Jumlah impor BBM Jumlah impor minyak mentah

Realisasi impor BBM pada tahun 2010 mencapai 23,17 Juta KL, angka ini lebih rendah dari jumlah target y a n g d i t e t a p k a n y a i t u sebesar 27,08 Juta KL, dengan demikian capai kinerja mencapai 116,9. Namun jika dibandingkan d e n g a n t a h u n 2 0 0 9 m e n g a l a m i k e n a i k a n sebesar 10,75. Perkembangan impor BBM sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 disajikan pada table di samping.

3. Jumlah impor BBM

Gambar 5.19. Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010 136

4. Jumlah impor minyak mentah

Realisasi impor minyak mentah pada tahun 2010 ini mencapai 344 MBPD atau sebesar 125,6 juta barel, realisasi ini meningkat cukup tinggi dari capaian pada tahun 2009 yang sebesar 92,71 juta barel atau meningkat 35,4. Demikian pula bila dibandingkan dengan targetnya. Neraca minyak bumi dan perkembangan impor minyak bumi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. NERACA MINYAK BUMIBBM 2010 Gambar 5.20. Neraca Miyak BumiBBM Tahun 2010 Grafik 5.30. Supply Demand BBM dan Rencana Pembangunan Kilang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010 137 Sektor ESDM berkontribusi secara nyata sebagai penggerak utama pembangunan melalui efek berantai Multiplier Effect. Disamping pembangunan daerah dan Pengembangan Masyarakat Community Development, efek berantai tersebut dapat diidentifikasi dari kegiatan pembukaan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah dan peningkatan kegiatan ekonomi. Sektor ESDM memberikan dampak backward linkage dan forward linkage. Keberadaan industri ESDM membentuk backward linkage, yaitu terciptanya industri yang mendukung kegiatan industri ESDM tersebut. Contoh dari industri tersebut antara lain industri material dan peralatan di Batam seperti pabrikasi pipa, platform, alat-alat berat dan lain-lain. Selain itu, adanya industri ESDM juga menghidupkan forward linkage dimana industri lain seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan industri lainnya tumbuh dan berkembang karena keberadaan dan operasi industri ESDM. Kebutuhan sektor ESDM terhadap tenaga kerja terdidik dan trampil banyak sekali membuka lapangan kerja, meskipun sifat dari industri ESDM adalah capital intensive atau memerlukan modal besar untuk beroperasi, bukan labour intensive atau memerlukan jumlah tenaga yang banyak sekali untuk memulai operasi industrinya. Upaya peningkatan keterampilan sumber daya manusia sektor ESDM sangat didukung melalui kerjasama yang intensif antara pemerintah dan industri. Salah satu upaya nyata adalah Peningkatan Kualitas SDM Nasional dalam Kegiatan Usaha Migas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja migas tingkat terampil dan ahli dalam negeri yang memiliki kualifikasi dengan pengakuan nasional dan internasional, dalam rangka menjawab isu-isu strategis bidang migas, seperti: peningkatan cadangan dan produksi migas nasional, pembangunanpeningkatan kapasitas sarana pengolahan, distribusi dan transmisi migas, serta peningkatan jumlah dan kompetensi aparatur pusat maupun daerah di bidang pengelolaan dan pengawasan kegiatan usaha migas. Berdasarkan data yang terkumpul, telah terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja langsung sebesar 167 dalam kurun waktu 3-4 tahun yaitu dari tahun 2005 sebesar 655 ribu tenaga kerja menjadi 1,7 juta tenaga kerja pada tahun 2008. Angka ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan pendukung. Namun demikian, akibat dampak resesi global, pada tahun 2009 diperkirakan terjadi sedikit penurunan penyerapan tenaga kerja langsung menjadi sekitar 1,6 juta tenaga kerja. Namun Dengan potensi yang sangat besar dan perkembangan sektor ESDM, maka di tahun 2014 ditargetkan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 3,3 juta tenaga kerja atau meningkat lebih dari dua kali lipat jumlah tenaga yang terserap tahun 2009. KESDM juga berupaya terus membina dan mengembangkan kegiatan usaha penunjang migas sebagai pilar pertumbuhan perekonomian nasional melalui langkah-langkah utama, yaitu, keberpihakan kepada perusahaan nasional dengan memberikan preferensi, insentif, aliansi strategis kemitraan, serta proteksi; pengendalian impor barang operasi migas yang bertujuan untuk pemberdayaan produksi dalam negeri, disamping untuk mendapatkan fasilitas bebas bea masuk dan pajak dalam rangka impor PDRI; penyusunan dan menerbitkan ADP Apreciation of Domestic Product List, yang memuat perusahaanpabrikan yang sudah mampu memproduksi barang dan jasa dalam negeri sebagai acuan dalam pengadaan barang dan jasa di Kegiatan Usaha Migas; mewajibkan minimum TKDN Tingkat Komponen Dalam Negeri dalam setiap pengadaan barang dan jasa dan penyiapan kebijakan untuk Perusahaan Migas Nasional yang mendominasi pada industri migas. Tujuan VII: Terwujudnya Peningkatan Efek Berantai Ketenagakerjaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010 138 Sebagaimana diketahui bahwa dalam pengelolaan sektor ESDM umumnya masih menggunakan sumber daya asing, baik dari dalam bentuk produk maupun tenaga kerja asing. Namun demikian perkembangan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kontribusi tenaga kerja nasional makin memegang peranan yang signifikan. Oleh sebab itu, sejalan dengan penambahan jumlah produksi maka seharusnya peran sumber daya manusia nasional juga harus semakin ditingkatkan. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa sasaran ini menjadi salah satu prioritas yang ingin diwujudkan dalam tahun 2010. Pada tahun 2010, jumlah tenaga kerja nasional yang berperan dalam berbagai kegiatan di sektor ESDM adalah sebanyak 1.002.488 orang atau 82,6 dari target yang telah ditetapkan sebanyak 1.213.092 orang. Jumlah tenaga kerja ini terdiri dari tenaga kerja asing dan tenaga kerja nasional dari tiga sub sektor yaitu sub sektor migas, ketenaglistrikan dan pertambangan umum.