Target Mobilitas SDM Indonesia di ASEAN
Tahap 1
Analisis Organisasi Penelitian
Tahap 2
Analisis Konteks Pengukuran Kepuasan Pelanggan di Indonesia
Tahap 3
Analisis Terhadap Model-Model Pengukuran Kepuasan
Tahap 4
Perumusan Model Kepuasan Pelanggan untuk Instansi Penelitian di
Indonesia
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tahap kedua adalah analisis terhadap
konteks pengukuran kepuasan pelanggan di Indonesia. Tujuan tahap kedua adalah untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang yang menjadi penting untuk diketahui dalam kaitannya dengan
pengukuran kepuasan pelanggan dengan konteks di Indonesia. Output dari tahap kedua adalah
diperoleh faktor-faktor yang dianggap penting dalam pengukuran kepuasan pelanggan yang
sesuai dengan konteks Indonesia.
Adapun untuk tahap ketiga penelitian ini adalah analisis terhadap model-model pengukuran
kepuasan. Tahap ketiga dilakukan dengan mengidentifikasi model-model pengukuran
pengukuran pelanggan yang sudah ada sebelumnya. Output dari penelitian ini adalah
diperoleh jenis model kepuasan pelanggan yang tepat untuk instansi penelitian.
Terakhir, tahap keempat adalah perumusan model baru kepuasan pelanggan instansi
penelitian di Indoneisa. Tahap ketiga penelitian ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan output
dari tahap pertama sampai dengan ketiga. Lebih spesifik, tahap ini mengintegrasikan faktor-faktor
yang dianggap penting dalam kepuasan pelanggan sesuai dengan karakteristik instansi penelitian dan
konteks negara Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Organisasi Penelitian
Kepuasan pelanggan adalah salah satu tujuan yang harus dicapai oleh semua organisasi.
Pentingnya proses pengukuran kepuasan pelanggan juga wajib dilakukan oleh organisasi
penelitian. Mengingat kegiatan utama organisasi tersebut adalah melakukan suatu penelitian, dalam
proses pengukuran tersebut, aspek yang tidak boleh dilupakan adalah pengukuran terhadap
kualitas dari suatu penelitian European Science Foundation, 2012. Dalam model makro kepuasan
pelanggan, kualitas suatu penelitian memiliki peran sebagai pengungkit kepuasan pelanggan.
Sayangnya, dalam pengukuran tersebut, organisasi penelitian tidak dapat mengadopsi
model kualitas produk pelayanan pada organisasi umumnya, contohnya model SERVQUAL
Parasuraman dkk., 1988. Hal tersebut dikarenakan organisasi penelitian memiliki
karakteristik proses kegiatan yang berbeda dengan organisasi pada umumnya. Selain itu,
menggunakan model kualitas pelayanan generik seperti SERVQUAL menjadi tidak relevan bagi
organisasi penelitian. Oleh kerana itu, dalam pengukuran kualitas penelitian, organisasi yang
bergerak dibidang penelitian perlu mengadopsi model pengukuran yang sesuai dengan
karakteristik organisasi penelitian.
Berdasarkan analisis terhadap berbagai literatur, penulis memandang bahwa model
kualitas penelitian yang dapat diadopsi oleh setiap organisasi penelitian adalah model kualitas yang
dikembangkan oleh Martensen dkk. 2016. Kelebihan dari model tersebut adalah model yang
dikembangkan bersifat generik untuk sumua jenis organisasi penelitian. Ini artinya model tersebut
dapat diimplementasikan pada semua bidang seperti penelitian sosial, perilaku, alam, teknik,
medis, bisnis, ekonomi, dan lainnya. Selain itu,
602
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
model tersebut juga dibangun secara komperhensif, karena model tersebut
menggunakan 23 konsep yang terkait dengan kualitas penelitian.
Hirarki kualitas penelitian yang dikembangkan oleh Martensen dkk. 2016 memiliki empat
dimensi, yaitu kredibel credible, kontribusi contributory, kemampuan komunikasi
communicable, dan kepatuhan conforming. Martensen dkk. 2016 menjelaskan bahwa
dimensi kredibel artinya penelitian tersebut harus koheren, konsisten, ketat dan transparan.
Sedangkan, dimensi kontribusi memandang suatu penelitian harus original, relevan dan dapat
digeneralisasi. Adapun, dimensi kemampuan komunikasi mengukur penelitian pada aspek
kemampuan dapat digunakan consumable, dapat diakses acessable, dan dapat dicari searchable.
Terakhir, dimensi kepatuhan berkaitan dengan aspek ketaatan terhadap peraturan terkait,
menjalankan praktek penelitian secara etis ethical, dan penelitian tersebut berkelanjutan
sustainable. Lebih spesifik, hirarki kualitas penelitian tersebut menggunakan 23 konsep
terkait dengan kualitas penelitian. Konsep hirarki kualitas penelitian Martensen dkk. 2016 dapat
dilihat pada gambar 2. Adapun untuk penelasan masing-masing dimensi dari hirarki kualitas
penelitian dapat pada tabel 1. Gambar 2. Konsep Hirarki Kualitas Penelitian
Sumber : Martensen dkk. 2016
603
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Tabel 1. Penjelasan konsep terkait dengan dimensi kualitas pada suatu penelitian
No Dimensi
Konsep Terkait Penjelasan
1 Kredibel
credible Internally valid
Penggunaan metode ilmiah yang benar dalam memecahkan masalah penelitian, dan pengetahuan baru dapat dibuktikan.
Reliable Metode ilmiah yang digunakan tepat untuk permasalahan
penelitian, serta didokumentasikan dengan baik agar orang lain dapat dapat menggunakannya untuk mencapai hasil yang
sama pada konteks yang sama
Contextual Pengetahuan yang sudah ada existing knowledge releven
untuk konteks yang diteliti, dan disajikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan rules for description.
Consistent Pengetahuan baru secara logis terkait dengan pengetahuan
yang sudah ada dan sesuai dengan metode ilmiah dan pertanyaan penelitian yang sedang dibahas saat ini.
Coherent Pertimbangan yang memadai cukup diberikan pada
pengetahuan yang sudah ada dalam konteks yang dipilih Transparent
Pengetahuan baru yang relevan dalam pelaporan hasil penelitian disertakan, dan prosesnya dijelaskan dalam
kaitannya dengan permasalahan saat ini question at hand, metode ilmiah, pengetahuan yang sudah ada.
2 Kontribusi
contributory Original idea
Pertanyaan penelitian yang belum ditanyakan sebelumnya dalam konteks sekarang atau ditafsirkan dalam cara baru.
Original procedure
Prosedur deskripsi described procedure originaldalam kaitannya degngan pertanyaan penelitian.
Original result Pengetahuan baru yang dapat dibuktikan dalam kaitannya
dengan pengetahuan yang sudah ada. Relevant research
idea Pertanyaan penelitian relevan untuk kelompok sasaran saat
ini Applicable result
pengetahuan baru bermanfaat untuk kelompok sasaran saat ini
Current idea Pertanyaan penelitian sesuai dengan konteks saat ini
Generalizable Pengetahuan baru yang berguna secara praktis atau teoritis
dalam konteks lain dari yang dipelajari. 3
Kemampuan Komunikasi
communicable Structured
Dokumentasi penelitian mengikuti aturan yang ditetapkan rules for description
Understandable Bahasa yang digunakan dalam dokumentasi penelitian dapat
dimengerti oleh kelompok targetnya Readable
Bahasan yang benar dalam dokumentasi penelitian untuk kelompok targetnya
604
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Accessible Pengetahuan terbaru dari hasil penelitian dapat dengan
mudah diakses oleh Searchable
Pengetahuan baru yang sudah didokumentasikan disusun sesuai dengan aturan yang ditetapkan rules for description,
dan mudah ditemukan oleh kelompok targetnya.
4 Kepatuhan
conforming Aligned with
regulations Penelitian sesuai dengan aspek hukum yang berlaku saat ini
Morally justifiable Penelitian sesuai dengan standar etika yang berlaku saat ini Open
Penelitian menunjukkan tansparansi dengan standar etika yang berlaku saat ini
Equal opportunities
Penelitian konsisten dengan perlakuan yang sama equal treatment sesuai dengan sistem aturan yang ada
Sustainable Penelitian sesuai dengan aspek pengembangan berkelanjutan
sustainable development aspects
Sumber : Martensen dkk. 2016
Analisis Konteks Pengukuran Kepuasan Pelanggan di Indonesia
Dalam peraturan disebutkan bahwa salah satu kegiatan instansi pelayanan public adalah
melakukan pengukuran kepuasan masyarakat. Pada konteks pelayanan publik di Indonesia,
kepuasan pelanggan juga disebut sebagai kepuasan masyarakat. Instansi penelitan yang
merupakan bagian dari instansi pelayanan publik di Indoensia juga perlu melakukan pengukuran
kepuasan masyarakat.
Secara umum, pentingnya pengukuran kepuasan masyarakat bagi instansi penelitian
adalah untuk mendukung program reformasi birokrasi yang sedang dicanangkan pemerintah
Indonesia. Visi dari reformasi birokrasi adalah menjadi pemerintahan kelas dunia, yaitu
pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan
prima kepada masyarakat dan manajemen pemerintahan yang demokratis agar mampu
menghadapi tantangan pada abad ke-21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025
Perpres No 81 tahun 2010. Lebih lanjut, tujuan dari reformasi birokrasi instansi pemerintah
adalah untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu melayani
publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara. Untuk itu. sasaran reformasi birokrasi yang harus dicapai, yaitu : a
terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; b meningkatnya
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; c meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
birokrasi Perpres No 81 tahun 2010.
605
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Tabel 2. Penjelasan ruang lingkup pelayanan publik menurut Permenpan RB No 16 tahun 2014
No Ruang Lingkup
Penjelasan
1 Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
administratif.
2 Prosedur
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan
3 Waktu pelayanan
Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis
pelayanan.
4 BiayaTarif
BiayaTarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus danatau memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
5 Produk Spesifikasi Jenis
Pelayanan Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang
diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap
spesifikasi jenis pelayanan.
6 Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7 Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
8 Maklumat Pelayanan
Maklumat Pelayanan adalah merupakan pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan.
9 Penanganan Pengaduan,
Saran dan Masukan Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut. Sumber : Permenpan RB No 16 tahun 2014
Untuk mencapai visi, tujuan dan sasaran tersebut, pemerintah melalui Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menetapkan pedoman pengukuran
survei kepuasan pelangggan yang dituangkan dalam Peraturan Menpan RB No 16 tahun 2014
tentang pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
Pedoman tersebut merupakan landasan setiap instansi pelayanan public dalam melakukan
pengukuran kepuasan masyarakat, termasuk juga instansi penelitian.
Dalam Permenpan RB No 16 tahun 2014 disebutkan bahwa survei kepuasan kasyarakat
adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat. Secara umum, tujuan dari survai
kepuasan masyarakat adalah untuk mengukur kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan
dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan public. Peraturan tersebut juga
menyatakan bahwa survei kepuasan masyarakat
606
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016