INDUSTRI PENDIDIKAN Abstrak Makalah Terbaik

tenaga profesional lainya. Sub klasifikasi ini pada dasarnya memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi. Pada tahun 2013 jumlah tenaga profesional pria memiliki jumlah 1.104.121 sedangkan wanita sebanyak 228.430, gap gender turun dari 70,1 ke 65,7. Hal ini didukung dengan tingkat pendidikan wanita yang relatif masih rendah dibandingkan dengan wanita. Pada periode waktu 2012-2013, angkatan kerja wanita yang tidak bersekolah sebesar 8,3 dan 8,15, jauh dibandingkan dengan pria, sebesar 3,45 dan 3,36. Selain itu, partisipasi wanita di jenjang universitas masih rendah dibandingkan pria di tahun 2012, yaitu wanita sebesar 6,96, dan pria sebesar 7,37 . Partisipasi wanita dalam klasifikasi jabatan di angkatan kerja Indonesia yang lebih unggul dibandingkan pria berada pada klasifikasi pejabat dan manajer, tenaga tata usaha, tenaga tata usaha, dan tenaga pengolahan dan pengerajinan. Hampir keseluruhan lapangan usaha hampir didominasi oleh tenaga kerja pria. Partisipasi wanita hanya nampak pada lapangan usaha perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi dan jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan. Dari uraian di atas bisa digeneralisir bahwa tenaga kerja wanita, baik terampil maupun tidak, di Indonesia belum berkembang pada kegiatan ekonomi non-jasa, seperti pengelolaan dan eksplorasi sumber daya alam, industri, lembaga keuangan, dan transportasi. Hanya dalam kegiatan jasa potensi wanita dapat berkembang, seperti jasa akomodasi, jasa kemasyarakatan, perdagangan, dan sosial. KESIMPULAN DAN SARAN Tenaga kerja wanita berkontribusi banyak pada unemploymet. Pada sisi tenaga kerja terampil, terutama STEM, tenaga kerja didominasi oleh pekerja pria dengan variansi yang beragam. Tenga kerja STEM wanita menonjol pada bidang usaha jasa, seperti jasa akomodasi, jasa kemasyarakatan, perdagangan, dan sosial. Pada bidang non-jasa, seperti pengelolaan dan eksplorasi sumber daya alam, industri, lembaga keuangan, dan transportasi, tenaga kerja STEMl pria jauh lebih dominan. Selain itu potensi wanita juga masih lemah di bidang less skill hampil di seluruh lapangan usaha dan jabatan. Pemerintah dapan meningkatkan partisipasi wanita dengan mendorong jumlah angkatan kerja terdidik universitas untuk meningktkan potensi tenaga kerja terlatih wanita di indonesia. Selanjutnya, dengan adanya pemetaan ini, pengambil kebijakan dapat melakukan pengembangan SDM, terutama tenaga kerja terampil, dengan tepat sasaran pada bidang pekerjaan dan lapangan usaha yang spesifik. DAFTAR PUSTAKA Bappenas, 2007. KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2006. In KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2006. Bappenas. Available at: http:www.bappenas.go.idfiles41135228 3386bab__20081122141425__775__2.pdf [Accessed March 30, 2016]. Beede, D. et al., 2011. Women in STEM: A Gender Gap to Innovation. Berau Labor of Statistics, 2012. Options for defining STEM Science, Technology, Engineering, and Mathematics occupations under the 2010 Standard Occupational Classification SOC system, Cuberes, D. Teignier, M., 2013. Gender Gaps in the Labor Market and Aggregate Productivity . International Labour Office, 2010. Women in labour markets: Measuring progress and identifying challenges. In ILO, p. 109. Nations, U., 1995. Report of the Fourth World Conference on Women, Setyowati, E., 2009. Analisis Tingkat Partisipasi Wanita Dalam Angkatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10, No.2, Desember 2009, hlm. 215 - 233 ANALISIS, 102. 533 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 Mobilitas Internasional SDM Iptek Indonesia Dalam Kerangka Free Flow of Skilled Labor AEC Indri Juwita Asmara, Elmi Achelia, Maulana Akbar, Nani Grace B Center For Science and Technology Development Studies, Indonesian Institute of Sciences indri.asmaragmail.com , elmiacheliagmail.com , maulanaakbargmail.com , nanigracegmail.com LATAR BELAKANG Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek diarahkan untuk penguasaan dan pemanfaatan Iptek bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas iptek. Pembangunan iptek dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang mengarah pada pembangunan ekonomi. Pembangunan tersebut dapat terwujud jika pemerintah mampu menyiapkan infrastruktur, mengoptimalkan belanja negara dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM. Indonesia memiliki SDM yang sangat potensial, jika dilihat dari jumlah penduduk dan angka produktivitas penduduk. Sejak tahun 2012 yang lalu, Indonesia telah memiliki bonus demografi. Bonus demografi merupakan cerminan Keyword A B S T R A C T HRST, free flow of skilled labor, international mobility, AEC Indonesia’s Human Resource devoted to Science and Technology HRST is a human resource that contributes and is involved in the utilization, development and creation of science and technology. Indonesias Long Term Development Plan 2025 has determined that development leads to economic development by increasing the quantity, quality and mobility of human resources aimed at science and technology. The mobility of human resources, especially between countries, is regulated in an international arrangement, one of which is an agreement in the ASEAN Economic Community AEC which has been enacted in 2015. Special international mobility has been arranged in the pillar of free flow of skilled labor. This paper aims to provide an overview of the mobility of Indonesias HRST in MEA, especially Malaysia and Singapore. Both countries are the main destination countries of human resource mobility of Indonesian Science and Technology in ASEAN. This paper also describes how the mobility of human resources in the implementation of science pillar free flow of skilled labor and the factors that affect the mobility of human resources science and technology Indonesia. Kata Kunci S A R I K A R A N G A N SDM Iptek, free flow of skilled labor, mobilitas internasional, AEC SDM Iptek Indonesia merupakan SDM yang berkontribusi dan terlibat dalam pemanfaatan, pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Indonesia 2025 telah menetapkan bahwa pembangunan mengarah ke pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kuantitas, kualitas dan mobilitas SDM yang ditujukan pada Sains dan Teknologi SDM IPTEK. Sementara itu dalam ASEAN Economic Community, mobilitas internasional diatur dalam pilar free flow of skilled labor. Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai mobilitas SDM Iptek Indonesia di Malaysia dan Singapura. Kedua negara tersebut merupakan negara tujuan utama mobilitas SDM Iptek Indonesia. Dan bagaimana mobilitas SDM Iptek dalam implementasi pilar free flow of skilled labor serta faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas SDM Iptek Indonesia. © Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 534 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 dari angka ketergantungan, pada kurun waktu 2020-2030 terjadi penurunan angka rasio ketergantungan yaitu dibawah 1. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, bonus demografi dapat bermanfaat apabila jika usia produktif merupakan tenaga kerja yang sudah bekerja, namun akan menjadi beban negara atau liabilitas jika usia produktif ini tidak dipersiapkan dengan benar. Pembangunan ekonomi difokuskan untuk mempercepat kemampuan SDM dan iptek nasional. Di dalam RPJP, dukungan terhadap pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan dilakukan melalui peningkatan kuantitas, kualitas, dan mobilitas SDM iptek dan penguatan sistem inovasi [RPJP]. SDM yang berkualitas dan meningkatnya usia produktif pada periode ini merupakan suatu hal yang harus dicermati sebagai potensi dalam pembangunan ekonomi berbasis iptek demi mencapai posisi negara dengan perekonomian yang kuat pada tahun 2025. Di beberapa negara, adanya bonus demografi ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat terlaksana karena bonus demografi disikapi dengan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas SDM Iptek. SDM iptek dibutuhkan untuk mencapai pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan. Mobilitas SDM Iptek penting untuk menjadi fokus perhatian karena pada beberapa studi di negara OECD dan non-OECD terlihat bahwa mobilitasSDM Iptek berdampak pada ekonomi. Terjadinya mobilitas internasional berdampak positif bagi negara penerima migran ditunjukkan dengan stimulasi kapasitas inovasi, peningkatan human capital, dan diseminasi ilmu pengetahuan D. Guellec dan M.Cervantes, 2002. Selain itu, dari migran yang memperoleh pendidikan di negara penerima, maka negara tersebut akan memiliki tambahan potensi cadangan SDM Iptek K. Tremblay, 2002. Sedangkan bagi negara asal migran, hilangnya human capital secara tidak langsung diimbangi dengan migran yang kembali dan jaringan yang terbangun untuk memfasilitasi mobilitasantara negara asal dan negara penerima migran J. B. Meyer, 2002. Isu mobilitas internasional SDM yang sudah diimplementasikan di Indonesia adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Dalam blue print MEA 2015 terdapat pilar “Single Market and Production Base” . Karakteristik MEA adalah aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terlatih serta aliran modal yang lebih bebas antar negara ASEAN. Flow SDM dalam pilar tersebut dinyatakan dalam moda “Free Flow of Skilled Labor”, dimana pemberlakukan pasar bebas tenaga kerja akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi angkatan kerja di seluruh kawasan ASEAN. Tenaga kerja di ASEAN berkesempatan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di negara penerima untuk mengisi kekurangan tenaga kerja. Bagi SDM yang melakukan pergerakan akan meningkatkan pendapatan serta memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Kondisi mobilitas tenaga kerja ASEAN, dari tahun 1990-2013 migrasi intra ASEAN meningkat dari 1,5 juta menjadi 6,5 juta migrant Nurhemi et al, 2015. Sebagain besar 87 migrasi tenaga kerja intra ASEAN merupakan tenaga kerja berketrampilan rendah dan sedang Nurhemi et al, 2015. Aliran mobilitas tenaga kerja ASEAN terkonsentrasi dalam 5 koridor utama yaitu: Myanmar ke Thailand, Indonesia ke Malaysia, Malaysia ke Singapura, Laos ke Thailand, Kamboja ke Thailand . Migrasi ini merepresentasikan 88 dari intra ASEAN stok migrant UN, 2013 dan Sugiyarto dan Agunias, 2014. Untuk mendukung komponen Free Flow of Skilled Labor dalam blue print MEA, ASEAN membuat kesepatan berupa Mutual Recognition Agreement MRA. Seluruh negara ASEAN telah menandatangani MRA yang menyepakati kualifikasi pergerakan tenaga kerja terampil dari delapan sektor yaitu: 1 Jasa teknik rekayasa, 2 Jasa keperawatan, 3 Jasa arsitektur, 4 Jasa pemetaan, 5 Jasa profesi pariwisata, 6 Jasa akuntansi, 7 Jasa Medis, 8 Jasa dokter gigi. MRA merupakan kesepakatan untuk mengakui atau menerima beberapa atau semua hasil penilaian atau sertifikasi dari kualifikasi jasa profesional yang disepakati. Oleh karena itu, adanya free flow of skilled labor dalam kesepakatan MEA akan berpengaruh terhadap perkembangan SDM Iptek Indonesia, terutama SDM Iptek dalam perspektif pekerjaan. Bagaimana pengaruh kesepakatan dalam MEA 535 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 mempengaruhi pasar tenaga kerja Indonesia dan sebaliknya. Sementara untuk SDM Iptek dalam dimensi persediaan yaitu SDM yang memiliki latar belakang pendidikan dengan tingkat pendidikan di atas D3, mobilitas juga terjadi pada pergerakan mahasiswa baik mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar negeri maupun mahasiswa asing yang datang ke Indonesia. Selama tahun 2013, setidaknya sebanyak 28,372 mahasiswa mengenyam pendidikan di luar negeri. Australia menjadi tujuan mahasiswa Indonesia terbanyak, yaitu sebanyak 9453 orang, diikuti Amerika Serikat 7340 orang, dan Uni Eropa siswa. Terjadinya mobilitas SDM Iptek dalam perspektif pendidikan juga mempengaruhi kapasitas pendidikan di Indonesia yang pada akhirnya mempengaruhi potensial persediaan SDM Iptek di Indonesia. TINJAUAN LITERATUR Mobilitas internasional atau migrasi internasional yaitu perpindahan orang melalui batas-batas internasional negara. Definisi tersebut ditetapkan untuk menjadi standar pengukuran migrasi internasional. Migrasi internasional dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu migrant jangka panjang dan migrant jangka pendek. Migran jangka panjang yaitu seseorang berpindah ke negara lain untuk jangka waktu minimal satu tahun. Migran jangka pendek yaitu seseorang berpindah ke negara lain untuk jangka waktu minimal tiga bulan sampai dengan satu tahun. Dalam pengukuran migran, yang dihitung tidak hanya orang yang menjadi tujuan utama perpindahan, melainkan menghitung sejumlah orang yang menjadi tanggungannya yang ikut berpindah. Pengukuran inflow statistic migrant dilakukan dengan menggunakan sumber data dari sistem kependudukan nasional, sistem administrasi pengurusan izin tinggal sementara atau izin kerja bagi warga negara asing, sensus penduduk, survey tenaga kerja, dan data dari sumber lain untuk kasus tertentu. Sedangkan pengukuran outflow lebih sulit untuk dilakukan. Beberapa negara mengukur dengan estimasi agregat dari survey tenaga kerja. Dalam konteks SDM Iptek, mobilitas internasional menjadi penting karena merupakan saluran difusi pengetahuan. Dimana SDM iptek berperan sebagai kunci inovasi dan pertumbuhan ekonomi serta berpengaruh pada pengenalan produk atau inovasi baru, yang dengan mobilitasnya SDM iptek mendorong terjadinya transfer teknologi. Dari sisi pasar tenaga kerja, mobilitas akan memberikan efisiensi alokasi tenaga kerja dan meningkatkan fleksibilitas. Hal lain yang perlu diperhatikan terkait mobilitas SDM iptek yaitu mobilitas mahasiswa antar negara. Mahasiswa yang belajar di luar negeri menjadi salah satu pendorong terjadinya migrasi SDM iptek. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang terdaftar pada program pendidikan berdasarkan riset harus melakukan aktivitas riset dengan output yang setara dengan pekerja professional seperti publikasi ilmiah. Selain itu mahasiswa juga berkewajiban kerja praktek di negara tempatnya belajar untuk mengaplikasikan teori yang dipelajari. Dengan demikian secara tidak langsung mahasiswa tersebut telah memenuhi syarat dasar untuk melakukan migrasi karena telah memiliki penguasaan bahasa dan pengetahuan spesifik negara tujuan, dapat lebih adaptif pada budaya negara tujuan, dan gelar akademiknya lebih diakui di pasar tenaga kerja negara tujuan.

a. Free Flow of Skilled Labor

Pencapaian ASEAN Economic Community semakin kuat dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015”pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina tanggal 13 Januari 2007. Dalam pertemuan itu disepakati percepatan pembentukan ASEAN Economic Community AEC dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 dalam rangka memperkuat daya saing ASEAN dalam menghadapi kompetisi global seperti India dan China. Dalam konfrensi tersebut, para Menteri Ekonomi ASEAN telah menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk menyusun ”ASEAN Economic Community AEC Blue print”. Cetak Biru AEC tersebut berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang 536 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016