5. Prosentase Pengurangan volume Subsidi BBM
Pada tahun 2010 realisasi subsidi energi adalah sebesar Rp. 143,9 triliun atau hampir mendekati kuota sebesar Rp. 144 triliun. Selanjutnya jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009, di tahun 2010 ini,
jumlah subsidi energi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 40. Kenaikan angka subsidi ini menunjukkan bahwa konsumsi energy bersubsidi mengalami kenaikan yang juga berarti
membebani anggaran belanja negara.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengurangi subsisi BBM antara lain adalah: Pengalihan Subsidi Harga ke Subsidi Langsung melalui revitalisasi Program Perlindungan Dan
Kesejahteraan Masyarakat Pengurangan Volume Q BBM tertentu, dengan cara : Menghemat pemakaian BBM;
Mengembangkan energi pengganti alternatif BBM BBG dan Bahan Bakar Lain; Subsidi BBM hanya untuk target konsumen dilaksanakan dengan Penerapan Sistem Distribusi Tertutup
Pemilihan Harga Patokan BBM yang tepat dengan cara : Menekan biaya distribusi BBM; dan Menghitung harga keekonomian penyediaan BBM
6. Prosentase pemanfaatan produk sektor ESDM :
Prosentase hasil lifting minyak bumi yang diolah menjadi produk minyak.
Pada tahun 2010, produksi minyak mentah mencapai 55.37 juta kiloliter, sebanyak 41,33 juta kiloliter terdiri dari produksi kilang Pertamina, kilang Pusdiklat Migas, kilang TPPI dan kilang TWU atau
sebesar 74.6 diolah menjadi BBM. Di satu sisi, capaian kinerja pada tahun 2010 ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 101.08. Di sisi yang lain, konsumsi BBM mencapai 63.16 juta kiloliter
yang artinya sebesar 35 atau 21,83 juta kiloliter bersumber dari impor BBM. Berikut merupakan grafik produksi BBM per jenis selama 5 tahun terakhir:
Grafik 5.1.Produksi, Konsumsi dan Subsidi BBM
Pada listrik perdesaan, realisasi pemasangan gardu induk mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 76,17 MVA di tahun 2009, mejadi 45,17 MVA di tahun 2010 atau menurun sebesar 40,70. Dan realisasi
pada jaringan distribusi juga mengalami penurunan sebesar 42,96 dari 4.723 Kms pada tahun 2009 menjadi 2.694 di tahun 2010.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
80
Pada tahun 2010, p e m a n f a a t a n g a s
u n t u k d o m e s t i k mencapai 50,3, dari
total produksi sebesar 8.386 MMSCFD atau
m e l e b i h i t a r g e t sebesar 0,6. Dengan
d e m i k i a n s i s a produksi sebanyak
4 9 , 7 d i g u n a k a n untuk tujuan ekspor.
Ilustrasi pemanfaatan dan produksi gas bumi
tahun 2010 dapat `dilihat pada gambar
di samping ini.
Gambar 5.5.Pemanfataan dan produksi gas Bumi
Prosentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik.
Pemanfataan batubara untuk domestik pada tahun 2010 ini mencapai 24,4 dari total produksi atau sebanyak 67 Juta Ton dari total produksi 275 Juta ton, dan sisanya sebesar 208 Juta Ton untuk diekspor. Bila
dibandingkan dengan target pemanfaatan batubara untuk domestik yang sebesar 64,96 Juta Ton atau 17,9, makan capaian kinerjanya mencapai 136,3.
Grafik 5.2. Produksi dan Pemanfaatan Batubara
Prosentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
81
Tabel 5.3. Realisasi Produksi dan Konsumsi Domestik Mineral Tahun 2010
Pada tahun 2010, produksi mineral tidak direncanakan untuk kebutuhan domestik melainkan hanya sebagai komoditi ekspor saja. Namun dalam kenyataan terdapat pemanfaatan mineral untuk kebutuhan
dalam negeri. Guna memudahkan proses pengukuran kinerja, maka target kebutuhan dalam negeri disamakan dengan realisasi pemanfaatan mineral dalam negeri. Secara rinci peningkatan kebutuhan
domestik dapat dilihat pada table dibawah ini.
7. Prosentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional