Jumlah Wilayah Rawan Krisis Dan Darurat Energi Yang Teridentifikasi

Kajian mengenai survey pasokan dan kebutuhan energi pada 11 wilayah. Bedasarkan kajian tersebut diharapkan kemampuan pasokan dan kebutuhan energi pada wilayah tersebut dapat diketahui sehingga kondisi krisis dan darurat energi dapat ditanggulangi secara dini.

2. Daerah yang Menyusun Rencana Umum Energi Daerah RUED

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah RUED untuk periode 5 tahun adalah kewajiban bagi setiap pemerintah daerah provinsi berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi. Sampai dengan akhir tahun 2010 belum semua daerah menyusun RUED. Hal ini dikarenakan belum adanya Pedoman Penyusunan Rencana Umum Energi RUE. Sampai dengan saat ini terdapat 8 delapan provinsi yang telah melakukan penyusunan Perencanaan Energi Daerah, yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Papua yang merupakan kerjasama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Casindo Belanda.

3. Jumlah Penetapan Dan Review Rencana Umum Energi Nasional

Sesuai dengan UU Nomor 302007 Tentang Energi, Kementerian ESDM adalah unsur pemerintah yang berkewajiban untuk menyusun Rencana Umum Energi Nasional RUEN setiap 5 tahun sekali sebagai rencana jangka menengah dalam pengelolaan sumber-sumber dan penggunaan energi nasional. Dalam tahun 2010 ditargetkan untuk menyelesaikan RUEN tahun 2010 -2014. Namun demikian sampai dengan akhir tahun 2010 target ini belum tercapai sebab menunggu ditetapkannya Kebijakan Energi Nasional Periode 2010-2050 oleh Pemerintah.

4. Jumlah Wilayah Rawan Krisis Dan Darurat Energi Yang Teridentifikasi

Pada tahun 2010 telah dilakukan koordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara PLN, Pemerintah Daerah, dan Pertamina di 13 Provinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam; Sumatera Utara; Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu S2JB; Bangka Belitung; Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo; Sulawesi Selatan, Utara dan Barat Sulselrabar; Kalimantan Selatan dan Tengah Kalselteng; Maluku dan Maluku Utara; Papua dan Paua Barat; Kepulauan Riau, Kalimantan Barat; Jawa Barat. Capaian ini belum memiputi seluruh wilayah rawan krisis dan darurat energi yang ada di 33 provinsi. Oleh sebab itu capaian kinerjanya masih berada di bawah target yang ditetapkan atau 39,4. Namun demikian dalam rangka menjalankan tugas ke-3 Dewan Energi Nasional DEN yaitu menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi, Anggota DEN dari Unsur Pemangku Kepentingan telah melakukan kunjungan ke beberapa daerah pada tanggal 20 Juli s.d. 7 Agustus 2010. Daerah yang dikunjungi adalah Papua, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah. Dari hasil kunjungan ditemukan hal-hal berikut: a. Usaha PLN untuk menghilangkan pemadaman bergilir dengan membangunpenyewaan PLTD sudah cukup baik, akan tetapi di lapangan masih banyak ditemukan keluhan terjadinya pemadaman listrik. b. Dari hasil kunjungan ke lapangan ditemukan banyak proyek pembangkit Percepatan I dan proyek PLN yang terlambat, bahkan baru akan selesai setelah tahun 2011, sehingga penggunaan PLTD berbahan bakar BBM akan berkepanjangan dan membebani APBN dengan subsidi yang besar. c. Penyewaan PLTD di atas, akan membebani Pertamina karena harus memasok BBM dalam jumlah yang sangat besar dan jangka waktu yang pendek. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010 157 d. Di beberapa daerah yang dikunjungi rasio elektrifikasi masih sangat rendah, penyambungan listrik baru masih dibatasi, dan penggunaan minyak tanah untuk rumah tangga masih tinggi penggunaan elpiji masih terbatas. e. Di beberapa daerah ditemukan pembangunan tenaga listrik yang terkendala karena masalah pembebasan tanah. Penyebabnya antara lain karena terjadinya tumpang tindih dengan daerah konservasi hutan dan tanah ulayat. f. Terdapat masalah sinkronisasi perencanaan pembangunan ketenagalistrikan antara Pemerintah Daerah dan PLN. g. Konsep Program Desa Mandiri Energi DME dinilai cukup baik untuk menyelesaikan permasalahan energi di daerah pedesaan. Tetapi di lapangan ditemukan beberapa DME tidak dapat berjalan dengan baik tidak sustainable. Dari hasil koordinasi tersebut dan koordinasi dengan stakeholders bidang energi telah dihasilkan Rancangan Rumusan Kondisi Krisis dan Darurat Energi Tenaga listrik, BBM, dan LPG. Rancangan ini belum selesai dan akan dilanjutkan pada kegiatan tahun 2011.

5. Rekomendasi Lokasi Dan Besaran Volume Cadangan Penyangga Energi