Identifikasi UMKM Abstrak Makalah Terbaik
Tabel 2. Penjelasan ruang lingkup pelayanan publik menurut Permenpan RB No 16 tahun 2014
No Ruang Lingkup
Penjelasan
1 Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
administratif.
2 Prosedur
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan
3 Waktu pelayanan
Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis
pelayanan.
4 BiayaTarif
BiayaTarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus danatau memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
5 Produk Spesifikasi Jenis
Pelayanan Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang
diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap
spesifikasi jenis pelayanan.
6 Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7 Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
8 Maklumat Pelayanan
Maklumat Pelayanan adalah merupakan pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan.
9 Penanganan Pengaduan,
Saran dan Masukan Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut. Sumber : Permenpan RB No 16 tahun 2014
Untuk mencapai visi, tujuan dan sasaran tersebut, pemerintah melalui Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menetapkan pedoman pengukuran
survei kepuasan pelangggan yang dituangkan dalam Peraturan Menpan RB No 16 tahun 2014
tentang pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
Pedoman tersebut merupakan landasan setiap instansi pelayanan public dalam melakukan
pengukuran kepuasan masyarakat, termasuk juga instansi penelitian.
Dalam Permenpan RB No 16 tahun 2014 disebutkan bahwa survei kepuasan kasyarakat
adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat. Secara umum, tujuan dari survai
kepuasan masyarakat adalah untuk mengukur kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan
dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan public. Peraturan tersebut juga
menyatakan bahwa survei kepuasan masyarakat
606
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
dilakukan secara berkala minimal 1 satu kali setahun Permenpan RB No 16 tahun 2014.
Selanjutnya, pelaksanaan survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan
publik dapat dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan
dan penyajian hasil survei, yang mencakup langkah-langkah, sebagai berikut : 1 menyusun
instrumen survei; 2 menentukan besaran dan teknik penarikan sampel; 3 menentukan
responden; 4 melaksanakan survei; 5 mengolah hasil survei; 6 menyajikan dan
melaporkan hasil Permenpan RB No 16 tahun 2014.
Berdasarkan analisis terhadap Permenpan RB No 16 tahun 2014, penulis mamandang bahwa
pengukuran kepuasan merupakan bagian penting dalam program reformasi birokrasi setiap instansi
pelayanan public, termasuk instansi penelitian. Mengacu pada Permenpan RB No 16 tahun 2014,
penulis memandang bahwa dalam melakukan survei kepuasan masyarakat setiap instansi
diberikan kebebasan dalam menggunakan metode atau teknik sesuai dengan kebutuhan setiap
instansi pelayanan public. Hal tersebut dapat dilihat pada pasal 4 Permenpan RB No 16 tahun
2014 bahwa “survei kepuasan masyarakat yang dilakukan terhadap setiap jenis penyelenggaraan
pelayanan publik menggunakan indikator dan metodologi survei sesuai kebutuhan”.
Selanjutnya, dalam pedoman tersebut juga disebutkan bahwa setiap instansi pelayanan public
dapat memilih salah satu dari lima teknik pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu : 1
kuesioner dengan wawancara tatap muka; 2 kuesioner melalui pengisian sendiri, termasuk
yang dikirimkan melalui surat; 3 kuesioner elektronik internete-survey; 4 diskusi
kelompok terfokus; 5 wawancara tidak berstruktur melalui wawancara mendalam.
Sayangnya, pedoman tersebut tidak memberikan penjelasan spesifik dari masing-masing teknik.
Dengan kata lain, setiap instansi pemerintah diberikan kebebasan dalam menentukan secara
spesifik pada setiap teknik tersebut. Meskipun begitu, salah satu catatan pentingnya adalah setiap
teknik atan metode yang dipilih harus dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, metode dan
teknik yang dipilih juga harus dapat memberikan saran perbaikan dan peningkatan kualitas
pelayanan public.
Meskipun setiap instansi diberikan kebebasan dalam menentukan metode dan teknik
pengukuran kepuasan masyarakat, pedoman tersebut menyatakan bahwa terdapat sembilan
ruang lingkup wajib yang harus diukur dalam survai kepuasan masyarakat. Dengan kata lain,
hasil survai tersebut juga harus dapat memberikan penilian masyarakat terhadap sembilan ruang
lingkup tersebut. Penjelasan sembilan ruang lingkup survai kepuasan masyarakat dapat dilihat
pada tabel 2.
Analisis Terhadap Model-Model Pengukuran Kepuasan
Saat ini berbagai model pengukuran kepuasan pelanggan telah dikemukakan
diberbagai literatur. Menurut Hom 2000, model- model kepuasan pelangga dapat dikelompokan
menjadi 2 jenis, yaitu model mikro dan makro Tjiptono dan Diana, 2015. Model mikro adalah
model kepuasan pelanggan yang berfokus pada pembentukan kepuasan pelanggan itu sendiri.
Dengan kata lain, model kepuasan pelanggan mikro sebenarnya lebih mencakup pada komposisi
atau elemen-elemen yang membentuk kepuasan pelanggan. Menurut Erevelles dan Leavitt 1992,
beberapa model kepuasan pelanggan mikro, antara lain: 1 the expectation disconfirmation model;
2 the perceived performance model; 3 norms in models of consumer satisfaction, 4 multiple
process models; 5 attribution models; 6 affective models; 7 equity models.
Disisi lain, model makro adalah model yang menjelaskan kepuasan pelanggan dengan cara
menghubungkannya dengan konsep-konsep lain baik secara anteseden maupun konsekuen. Dengan
kata lain, model makro memandang bahwa organisasi jangan hanya berfokus pada
pengukuran kepuasan pelanggan saja, melainkan organisasi juga perlu mengukur konsep lainnya
yang mempunyai korelasi kuat dengan kepuasan pelanggan. Beberapa konsep lain yang sering
dipakai dalam model makro, antara lain harapan pelanggan, kualitas produkpelayanan, keluhan
pelanggan, nilai pelanggan, loyalitas pelanggan,
607
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016
dll. Beberapa National Customer Satisfaction Index NCSI mengadopsi kepuasan pelanggan
berbasis model makro, seperti NCSB Norwegian Customer Satisfaction Barometer, SCSB
Swedish Customer Satisfaction Barometer, ACSI American Customer Satisfaction Index,dan
ESCI European Customer Satisfaction Index Jhonson dkk. 2001.
Perbedaan mendasar antara model makro dan model mikro adalah pada perspektif
pengukuran kepuasan yang dipakai. Model mikro adalah model kepuasan pelanggan yang
didasarkan pada perspektif kepuasan pelanggan sebaga proses process. Sedangkan, model makro
adalah model kepuasan pelanggan yang berfokus pada hasil outcome. Konsekuesi dari model
mikro adalah pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara mengukur elemen-elemen
yang membentuk kepuasan pelanggan. Umumnya, model ini mengukur kepuasan pelanggan dengan
mengukur kualitas dari berbagai atribut pelayananproduk. Permasalahannya adalah
berbagai peneliti menyatakan bahwa konsep kualitas pelayanan produk tidak sama dengan
konsep kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, menjadi tidak tepat ketika kepuasan pelanggan
diukur dengan kinerja pelayanan.
Sebagai alternatif, pengukuran kepuasan pelanggan dapat juga dilakukan dengan model
makro. Pada model makro kepuasan pelanggan diukur dengan melihat pernyataan akhir the end-
state resulting dari pengalaman mengkonsumsi produk. Oleh karena itu, variabel kepuasan
pelanggan pada model makro diukur sebagai kepuasan secara menyeluruh overall
satisfaction. Implikasinya adalah hasil pengukuran model tersebut benar-benar
mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan. Selain itu, model makro juga dapat memberikan
informasi yang komperhensif bagi setiap organisasi, karena model makro tidak hanya
mengukur tingkat kepuasan pelanggan saja, melainkan juga dapat memberikan hasil
pengukuran variabel lainnya, seperti kualitas pelayananproduk, harapan pelanggan, keluhan
pelanggan, loyalitas pelangan, dll. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis memandang bahwa
model kepuasan masyarakat untuk instansi penelitian lebih baik mengadopsi model makro.
Perumusan Model Kepuasan Pelanggan Instansi Penelitian
Beradasarkan hasil analisis sebelumnya, model kepuasan pelanggan untuk instansi
penelitian dan konteks negara Indonesia dapat dilihat dari gambar 2. Pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa kepuasan dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu 1 kualitas penelitian
quality of research, dan 2 kualitas pelayanan quality of service. Selain itu, penulis juga telah
mengembangkan indikator pengukuran model kepuasan pelanggan institusi penelitian di
Indonesia. Indikator pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.
Model kepuasan tersebut telah sesuai dengan karakteristik organisasi penelitian karena
pada model tersebut juga mengukur aspek kualitas penelitian quality of research. Aspek tersebut
merupakan aspek yang menggambarkan kinerja dari suatu penelitian yang dilakukan oleh
organisasi penelitian. Pada aspek tersebut terdapat 4 faktor yang berperan penting dalam
mempengaruhi kepuasan masyarakat yaitu kredibel, kontribusi, komunikasi, dan kepatuhan.
Lebih lanjut, empat faktor tersebut diukur dengan 23 indikator yang merefleksikan kinerja suatu
penelitian. Penjelasan empat faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 3. Indikator pengukuran model kepuasan pelanggan institusi riset di Indonesia
Variabel Indikator Pengukuran
Kredibel QR1 : Rigorous
QR2 : Consistent QR3 : Coherent
QR4 : Transparant Kontribusi
QR5 : Original QR6 : Relevan relevant
QR7 : Generalizable
608
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016