Pada tahun 2010, Dana Bagi Hasil DBH sector ESDM yang diserahkan adalah sebesar Rp 35,8 Triliun atau 92,2 dari target sebesar Rp 38,9 Triliun. Meskipun tidak mencapai target, namun jika
dibandingkan dengan DBH sector ESDM tahun 2009, realisasi DBH tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 13,9, yaitu dari Rp 31,5 Triliun 2009 menjadi Rp 35,8 Triliun 2010. Dana Bagi
Hasil Sector ESDM ini terdiri dari DBH minyak bumi Rp. 14.6 Triliun, gas bumi Rp.10,5 Triliun dan pertambangan umum Rp.10.53 Triliun serta dari pertambangan panas bumi sebesar Rp.0,20 Triliun.
Perbandingan DBH tahun 2009 dan tahun 2010 serta rencana 2011, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
DANA BAGI HASIL TAHUN 2009 - 2010
Grafik 5.22. Dana Bagi Hasil Sektor ESDM
1. Dana Bagi Hasil DBH Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
117
Tabel 5.24. Dana Bagi hasil Sub Sector Mineral Batubara
Besarnya DBH sektor ESDM selaras dengan penerimaan sektor ESDM. Kenaikan DBH dari tahun 2005 sampai dengan 2009 menunjukan kenaikan sampai 53 yang merupakan peningkatan peran sektor ESDM
dalam mendukung pembangunan daerah.
Dana Bagi Hasil sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi
Pada sub sector Mineral, Batubara dan Panas Bumi, realisasi DBH di tahun 2010 ini mencapai Rp 10,73 Triliun dari target sebesar Rp 9,9 Triliun atau capaian kinerja sebesar 108,4. Bila dibandingkan dengan tahun 2009,
realisasi DBH sub sector minerba pabum tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 15,4.
Secara rinci DBH sub sector Minerba pabum, tahun dapat dilihat pada table berikut ini :
Dana bagi hasil sub sektor Minyak dan Gas Bumi
Sesuai amanat undang-undang perimbangan keuangan pusat dan daerah UU No. 332004, daerah memperoleh dana bagi hasil sumber daya alam dari minyak dan gas bumi dengan rumusan sbb:
Minyak Bumi
o penerimaan pertambangan minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang
bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan dibagi dengan imbangan: 84,5 untuk pemerintah pusat dan 15,5 untuk pemerintah daerah.
o bagian daerah adalah sebesar 15 dibagi dengan rincian sebagai berikut: 3 untuk provinsi yang
bersangkutan; 6 enam persen untuk kabupatenkota penghasil; dan 6 enam persen dibagikan untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan; adapun sebesar
0,5 setengah persen dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar.
Gas Bumi
o Penerimaan pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan
setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan dibagi dengan imbangan: 69,5 untuk pemerintah pusat dan 30,5 untuk pemerintah daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
118
Tabel 5.25. Dana Bagi Hasil Sub Sektor Migas
o Bagian daerah adalah sebesar 30 dibagi dengan rincian sebagai berikut: 6 untuk provinsi
yang bersangkutan; 12 untuk kabupatenkota penghasil; dan 12 dibagikan untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan; adapun sebesar 0,5 setengah
persen dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar.
o Daerah penghasil dan dasar penghitungan bagian daerah penghasil minyak bumi dan gas bumi
setiap tahun ditetapkan oleh Menteri ESDM 60 hari sebelum tahun anggaran berjalan, berdasarkan asumsi APBN untuk tahun berikutmya dengan memuat rincian lifting per daerah
penghasil.
o Perhitungan realisasi dana bagi hasil SDA Migas dilakukan secara triwulanan melalui mekanisme
rekonsiliasi data antara pemerintah pusat dan daerah penghasil. Perhitungan dilakukan oleh KESDM dengan melibatkan BP Migas, Kemkeu, daerah penghasil dinas energi dan dinas
pendapatan, dan kontraktor kontrak kerjasama.
o Penyaluran DBH SDA Migas dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan setiap triwulan
berdasarkan realisasi penerimaan bukan pajak yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan usaha hulu migas setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan.
Pada tahun 2010, realisasi Dana Bagi hasil Sub Sector Migas sebesar Rp 25,1 Triliun, dimana angka ini lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar Rp 29 Triliun, atau mencapai 86,6. Namun jka
dibandingkan dengan capaian di tahun 2009, realisasi peneriman DBH tahun 2010 masih lebih tinggi atau mengalami peningkatan sebesar 13,06.
Perbandingan DBH Sub sector Migas Tahun 2009 dan 2010 serta rencana 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
DAERAH PENGHASIL MIGAS
Gambar 5.10. Daerah Penghasil Migas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010
119
2. Corporate Social Responsibility CSR Sektor ESDM