Besar Nilai Transaksi Omset dalam satu bulan 26 hari
dll. Beberapa National Customer Satisfaction Index NCSI mengadopsi kepuasan pelanggan
berbasis model makro, seperti NCSB Norwegian Customer Satisfaction Barometer, SCSB
Swedish Customer Satisfaction Barometer, ACSI American Customer Satisfaction Index,dan
ESCI European Customer Satisfaction Index Jhonson dkk. 2001.
Perbedaan mendasar antara model makro dan model mikro adalah pada perspektif
pengukuran kepuasan yang dipakai. Model mikro adalah model kepuasan pelanggan yang
didasarkan pada perspektif kepuasan pelanggan sebaga proses process. Sedangkan, model makro
adalah model kepuasan pelanggan yang berfokus pada hasil outcome. Konsekuesi dari model
mikro adalah pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara mengukur elemen-elemen
yang membentuk kepuasan pelanggan. Umumnya, model ini mengukur kepuasan pelanggan dengan
mengukur kualitas dari berbagai atribut pelayananproduk. Permasalahannya adalah
berbagai peneliti menyatakan bahwa konsep kualitas pelayanan produk tidak sama dengan
konsep kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, menjadi tidak tepat ketika kepuasan pelanggan
diukur dengan kinerja pelayanan.
Sebagai alternatif, pengukuran kepuasan pelanggan dapat juga dilakukan dengan model
makro. Pada model makro kepuasan pelanggan diukur dengan melihat pernyataan akhir the end-
state resulting dari pengalaman mengkonsumsi produk. Oleh karena itu, variabel kepuasan
pelanggan pada model makro diukur sebagai kepuasan secara menyeluruh overall
satisfaction. Implikasinya adalah hasil pengukuran model tersebut benar-benar
mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan. Selain itu, model makro juga dapat memberikan
informasi yang komperhensif bagi setiap organisasi, karena model makro tidak hanya
mengukur tingkat kepuasan pelanggan saja, melainkan juga dapat memberikan hasil
pengukuran variabel lainnya, seperti kualitas pelayananproduk, harapan pelanggan, keluhan
pelanggan, loyalitas pelangan, dll. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis memandang bahwa
model kepuasan masyarakat untuk instansi penelitian lebih baik mengadopsi model makro.
Perumusan Model Kepuasan Pelanggan Instansi Penelitian
Beradasarkan hasil analisis sebelumnya, model kepuasan pelanggan untuk instansi
penelitian dan konteks negara Indonesia dapat dilihat dari gambar 2. Pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa kepuasan dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu 1 kualitas penelitian
quality of research, dan 2 kualitas pelayanan quality of service. Selain itu, penulis juga telah
mengembangkan indikator pengukuran model kepuasan pelanggan institusi penelitian di
Indonesia. Indikator pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.
Model kepuasan tersebut telah sesuai dengan karakteristik organisasi penelitian karena
pada model tersebut juga mengukur aspek kualitas penelitian quality of research. Aspek tersebut
merupakan aspek yang menggambarkan kinerja dari suatu penelitian yang dilakukan oleh
organisasi penelitian. Pada aspek tersebut terdapat 4 faktor yang berperan penting dalam
mempengaruhi kepuasan masyarakat yaitu kredibel, kontribusi, komunikasi, dan kepatuhan.
Lebih lanjut, empat faktor tersebut diukur dengan 23 indikator yang merefleksikan kinerja suatu
penelitian. Penjelasan empat faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 3. Indikator pengukuran model kepuasan pelanggan institusi riset di Indonesia
Variabel Indikator Pengukuran
Kredibel QR1 : Rigorous
QR2 : Consistent QR3 : Coherent
QR4 : Transparant Kontribusi
QR5 : Original QR6 : Relevan relevant
QR7 : Generalizable
608
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Komunikasi QR8 : Consumable
QR9 : Accessible QR10 : Searchable
Kepatuhan QR11 : Aligned with regulation
QR12 : Ethical QR13 : Sustainable
Pelayanan QS1 : Persyaratan
QS2 : Prosedur QS3 : Waktu
QS4 : Produk spesifikasi jenis pelayanan
QS5 : Maklumat pelayanan Pelaksana
QS6 : Kompetensi pelayanan QS7 : Perilaku pelayanan
Biayataif QS8 : Biayatarif
Penaganan Pengaduan
QS9 : Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
Kepuasan Pelanggan
KP1 : Kepuasan secara menyeluruh
KP2 : Kinerja dibandingkan dengan pelayanan ideal
menurut pelanggan KP3 : Diskonformasi harapan
expectancy disconfirmation
Selain itu, untuk memenuhi konteks di Indonesia, model kepuasan pelanggan yang baru
ini juga perlu menambahkan sembilan faktor penting yang harus diukur dalam pengukuran
kepuasan masyarakat. Dalam Permenpan RB No 16 tahun 2014 disebutkan bahwa sembilan faktor
tersebut wajib diukur dalam survei kepuasan masyarakat. Dengan kata lain, setiap instansi
penelitian yang merupakan bagian dari instansi pelayanan publik juga perlu mengukur sembilan
unsur tersebut dalam survei kepuasan masyarakat. Penjelasan ruang lingkup tersebut dapat dilihat
pada tabel 2. Secara konseptual, sembilan faktor tersebut
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat. Oleh karena itu,
dalam pengembangan model kepuasan pelanggan ini, penulis menambahkan sembilan indikator
penting yang dicerminkan dengan faktor kualitas pelayanan quality of service, dimana sembilan
indikator tersebut dikelompokan menjadi empat dimensi penting dalam mempengaruhi kepuasan
masyarakat, yaitu pelayanan, pelaksana, biaya, dan pengaduan.
PENUTUP
Penelitian ini telah mengembangkan model pengukuran kepuasan masyarakat baru untuk
instansi penelitian di Indoensia. Model yang dikembangan penelitian ini menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor kualitas penelitian quality of
research dan kualitas pelayanan quality of service. Adapun, kualitas penelitan terdiri dari
empat dimensi, yaitu kredibel, kontribusi, komunikasi, dan kepatuhan. Sedangkan, faktor
kualitas pelayanan juga memiliki empat dimensi, yaitu pelayanan, pelaksana, biaya, dan pengaduan.
Dari keseluruhan dimensi tersebut, pengukuran terhadap kualitas penelitian dan kualitas
pelayanan instansi penelitian dapat diukur dengan 24 indikator pengukuran.
Model kepuasan pelanggan penelitian ini merupakan model kepuasan yang mengadopsi
pendekatan model makro. Implikasinya adalah kepuasan pelangan diukur sebagai kepuasan
keseluruhan overall satisfaction. Dengan kata lain, model penelitian ini memiliki keunggulan
dalam memberikan hasil akurat dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Untuk mengukur
tingkat kepuasan pelanggan, model tersebut menggunakan tiga indikator pengukuran.
Indikator-indikator tersebut juga telah digunakan diberbagai model pengukuran pengukuran
kepuasan, seperti ACSI, ECSI, NCSB, SCSB.
Dalam pengembangannya, model tersebut juga telah sesuai dengan karakteristik organisasi
penelitian. Pemenuhan terhadap karakterstik
609
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016