INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ESDM
Gambar 3.4.Indikator Kinerja Utama KESDM
Sebagai konsekuensi dari penerapan sistem AKIP, maka Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral KESDM sebagai salah satu dari instansi pemerintah tidak akan lepas dari proses penetapan indikator kinerja. Proses ini merupakan bagian yang penting bagi setiap instansi
pemerintah karena indikator kinerja merupakan komponen utama Sistem AKIP yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan maupun kegagalan instansi pemerintah dalam
melaksanakan kegiatannya dalam rangka mencapai visi dan misinya.
Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan. Selain itu juga menetapkan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau dimensi tanpa menyinggung tingkat pencapaian khusus.
Indikator kinerja utama IKU Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Peraturan Menteri KESDM No. 12 Tahun 2009 merupakan acuan kinerja untuk menetapkan Rencana Kinerja
Tahunan RKT dan Penetapan Kinerja PK. IKU merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh KESDM beserta masing-masing unit utama di lingkungan KESDM untuk
menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi
pencapaian kinerja sesuai dengan organisasi dan dokumen Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
3.3. Indikator Kinerja Utama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
53
Tabel 3.2. Target Indikator Kinerja Utama
Selanjutnya target kinerja tahun 2010 dari Indikator kinerja utama IKU KESDM, adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
54
RENCANA KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
55
RENCANA KINERJA
4
encana Kerja Pemerintah RKP Tahun 2010 merupakan pelaksanaan tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2010–2014 dan
merupakan kelanjutan RKP Tahun 2009. Penyusunan RKP merupakan pelaksanaan dari
R
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan rencana pembangunan nasional tahun 2010 Rencana Kerja Pemerintah 2010 yang diperlukan sebagai pedoman
bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010 serta dengan mengingat waktu yang sangat sempit bagi Presiden Terpilih hasil Pemilihan Umum Tahun 2009 nanti
untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 serta Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010, maka Pemerintah menyusun Rancangan Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2010 sesuai dengan jadwal dengan agenda menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan tahun 2009 dan masalah-masalah pembangunan yang
akan dihadapi tahun 2010.
Terkait dengan penugasan dari RPJM kepada KESDM, terdapat 2 bidang yang harus dikelola yang merupakan sasaran pembangunan. Kedua bidang tersebut adalah:
1. Fokus prioritas yang terkait dengan Sektor ESDM dalam mendukung peningkatan daya saing sektor riil adalah :
Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan: peningkatan kapasitas pembangkit
listrik; pembangunan tambahan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi dan ketenagalistrikan; peningkatan jumlah gardu transmisi ketenagalistrikan; melanjutkan program pengembangan
pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN; fasilitasi peningkatan pemanfaatan dan pengembangan potensi panas bumi skala besar dan kecil termasuk penyempurnaan regulasi terkait panas bumi;
fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana minyak dan gas bumi serta energi alternatif seperti coal bed methane CBM, dimethyl eter DME dan lain-lain; serta pemanfaatan potensi pendanaan
domestik baik lembaga keuangan perbankan maupun lembaga keuangan non perbankan, termasuk pengembangan skema pendaannya.
Penyesuaian tarif secara bertahap dan sistematis menuju nilai keekonomiannya yang terjangkau, dan berkeadilan. Hal ini dilakukan dengan: fasilitasi kebijakan dan regulasi berkaitan dengan penyesuaian
tarif BBM dan listrik yang wajar sekaligus mendorong pemakaian energi yang lebih hemat dan mendorong sistem bisnis yang lebih sehat; pelaksanaan tarif regional dengan mempertimbangkan
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi geografis setempat serta disesuaikan dengan kualitas pelayanan yang diterima; fasilitasi penetapan tarif regional bersama pemerintah daerah.
Subsidi secara bertahap akan dikurangi dan diarahkan langsung kepada penerima kaum dhuafa serta dimanfaatkan untuk pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini dilakukan dengan: fasilitasi
kebijakan subsidi; pemberian subsidi listrik kepada pelanggan golongan rumah tangga dan penurunan jumlah subsidi BBM.
A. Bidang Sarana dan Prasarana
4.1. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010 - Sektor ESDM