mempengaruhi pasar tenaga kerja Indonesia dan sebaliknya.
Sementara untuk SDM Iptek dalam dimensi persediaan yaitu SDM yang memiliki latar
belakang pendidikan dengan tingkat pendidikan di atas D3, mobilitas juga terjadi pada pergerakan
mahasiswa baik mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar negeri maupun
mahasiswa asing yang datang ke Indonesia. Selama tahun 2013, setidaknya sebanyak 28,372
mahasiswa mengenyam pendidikan di luar negeri. Australia menjadi tujuan mahasiswa Indonesia
terbanyak, yaitu sebanyak 9453 orang, diikuti Amerika Serikat 7340 orang, dan Uni Eropa
siswa. Terjadinya mobilitas SDM Iptek dalam perspektif pendidikan juga mempengaruhi
kapasitas pendidikan di Indonesia yang pada akhirnya mempengaruhi potensial persediaan
SDM Iptek di Indonesia.
TINJAUAN LITERATUR
Mobilitas internasional atau migrasi internasional yaitu perpindahan orang melalui batas-batas
internasional negara. Definisi tersebut ditetapkan untuk menjadi standar pengukuran
migrasi internasional. Migrasi internasional dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
migrant jangka panjang dan migrant jangka pendek. Migran jangka panjang yaitu seseorang
berpindah ke negara lain untuk jangka waktu minimal satu tahun. Migran jangka pendek yaitu
seseorang berpindah ke negara lain untuk jangka waktu minimal tiga bulan sampai dengan satu
tahun. Dalam pengukuran migran, yang dihitung tidak hanya orang yang menjadi tujuan utama
perpindahan, melainkan menghitung sejumlah orang yang menjadi tanggungannya yang ikut
berpindah. Pengukuran inflow statistic migrant dilakukan dengan menggunakan sumber data dari
sistem kependudukan nasional, sistem administrasi pengurusan izin tinggal sementara
atau izin kerja bagi warga negara asing, sensus penduduk, survey tenaga kerja, dan data dari
sumber lain untuk kasus tertentu. Sedangkan pengukuran outflow lebih sulit untuk dilakukan.
Beberapa negara mengukur dengan estimasi agregat dari survey tenaga kerja.
Dalam konteks SDM Iptek, mobilitas internasional menjadi penting karena merupakan
saluran difusi pengetahuan. Dimana SDM iptek berperan sebagai kunci inovasi dan pertumbuhan
ekonomi serta berpengaruh pada pengenalan produk atau inovasi baru, yang dengan
mobilitasnya SDM iptek mendorong terjadinya transfer teknologi. Dari sisi pasar tenaga kerja,
mobilitas akan memberikan efisiensi alokasi tenaga kerja dan meningkatkan fleksibilitas.
Hal lain yang perlu diperhatikan terkait mobilitas SDM iptek yaitu mobilitas mahasiswa
antar negara. Mahasiswa yang belajar di luar negeri menjadi salah satu pendorong terjadinya
migrasi SDM iptek. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang terdaftar pada program
pendidikan berdasarkan riset harus melakukan aktivitas riset dengan output yang setara dengan
pekerja professional seperti publikasi ilmiah. Selain itu mahasiswa juga berkewajiban kerja
praktek di negara tempatnya belajar untuk mengaplikasikan teori yang dipelajari. Dengan
demikian secara tidak langsung mahasiswa tersebut telah memenuhi syarat dasar untuk
melakukan migrasi karena telah memiliki penguasaan bahasa dan pengetahuan spesifik
negara tujuan, dapat lebih adaptif pada budaya negara tujuan, dan gelar akademiknya lebih diakui
di pasar tenaga kerja negara tujuan.
a. Free Flow of Skilled Labor
Pencapaian ASEAN Economic Community semakin kuat dengan
ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN
Community by 2015”pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina tanggal 13 Januari 2007. Dalam
pertemuan itu disepakati percepatan pembentukan ASEAN Economic Community AEC dari tahun
2020 menjadi tahun 2015 dalam rangka memperkuat daya saing ASEAN dalam
menghadapi kompetisi global seperti India dan China. Dalam konfrensi tersebut, para Menteri
Ekonomi ASEAN telah menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk menyusun ”ASEAN
Economic Community AEC Blue print”. Cetak Biru AEC tersebut berisi rencana kerja strategis
dalam jangka pendek, menengah dan panjang
536
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
hingga tahun 2015 menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN.
Pada KTT ASEAN Ke-13 di Singapura, bulan Nopember 2007, telah disepakati Blueprint
for the ASEAN Economic CommunityAEC Blueprint, dimana terdapat empat pilar utama
Gambar 1 yang dijadikan roadmap bagi tiap anggota negara untuk mentransformasikan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang kompetitif dan terintegrasi dengan
ekonomi global.
Gambar 1. Empat Pilar utama MEA 2015 ASEAN Secretariat
Salah satu pilar utama yang menjadi prioritas adalah ‘menuju single market dan production
base’ dengan salah satu komponen prioritasnya ‘Free flow of skilled labour’ Gambar 2.
Pergerakan pekerja terampil skilled labour menjadi agenda prioritas yang sangat penting
karena menunjang dalam pergerakan free flow investasi, kapital, jasa, dan barang.
Gambar 2. Pilar Single Market and Production Base dalam AEC Blueprint 2015
Untuk menunjang tercapainya Free Flow of Skilled Labour di ASEAN, telah disepakati
beberapa perjanjian yang bertujuan memfasilitasi pekerja terampil dengan tujuan tertentu agar
dengan mudah bergerak. Diantaranya ASEAN Agreement on the Movement of Natural Person
yang disepakati di Kamboja pada Tahun 2012 dan ASEAN Declaration on the Protection and
Promotion of the Rights of Migrant Workers yang ditandatangani di Filipina pada tahun 2007.
2. Karakteristik Movement Natural Person General Agreement on
Trade in Services GATS yang diterbitkan olah World Trade
Organization WTO mengelompokan supply a service
berdasarkan empat mode, salah satu mode, yaitu mode 4 natural
person adalah orang yang mengacu pada mobilitas dari satu
tempat anggota WTOke wilayah lain untuk tujuan memberikan
layanan. Namun bukan untuk mencari pekerjaan,
kewarganegaraaan, atau tinggal secara permanen. Natural person tertuang pula dalam
ASEAN Agreement on the Movement of Natural Persondengan kategori yang lebih spesifik, yaitu
business visitor, intr-corporate transferees, dan contractual service supplier. Natural Person dapat
pula dikategorikan dengan profesi jabatan yaitu eksekutif, manajer, dan spesialis skilled labour.
Dalam pengukuran natural person, WTO telah mengkategorikan berdasarkan International
Standard Classification of Occupation ISCO 88. Natural person merupakan skilled labour dengan
klasifikasi dari digit satu hingga empat dengan minmal pendidikan undergraduate. Pengukuran
SDM Iptek berdasarkan Canberra Manual menggunakan klasifikasi dan digit yang sama.
Dengan kata lain, natural person yang didefinisikan oleh WTO dan ASEAN adalah
pergerakan SDM Iptek.
b. Outflow SDM Iptek Indonesia
Yap 2009 menyatakan Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki
proporsi warga negara asing terhadap pribumi
537
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
tertinggi dibandingkan dengan negara lain, demikian pula dengan tenaga kerja asingnya. Satu
pertiga dari total tenaga kerja Singapura adalah tenaga kerja asing. Hampir separuh dari total
tenaga kerja asing tersebut bekerja di sektor jasa, seperempatnya bekerja di sektor manufaktur dan
konstruksi. Dominasi tenaga kerja asing terbanyak terdapat di sektor konstruksi. Enam dari sepuluh
pekerja konstruksi 60 adalah tenaga kerja asing. Bila dibandingkan dengan sektor lain yaitu
hanya separuh dari total tenaga kerja manufaktur dan hanya seperempatnya di sektor jasa Yap.
2009.
Tidak jauh berbeda dengan Singapura, Malaysia juga merupakan importer tenaga kerja,
selain juga ekportir. Namun dalam pertengahan tahun 1980 migran tenaga kerja menjadi perhatian
besar karena pertumbuhan tenaga kerja asing yang memiliki keahlian rendah semakin tinggi. Padahal
bidang pekerjaan domestik seperti pertanian dan perkebunan beralih ke bidang manufaktur dan jasa
Kanapathy, 2001. Untuk meningkat perekonomian, pada akhir 1980, Malaysia
menerapkan ekonomi liberal, dengan mengundang investor asing untuk berinvestasi di
negaranya. Seiring dengan itu, tenaga kerja asing yang berpendidikan tinggi dan memiliki
keterampilan semakin banyak dan dibutuhkan di Malaysia.
Didasarkan pada kedekatan wilayahgeografi, sejarah dan budaya, tenaga
kerja yang berasal dari Malaysia paling banyak bekerja di Singapura, walaupun saat ini tenaga
kerja berkewarganegaraan lainnya seperti Indonesia, Philipina atau negara lain di kawasan
Asia tenggara, Asia utara, Asia selatan bahkan Eropa telah banyak di Singapura. Lebih dari itu,
hasil wawancara terhadap peneliti Malaysia menunjukkan bahwa tidak hanya kedekatan
wilayahgeografis, tetapi juga kekerabatan menjadi faktor utama banyaknya tenaga kerja
asing Indonesia memilih dua negara tersebut sebagai tujuan bekerja.
1.
Mobilitas SDM Indonesia di ASEAN
Mobilitas tenaga kerja ASEAN mengarah pada tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan
Tahiland. Terdapat lima koridor utama migrasi pekerja ASEAN, diantaranya Myanmar ke
Thailand, Indonesia ke Malaysia, Malaysia ke Singapura, Laos ke Thailand, dan Kamboja ke
Thailand UN 2013. Migrasi dari lima koridor ini merepresentasikan 88 dari intra-ASEAN
migrant stock UN, 2013 dan Sugiyarto dan Agunias, 2014.
2. Mobilitas SDM Indonesia di ASEAN
Mobilitas tenaga kerja ASEAN mengarah pada tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan
Tahiland. Terdapat lima koridor utama migrasi pekerja ASEAN, diantaranya Myanmar ke
Thailand, Indonesia ke Malaysia, Malaysia ke Singapura, Laos ke Thailand, dan Kamboja ke
Thailand UN 2013. Migrasi dari lima koridor ini merepresentasikan 88 dari intra-ASEAN
migrant stock UN, 2013 dan Sugiyarto dan Agunias, 2014.
Gambar 3. Pergerakan Tenaga Kerja Asal Indonesia
Indonesia memiliki alur pergerakan natural person ke semua negara anggota ASEAN,
namun hanya alur dari Indonesia ke Singapura dan Malaysia saja yang memiliki jumlah terbesar
Gambar 3. Pergerakan tenaga kerja Indonesia dipengaruhi banyak hal, seperti kedekatan bahasa,
budaya, dan demografi. Tapi lebih dari itu, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan dasar
mengapa Singapura dan Malaysia sangat penting bagi mobilitas Tenaga Kerja dari Indonesia.
Gambar 2 menunjukan mobilitas SDM Iptek Indonesia meningkat dari tahun 2011 dan 2012.
Begitu pula dari segi kuantitas, pada tahun 2012 Singapura dan Malaysia merupakan negara tujuan
SDM Iptek Indonesia tertinggi di ASEAN.
538
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Singapura menjadi negara dengan tenaga kerja net export tertinggi pada tahun 2010. Jumlah
pekerja asing datang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pekerja lokal yang bekerja di
negara lain. Besarnya tenaga kerja asing mempengaruhi terhadap proporsi angkatan kerja
dan jumlah populasi penduduk singapura. Tercatat 73 dari angkatan kerja di Singapura merupakan
angkatan kerja asing sumber: Geovani, 2013 dan pekerja asing mencapai 35 dari populasi
penduduk 2010 Yeoh and Lin, 2012 dan ADB and ILO, 2014. Pada tahun 2010 Singapura
menjadi negara tujuan ke-1 di ASEAN. Daya darik Singapura terutama di negara-negara
anggota ASEAN dipengaruhi pula oleh daya tarik finansial tertinggi di ASEAN, dengan rata-rata
gaji diatas 3500 USD. Selain itu, Singapura negara yang memiliki regulasi yang baik dalam
pengelolaan tenaga kerja asing BNP2TKI, 2016. Malaysia adalah koridor utama migrasi dari
Indonesia. Pergerakan pekerja asing dari Indonesia ke Malaysia adalah terbesar ke dua di
ASEAN setelah pergerakan dari Myanmar ke Thailand. Angkatan kerja Malaysia dibandingkan
dengan pekerja asing cukup besar, sebesar 19.23 angkatan kerja Malaysia pada tahun 2010
merupakan pekesrja asing. Malaysia merupakan negara net export, yaitu jumlah tenaga kerja asing
masuk lebih tinggi dibangingkan tenaga kerja lokal keluar ke negara lain. Pada tahun 2011 dan
2012 Malaysia merupakan negara tujuan tenaga kerja asing, yang merupakan SDM Iptek, ke 1 di
antara negara ASEAN. Daya tarik Malaysia didukung pula oleh financial tertinggi ke-2 setelah
Singapura.
Dari dimensi flow SDM Iptek dari segi pendidikan, jumlah pelajar Indonesia ke Malaysia
maupun Malaysia ke Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunya.
887 973
1.046
721 478
589 363
243 173
151 1.055
1.286
924
607 957
343 301
239 283
236
Malaysia Singapura
Saudi Arabia United Emirate
Arab UEA Amerika Serikat
Qatar Kuwait
Brunei Darussalam
Korea Selatan Jepang
Outflow SDM IPTEK 2011 dan 2012
2011 2012
Sumber: Pusat Litbang dan Informasi, BNP2TKI, 2015
Gambar 4. Outflow SDM Iptek 2011 dan 2012
539
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
Gambar 5. Jumlah Mobilitas Mahasiswa Indonesia dan Malaysia
Gambaran Outflow SDM Iptek Indonesia
Mobilitas tenaga kerja Indonesia ke luar negeri atau disebut sebagai outflow
tenaga kerja dimulai secara resmi pada tahun 1905. Saat itu pasar terbanyak adalah sebagai
pekerja perkebunan dan ditempatkan di perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh
Belanda seperti Suriname, Kaledonia Subadi, 20101. Sampai saat ini pun, outflow tenaga
kerja Indonesia terjadi dan semakin banyak dengan 90 lebih tenaga kerja Indonesia
bekerja di sektor domestik. Negara tujuan kerja terlihat pada Gambar 4.1.2.1. Dalam
Gambar tersebut diketahui bahwa TKI telah menyebar hampir diseluruh Negara dunia.
Negara tujuan kerja yang paling banyak adalah di kawasan Asia Timur dan Tenggara
yaitu sekitar 69. Selanjutnya adalah Negara-negara timur tengah dengan
persentase sebesar 23.
1
Subadi. 2010. “ The Indonesian Workers in Malaysia
A Case Study: The Female Workers From Central Java With a Fenomenology Approach”. Forum
Geografi, Vol. 24, No. 2, Desember 2010: 155 - 172
69
23 1
3 1
1 2
Asia Timur dan Tenggara Asia Selatan dan Tengah
Timur Tengah Afrika
Amerika Utara dan Tengah Amerika Selatan
Eropa Barat Eropa Tengah dan Timur
Ocenia Karibia
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
7.000 8.000
9.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 From Malaysia to
Indonesia From Indonesia to
Malaysia
Sumber: diolah dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, 2015 Gambar 4.1.2.1 Sebaran TKI berdasar Negara tujuan Kerja
540
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016