Sektor ESDM selalu mencatatkan surplus sejak tahun 2005 sampai dengan 2009. Nilai impor per tahun adalah antara 54 s.d. 64 persen dari nilai ekspornya, sehingga neraca perdagangannya selalu positif.
Pada tahun 2008, surplus dicapai pada angka yaitu sebesar US 17,9 miliar, dimana ekspornya mencapai US 50,1 miliar dan impornya US 32,2 miliar. Demikian juga untuk tahun 2009 ini, dimana dampak resesi
global masih kuat, meskipun nilai ekspor sektor ESDM menurun, namun nilai impornya juga menurun, sehingga surplus masih dapat dipertahankan.
Guna mewujudkan Peran Penting Sektor ESDM Dalam Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan dengan Mengurangi Impor, maka dalam tahun 2010 ditetapkan 1 satu sasaran sebagai berikut:
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2010. Indikator kinerja
sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Sasaran 10. Optimalnya Ekspor dan Impor Sektor ESDM
Tabel 5.35. Indikator Sasaran 10
1. Jumlah ekspor minyak mentah
Realisasi ekspor minyak mentah pada tahun 2010 ini mencapai 365 MBPD atau sebesar 133,2 juta barel atau sedikit lebih kecil dari jumlah yang ditargetkan yaitu sebesar 135 juta barel atau 98,7.
Namun jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2009, realisasi ekspor minyak mentah menurun sebesar 8,5, dimana pada tahun 2009 ekspor minyak mentah mencapai 145,6 juta barel
atau 399 MBPD .
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
134
Gambar 5.17. Neraca Minyak BumiBBM Tahun 2010
NERACA MINYAK BUMIBBM 2010 ribu barel per hari
Neraca minyak bumi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
2. Jumlah ekspor gas bumi
Dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional untuk menjamin ketersediaan gas bumi dalam negeri maka pasokan dapat dipenuhi dari dalam dan luar negeri. Permintaan gas bumi di
dalam negeri meningkat dengan tajam antara lain disebabkan oleh adanya kenaikan harga minyak bumi dunia, pengurangan subsidi BBM, dan peningkatan kepedulian terhadap
lingkungan. Sedangkan pengembangan lapangan gas bumi membutuhkan investasi dan resiko yang tinggi serta waktu yang cukup lama hingga on stream dan lokasi lapangan gas saat ini dan
potensi yang ada tersebar dan jauh dari pusat pengguna gas, sementara infrastruktur gas masih terbatas.
Realisasi ekspor gas bumi tahun 2010 meningkat sebesar 16,7 bila dibandingkan dengan tahun 2009, yaitu dari sebesar 4.153 MMSCFD menjadi 4.848 MMSCFD yang berasal dari Gas pipa
sebesar 927 MMSCFD dan LNG sebesar 3.920 MMSCFD. Secara rinci produksi dan pemanfaatan gas bumi dapat di lihat pada neraca gas bumi, seperti di bawah ini.
NERACA GAS BUMI TAHUN 2010 MMSCFD
Gambar 5.18. Neraca Gas Bumi Tahun 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
135
Realisasi impor BBM pada tahun 2010 mencapai 23,17
Juta KL, angka ini lebih rendah dari jumlah target
y a n g d i t e t a p k a n y a i t u sebesar 27,08 Juta KL,
dengan demikian capai kinerja mencapai 116,9.
Namun jika dibandingkan d e n g a n t a h u n 2 0 0 9
m e n g a l a m i k e n a i k a n sebesar 10,75.
Perkembangan impor BBM sejak tahun 2005 sampai
dengan 2010 disajikan pada table di samping.
3. Jumlah impor BBM