  di kelas untuk guru dan kepala sekolah;
h penyediaan  dukungan  materi  pelatihan  secara  daring  online  dilakukan
untuk  membangun  jaringan  pertukaran  materi  pembelajaran  dan penilaian antar guru;
i peningkatan  kualitas  pembelajaran  literasi,  matematika,  dan  sains
sebagai kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan keseharian dan dalam bermasyarakat, yang dilakukan secara responsif gender; dan
j penguatan kurikulum tentang ketahanan diri seperti perilaku hidup bersih
dan  sehat,  kepedulian  terhadap  lingkungan,  kesehatan  reproduksi, pengetahuan  gizi  seimbang,  dan  pendidikan  jasmani  dengan  tetap
mengedepankan  norma  yang  dianut  masyarakat  Indonesia,    serta penguatan kurikulum tentang kewirausahaan.
6 Memperkuat  sistem  penilaian  pendidikan  yang  komprehensif  dan  kredibel
melalui hal sebagai berikut: a
peningkatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif; b
peningkatan mutu, validitas, dan kredibilitas penilaian hasil belajar siswa; c
penguatan  mutu  penilaian  diagnostik  dan  peningkatan  kompetensi  guru dalam bidang penilaian di tingkat kelas;
64 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
d pemanfaatan hasil penilaian siswa digunakan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran secara berkesinambungan; e
pemanfaatan  hasil  ujian  untuk  pemantauan  dan  peningkatan  mutu pendidikan berkelanjutan;
f penguatan lembaga penilaian pendidikan yang independen dan kredibel;
g pengembangan sumber daya lembaga.
7 Meningkatkan  pengelolaan  dan  penempatan  guru,  melalui  hal  sebagai
berikut: a
pengembangan  kapasitas  pemerintah  kabupaten  dan  kota  untuk mengelola  perekrutan,  penempatan,  dan  peningkatan  mutu  guru  secara
efektif dan efisien; b
penegakan aturan dalam pengangkatan guru oleh pemerintah kabupaten dan kota berdasarkan kriteria mutu yang ketat serta kebutuhan aktual di
kabupaten dan kota; c
peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru- murid dan memaksimalkan beban mengajar termasuk melalui multigrade
danatau multisubject teaching; d
penguatan  kerja  sama  antara  Lembaga  Pendidik  Tenaga  Kependidikan LPTK  dan  semua  tingkat  pemerintahan  untuk  menjamin  mutu  dan
distribusi yang merata; dan e
pemberian  jaminan  hidup  dan  fasilitas  yang  memadai  bagi  guru  yang ditugaskan di daerah khusus dalam upaya pengembangan keilmuan serta
promosi kepangkatan karier.
2. Agenda Prioritas Pembangunan 6 Nawacita 6: Meningkatkan Produktivitas Rakyat
dan Daya Saing di Pasar Internasional
Upaya  yang  dilakukan  dalam  rangka  meningkatkan  produktivitas  rakyat  dan  daya saing  di  pasar  internasional,  khususnya  yang  terkait  tugas  dan  fungsi  Kemendikbud
dalam  melaksanakan  pembangunan  pendidikan  ialah,  i  meningkatkan  kapasitas inovasi dan teknologi; serta ii meningkatkan daya saing tenaga kerja.
Sasaran,  arah  kebijakan  dan  strategi    peningkatan  kapasitas  inovasi  dan  teknologi yaitu sebagai berikut.
a. Sasaran
Sasaran  pembangunan  inovasi  dan  teknologi  dalam  pembangunan  pendidikan adalah meningkatnya kapasitas iptek yang dijabarkan sebagai berikut:
1 meningkatnya  dukungan  bagi  kegiatan  iptek  termasuk  penyediaan  manusia
berkualitas, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan; 2
terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten, kota, dan Science Park di setiap provinsi.
65 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
b. Arah Kebijakan dan Strategi
Arah  kebijakan  dalam  rangka  pembangunan  taman  tekno  dan  taman  sains  yang terkait  dengan  tugas  dan  fungsi  Kemendikbud  ialah  pembangunan  taman  tekno
kabupaten dan kota yang berfungsi sebagai: 1
pusat  penerapan  teknologi  di  bidang  pertanian,  peternakan,  perikanan,  dan pengolahan  hasil  pasca  panen,  industri  manufaktur,  ekonomi  kreatif,  dan
jasa lainnya yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, dan perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala ekonomi;
2 tempat  pelatihan,  pemagangan,  pusat  diseminasi  teknologi,  dan  pusat
advokasi bisnis ke masyarakat luas. Dengan  arah  kebijakan  di  atas,  strategi  untuk  mencapai  sasaran  tersebut  di  atas
yaitu pembangunan taman tekno di kabupaten dan kota oleh Kemendikbud sesuai dengan kompetensi, tugas pokok, dan fungsinya.
Sasaran,  arah  kebijakan,  dan  strategi  peningkatan  daya  saing  tenaga  kerja  yaitu sebagai berikut.
a. Sasaran
1 meningkatkan    kualitas    dan    keterampilan    pekerja    dengan  memperbesar
proporsi  jumlah  tenaga  kerja  yang  kompeten  dan  diakui  secara  nasional  dan internasional  melalui  serangkaian  proses  sertifikasi  untuk  tenaga  berkeahlian
tinggi  dari  8,4  menjadi    14,0  dan  keahlian  menengah  dari  30,0  menjadi 42;
2 mempercepat  pelaksanaan  perjanjian  saling  pengakuan  Mutual  Recognition
Arrangement, MRA yang belum dapat direalisasikan, untuk  sektor jasa yang diprioritaskan,  yaitu  transportasi  udara,  teknologi  informasi  dan  komunikasi
e-ASEAN, dan jasa logistik; 3
mengembangkan  standar  kompetensi  regional  regional  competency standard framework, untuk sektor jasa yang diprioritaskan dalam masyarakat
ekonomi ASEAN; 4
menetapkan    KKNI    Kerangka    Kualifikasi    Nasional    Indonesia    di  lembaga pendidikanpelatihan    untuk    mencapai    kesetaraan  pengakuan,  khususnya
lembaga pelatihan pemerintah; 5
meningkatnya  peringkat  daya  saing  efisiensi  pasar  tenaga  kerja  di  tingkat internasional.
b. Arah Kebijakan dan Strategi
Arah  kebijakan  dalam  rangka  peningkatan  daya  saing  tenaga  kerja  yang  terkait dengan  tugas  dan  fungsi  Kemendikbud  ialah  meningkatkan  kompetensi  dan
produktivitas tenaga kerja melalui hal sebagai berikut. 1
melakukan harmonisasi standardisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerja sama  lintas  sektor,  lintas  daerah,  dan  lintas  negara  mitra  bisnis,  dalam
kerangka keterbukaan pasar;
66 RENSTRA KEMENDIKBUD 2015
—2019
2 mengembangkan  program  kemitraan  antara  pemerintah  dan  dunia
usahaindustri, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, melalui tiga aspek pengembangan, yaitu sebagai berikut:
a pengembangan  standar  kompetensi  oleh  pihak  pengguna  terutama
asosiasi industriprofesi
dan bersifat
dinamis sesuai
dengan perkembangan iptek dan kebutuhan industri;
b pengembangan    program    pendidikan    dan    pelatihan  berbasis
kompetensi    menggunakan    kurikulummodul  pelatihan    yang  mengacu kepada  standar  yang  dikembangkan industri; dan
c sertifikasi  kompetensi  melalui  uji  kompetensi  oleh Lembaga  Sertifikasi
Profesi  LSP  yang  dilisensi  oleh  BNSP,  dan  memiliki  masa  berlaku validitas  sesuai  dengan ketentuan.
3 mengembangkan  pola  pendanaan  pelatihan  dilakukan  melalui  hal  sebagai
berikut: a
menguatkan  koordinasi  antarpelaku  kepentingan,  pemerintah  yang diwakili  kementerianlembaga,  dunia  usaha,  pekerja,  serta  pemerintah
daerah; dan b
menjaga  transparansi  dan  meningkatkan  efisiensi  serta  efektivitasnya pengelolaan  dana  pelatihan  dengan  pola  matching  fund  melalui
pembentukan  lembaga  yang  independen  untuk  mengelola  dana pelatihan.
3. Agenda  Prioritas  Pembangunan  8  Nawacita  8:  Melakukan  Revolusi  Karakter
Bangsa
Pendidikan  harus  dimaknai  tidak  hanya  sebagai  sarana  untuk  melakukan  transfer pengetahuan  dan  keterampilan  belaka,  tetapi  juga  sebagai  suatu  proses
pembelajaran sepanjang
hayat untuk
membentuk karakter
yang baik,
mengembangkan  potensi  dan  talenta  individual,  memperkuat  daya  intelektual  dan pikiran, menanamkan jiwa mandiri serta spirit berdikari.
Pendidikan  sejatinya  merupakan  hakikat  revolusi  mental,  yang  bertumpu  pada pembangunan  manusia  yang  berkarakter  kuat,  berpikiran  maju  dan  berpandangan
modern, serta berperilaku baik sebagai perwujudan warga negara yang baik. Revolusi mental  dapat  dijalankan  melalui  pendidikan  dan  kebudayaan,  yang  kemudian
diturunkan  ke  sistem  persekolahan  yang  dilaksanakan  dalam  proses  pembelajaran. Sistem  persekolahan  sebagai  turunan  dari  sistem  pendidikan  harus  mampu
menumbuhkan  budaya  sekolah  yang  kondusif  bagi  penciptaan  lingkungan  belajar yang baik bagi siswa. Pemupukan jiwa revolusi mental di kalangan peserta didik dapat
ditempuh  melalui  pendidikan  karakter  yang  terintegrasi  ke  dalam  mata  pelajaran yang relevan, pendidikan agama, dan pendidikan kewargaan.