Pendidikan Dasar Kondisi Umum

RENSTRA KEMENDIKBUD 2015 2019 10 pendidikan menengah, sampai dengan tahun 2013 sebanyak 73,5 SMAMA dan 48,2 kompetensi keahlian SMK berakreditasi minimal B. Pemerintah secara kontinu berusaha mendorong peningkatan layanan pendidikan menengah seperti peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, rehabilitasi prasarana pendidikan, pengembangan kurikulum dan adaptasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI.

4. Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan Orang Dewasa POD merupakan pendidikan nonformal PNF bagi peserta didik usia 15 tahun ke atas yang meliputi pendidikan keaksaraan dan peningkatan budaya baca, pendidikan kursus dan pelatihan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keluarga, pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan pencegahan perilaku destruktif. Fokus pendidikan keaksaraan adalah meningkatkan keaksaraan dan keterampilan dalam bekerja atau berwirausaha bagi penduduk usia 15 tahun ke atas melalui kursus dan pelatihan kerja. Pengentasan keniraksaraan dilakukan dengan menerapkan pendidikan keaksaraan dasar, pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dikombinasikan dengan pendidikan keterampilan dan peningkatan budaya baca. Selama periode 2010 2014, pemerintah berhasil menurunkan angka niraksara menjadi 3,76 pada tahun 2014 dari 4,75 pada tahun 2010. Penurunan angka niraksara terjadi secara cukup siginifikan selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada tahun 2004, terdapat 12 provinsi dengan persentase niraksara di atas 10, saat ini tinggal 2 provinsi. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan menurunnya persentase penduduk niraksara dan menyempitnya disparitas gender. Pada tahun 2005 angka niraksara 14,89 juta 9,55 dengan disparitas gender 6,56. Sementara itu, pada tahun 2014, angka niraksara adalah 6,00 juta 3,76 dengan disparitas gender 2,17. Peningkatan kualitas lembaga penyelenggara pelatihan dan kursus bertujuan untuk menjamin kualitas peserta pelatihan dan kursus sehingga dapat diterima oleh pasar kerja atau termotivasi untuk menjadi pengusaha. Jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang telah terakreditasi mencapai 1.275 dari 18.458 lembaga yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Upaya akreditasi ini dilakukan dengan meningkatkan kapasitas manajemen pengelolaan lembaga kursus dan pelatihan, pemagangan, dan penilaian kinerja lembaga sebagai persiapan menuju akreditasi. Pemerintah mendorong proses akreditasi dan penyelarasan penyelenggaralembaga kursus dan pelatihan agar mengacu pada standar penyelenggaraan serta mengadaptasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI sebagai landasan dalam menyusun kerangka materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. RENSTRA KEMENDIKBUD 2015 2019 11 Peningkatan mutu penyelenggara kursus berdampak positif terhadap meningkatnya jumlah peserta didik dan mutu lulusan. Jumlah peserta didik kursus dan pelatihan pada tahun 2014 telah mencapai 2.818.505 orang, meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 1.433.147 orang. Pemerintah mempertegas upaya untuk meningkatkan mutu kelembagaan satuan pendidikan nonformal dengan menerbitkan Permendikbud Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal; Permendikbud Nomor 129 Tahun 2014 tentang Sekolah Rumah; Permendikbud Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar.

5. Pelestarian dan Pengelolaan Kebudayaan, Bahasa, dan Sastra

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pemerintah melakukan proses registrasi budaya yang mencakup tahapan pendaftaran, pengkajian, penetapan, pencatatan, pemeringkatan, dan penghapusan. Kemendikbud bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait membentuk tim ahli nasional untuk mengkaji setiap warisan budaya yang didaftarkan dari tingkat kabupatenkota. Hingga 16 Oktober 2013, sebanyak 2.632 warisan budaya tak benda telah teregistrasi. Hasil registrasi warisan budaya tersebut akan diseleksi dan ditetapkan sebagai warisan budaya nasional yang selanjutnya direkomendasi sebagai bentuk diplomasi budaya Indonesia ke luar negeri. Tujuannya, agar warisan-warisan budaya itu diakui sebagai warisan budaya Indonesia di tingkat internasional. Kemendikbud meluncurkan program Rumah Budaya Indonesia RBI untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional. Ruang budaya didirikan di delapan negara yang dianggap strategis bagi Indonesia seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Perancis, Turki, Jepang, Australia, dan Singapura. RBI diharapkan dapat berperan sebagai pusat jaringan koordinasi untuk seluruh pusat-pusat budaya Indonesia, universitas-universitas, dan konservatori yang memiliki bidang studi Indonesia. Komitmen dalam melakukan diplomasi budaya ditunjukan pula dengan penyelenggaraan World Culture Forum pada tahun 2013 di Bali. Forum ini menghasilkan Janji Bali atau Bali Promise yang dilakukan sebagai kesepakatan yang sungguh-sungguh untuk secara berasma-sama membangun dunia baru yang lebih beradab dan lebih berbudaya. Pelestarian dan pengembangan bahasa antara lain dapat dilihat dari meningkatnya jumlah penutur bahasa Indonesia di luar negeri. Dalam hubungan itu, jumlah penutur bahasa Indonesia merupakan jumlah terbesar kelima di dunia, yakni sebesar 4,5 juta orang Kemenlu, 2011. Sedikitnya 45 negara mengajarkan bahasa Indonesia kepada warganya. Di beberapa negara, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang cukup populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari atau dijadikan sebagai bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris. Dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan penutur bahasa Indonesia, pemerintah menerapkan terobosan kebijakan Scheme for Academic Mobility and Exchange SAME khusus bidang pengajaran BIPA di samping menyiapkan pusat layanan bahasa.