SISTEM PENDIDIKAN Abstrak Makalah Terbaik
jumlah pria dan wanita di Indonesia memiliki jumlah yang hampir sama, namun angkatan kerja
wanita lebih banyak dialokasikan pada unemployment side. Gender gap pada tenaga kerja
terampil gambar 5 menunjukan jarak yang senggang. Selama tiga belas tahun, rata-rata
gender gap sebesar 25,3.
Gambar 4.
Proporsi Gender Gap STEM di angkatan kerja Indonesia 2000-2013
Employment Side - Female Enployment
Permasalahan yang dijawab dalam indikator Female Enployment
adalah dimana dan bagaimana wanita berkontribusi dalam angkatan
kerja, terutama STEM. Kontribusi wanita berdasarkan jabatan dan lapangan usaha. Tabel 3
merupakan hasil pemetaan gender gap angkatan kerja STEM Indonesia berdasarkan lapangan
usaha dan klasifikasi jabatan. Tabel tersebut menjelaskan seberapa besar perbedaan wanita dan
pria dalam kontribusi jumlah tenaga STEM. Nilai positif merupakan proporsi pria yang lebih besar
dibandingkan dengan wanita, nilai negatif menjelaskan proporsi wanita yang lebih banyak
dibandingkan pria. Semakin mendekati nol nilai dari tabel tersebut, maka semakin kecil juga jarak
proporsi antar gender.
Tabel 3. Gender Gap STEM Wanita Indonesia berdasarkan Lapangan Usaha dan ISCO 2012-2013
Lapangan Usaha Legislators,
Professionals Technicians
Less-Skilled senior officials
and associate and managers
professionals 2012
2013 2012
2013 2012
2013 2012
2013 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan
Perikanan 0,91
0,84 0,80
0,81 0,45
0,44 0,26
0,28
2 Pertambangan dan Penggalian
0,90 0,97
0,87 0,93
0,69 0,65
0,83 0,86
3 Industri
0,63 0,73
0,81 0,68
0,28 0,23
0,15 0,17
4 Listrik, Gas dan Air Minum
0,96 0,88
0,99 0,55
0,62 0,53
0,93 0,88
5 Konstruksi
0,70 0,61
0,91 0,89
0,52 0,39
0,97 0,96
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
0,40 0,42
0,45 0,25
-0,04 -0,04
-0,01 -0,02
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
0,58 0,64
0,77 0,70
0,45 0,39
0,95 0,94
8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan Jasa
0,34 0,37
0,56 0,66
0,19 0,20
0,64 0,69
Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
-0,14 -0,12
0,62 0,65
0,22 0,24
0,10 0,10
Gender Gap yang disajikan dalam tabel 1 menunjukan bahwa dominasi tenaga kerja laki-
laki masih sangat tinggi, terutatama dalam tenaga profesional. Tenaga Profesional teridiri dari
peneliti iptek, peneliti ilmu hayati dan kesehatan, peneliti ilmu sosial, pengajar profesional, dan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Presentase Pria STEM
0,60 0,64 0,64 0,64 0,64 0,63 0,61 0,64 0,62 0,61 0,59 0,58 0,57 0,62 Presentase Wanita STEM 0,40 0,36 0,36 0,36 0,36 0,37 0,39 0,36 0,38 0,39 0,41 0,42 0,43 0,38
0,30 0,35
0,40 0,45
0,50 0,55
0,60 0,65
0,70
532
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
tenaga profesional lainya. Sub klasifikasi ini pada dasarnya memerlukan jenjang pendidikan yang
tinggi. Pada tahun 2013 jumlah tenaga profesional pria memiliki jumlah 1.104.121 sedangkan wanita
sebanyak 228.430, gap gender turun dari 70,1 ke 65,7. Hal ini didukung dengan tingkat
pendidikan wanita yang relatif masih rendah dibandingkan dengan wanita. Pada periode waktu
2012-2013, angkatan kerja wanita yang tidak bersekolah sebesar 8,3 dan 8,15, jauh
dibandingkan dengan pria, sebesar 3,45 dan 3,36. Selain itu, partisipasi wanita di jenjang
universitas masih rendah dibandingkan pria di tahun 2012, yaitu wanita sebesar 6,96, dan pria
sebesar 7,37 .
Partisipasi wanita dalam klasifikasi jabatan di angkatan kerja Indonesia yang lebih unggul
dibandingkan pria berada pada klasifikasi pejabat dan manajer, tenaga tata usaha, tenaga tata usaha,
dan tenaga pengolahan dan pengerajinan. Hampir keseluruhan lapangan usaha hampir didominasi
oleh tenaga kerja pria. Partisipasi wanita hanya nampak pada lapangan usaha perdagangan, rumah
makan, dan jasa akomodasi dan jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan.
Dari uraian di atas bisa digeneralisir bahwa tenaga kerja wanita, baik terampil maupun tidak, di
Indonesia belum berkembang pada kegiatan ekonomi non-jasa, seperti pengelolaan dan
eksplorasi sumber daya alam, industri, lembaga keuangan, dan transportasi. Hanya dalam kegiatan
jasa potensi wanita dapat berkembang, seperti jasa akomodasi, jasa kemasyarakatan, perdagangan,
dan sosial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Tenaga kerja wanita berkontribusi banyak pada unemploymet. Pada sisi tenaga kerja terampil,
terutama STEM, tenaga kerja didominasi oleh pekerja pria dengan variansi yang beragam. Tenga
kerja STEM wanita menonjol pada bidang usaha jasa, seperti jasa akomodasi, jasa kemasyarakatan,
perdagangan, dan sosial. Pada bidang non-jasa, seperti pengelolaan dan eksplorasi sumber daya
alam, industri, lembaga keuangan, dan transportasi, tenaga kerja STEMl pria jauh lebih
dominan. Selain itu potensi wanita juga masih lemah di bidang less skill hampil di seluruh
lapangan usaha dan jabatan.
Pemerintah dapan meningkatkan partisipasi wanita dengan mendorong jumlah angkatan kerja
terdidik universitas untuk meningktkan potensi tenaga kerja terlatih wanita di indonesia.
Selanjutnya, dengan adanya pemetaan ini, pengambil kebijakan dapat melakukan
pengembangan SDM, terutama tenaga kerja terampil, dengan tepat sasaran pada bidang
pekerjaan dan lapangan usaha yang spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas, 2007. KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2006. In KONDISI EKONOMI
MAKRO TAHUN 2006. Bappenas. Available at:
http:www.bappenas.go.idfiles41135228 3386bab__20081122141425__775__2.pdf
[Accessed March 30, 2016].
Beede, D. et al., 2011. Women in STEM: A Gender Gap to Innovation.
Berau Labor of Statistics, 2012. Options for defining STEM Science, Technology,
Engineering, and Mathematics occupations under the 2010 Standard Occupational
Classification SOC system,
Cuberes, D. Teignier, M., 2013. Gender Gaps in the Labor Market and Aggregate
Productivity . International Labour Office, 2010. Women in
labour markets: Measuring progress and identifying challenges. In ILO, p. 109.
Nations, U., 1995. Report of the Fourth World Conference on Women,
Setyowati, E., 2009. Analisis Tingkat Partisipasi Wanita Dalam Angkatan. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 10, No.2, Desember 2009, hlm. 215 - 233 ANALISIS, 102.
533
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016