TENAGA PENDIDIK INDONESIA Abstrak Makalah Terbaik

GENDER GAP DAN PARTISIPASI PEKERJA SAINS, TEKNOLOGI, ENJINERING, DAN MATEMATIKA STEM WANITA DALAM ANGKATAN KERJA INDONESIA GENDER GAP AND PARTICIPATION OF WOMEN WORKERS OF SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATH STEM AT WORK FORCE OF INDONESIA Maulana Akbar, Grace Simamora, Indri Juwita Asmara, Elmi Achelia Kandidat Peneliti - Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Pappiptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI e-mail: maulana.akbarlive.com Keyword A B S T R A C T Gender Gap, Labor Force, Women, Skilled-Labor This study will mapping the gender gap and to assess the potential labor force participation of women in Indonesia, particularly in STEM, by sector and job titles in light of the employment and unemployment side. The mapping process will be carried out from the post of national job classification KBJI to the post of international job classification ISCO. On the side of STEM, labor is dominated by male workers with diverse variance. Skilled workforce women excel in the business sectors Public, Social and Personal Services occupations Legislators, senior Officials and managers and Trade, Restaurant and Accommodation Services Professional, Technicians and associate professionals. Besides the potential of women is still weak in the field of less skill. Given this research, policy makers can do the development of human resources, especially skilled labor, with the right target in the field of employment and specific business field. Kata Kunci S A R I K A R A N G A N Gender Gap, Angkatan Kerja, Wanita, STEM Penelitian ini akan memetakan gender gap serta mengukur potensi partisipasi wanita dalam angkatan kerja Indonesia dalam bidang sains, teknologi, enijering, dan matematika, berdasarkan sektor dan jabatan pekerjaan menggunakan sudut pandang employment dan unemployment side. Proses pemetaan akan dilakukan dari klasifikasi jabatan kerja nasional KBJI ke klasifikasi jabatan kerja internasional ISCO, melalui standar yang telah ditetapkan oleh Cencus Berau US. Pada sisi tenaga kerja STEM didominasi oleh pekerja pria dengan variansi yang beragam. STEM wanita menonjol pada bidang jasa, seperti usaha jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan bidang pekerjaan Legislators, senior officials and managers dan Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Professional, Technicians and associate professionals. Selain itu potensi wanita juga masih lemah di keahlian less skill. Dengan adanya penelitian ini, pengambil kebijakan dapat melakukan pengembangan SDM, terutama tenaga kerja terampil, dengan tepat sasaran pada bidang pekerjaan dan lapangan usaha yang spesifik. © Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 528 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 PENDAHULUAN Penyebab utama dari ketidaksetaraan wanita ditemukan dalam tradisi sosio-budaya dari suatu negara International Labour Office 2010 , sehingga partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi cenderung rendah. Namun terdapat perubahan yang signifikan terhadap partisipasi wanita dalam angkatan kerja setelah Konfrensi Perempuan Dunia ke-4 di Beijing, 1995 yang memutuskan platform global untuk tindakan terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita Nations 1995. Walaupun angka kenaikan partisipasi global tidak terlalu besar, tapi kecenderungan memperkecil kesenjangan gender yang terus meningkat pada setiap tahunnya. Disisi lain, kenaikan partisipasi wanita dalam angkatan kerja di dunia pun disertai dalam meningkatnya partisipasi wanita STEM di Amerika Serikat Gambar 1. Gambar 1. Partisipasi Wanita dan STEM dalam Angkatan Kerja Global dan di Amerika Serikat International Labour Office Kesenjangan gender yang kecil akan berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi, partisipasi wanita terhadap angkatan kerja, seperti adanya pengaruh kesenjangan gender berpengaruh terhadap menurunya PDB perkapita Cuberes Teignier 2013. Namun kontribusi terbesar berada pada tenaga kerja wanita terampil high-skilled worker terutama Sains, Teknologi, Enjinering, dan Matematika STEM, karena berperan secara langsung dalam pembangunan eknomi dan pengembangan iptek. Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang dapat dikategorikan dalam International Standard Classification of Occupation versi 1988 ISCO-88, dengan klasifikasi submajor Legislators, senior officials and managers Group 1, Professionals Group 2, Technicians and associate professionals Group 3 Colecchia Papaconstantinou, 1996. Sedangkan STEM dalam bidang pekerjaan diklasifikasikan dalam Standard Classification Occupation, yang dikembangkan oleh Berau of Labour Statistics Amerika Serikat Beede et al. 2011 Jumlah potensi tenaga kerja terampil di Indonesia sangatlah kecil, terlihat dari jumlah tenaga kerja Indonesia sebanyak 112,76 juta pada tahun 2013, 43,42 juta diantaranya merupakan tenaga kerja wanita. Sayangnya hanya 6,94 2 dari umur angkatan kerja yang menamatkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Penelitian tentang gander gap pada tenaga kerja telah dibahas pada beberapa penelitian, dari segi etnik Browne, 1997 dan karen Christopher, 1996 meneliti tentang kesenjangan pekerja kulit berwarna dalam angkatan kerja. Dari sudut pandang geografis, Fitzenberger et al., 2004 melakukan penelitian gender gap di Jerman Timur. Dari sudut pandang penghasilan dalam gender gap, dikaji oleh Even Macpherson, 2004. Sayangnya, penelitian gender gap pekerja terampil, terutama STEM, angkatan kerja per sektoral dan dibatasi dalam geografis, terutama Indonesia, masih minim dikaji. Sehingga penelitian ini mengisi kesenjangan tersebut dengan memetakan gender gap serta mengukur potensi pratisapisi wanita dalam angkatan kerja Indonesia, terutama pada pekerja terampil, berdasarkan sektor dan jabatan pekerjaan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan dengan jelas potensi dan gender gap dengan memecah berdasarkan lapangan usaha dan jabatan. METODE DAN DATA Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif diadaptasi dengan kerangka pikir yang disusun 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 20 14 Partisipasi Wanita Global Partisipiasi Wanita STEM US 529 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 oleh ILO Gambar 2 disesuaikan dengan kesediaan data dan kondisi dan situasi tenaga kerja di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah angkatan kerja yang bekerja di seluruh wilayah Indonesia. Sumber data merupakan pengolahan dari data sekunder dari Survei Angkatan Kerja Sakernas, Badan Pusat Statistik BPS 2000- 2013, Bappenas, dan International Labor Organization ILO. Gambar 2. Proses konversi dan klasifikasi tenaga kerja terampil Indonesia Diadopsi dari ILO, 2010 Data Sakernas merupakan raw data berdasarkan beberapa klasifikasi baku, yaitu Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia 2000 KBJI 2000, Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia 2002 KBJI 2002, Klasifikasi Jabatan Indonesia 1982 KJI- 82, dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 1990 KBLUI 1990. Karena hubungan yang erat antara klasifikasi tenaga kerja terampil dan STEM, maka proses awal dalam penelitian ini adalah adalah memetakan klasifikasi jabatan Indonesia KBJI 2000, KBJI 2002, KJI 82 tersebut ke klasifikasi internasional ISCO-88 berdasarkan klasifikasi STEM yang disusun SCO. Tenaga terampil diklasifikasikan berdasarkan tiga major utamayang terdiri dari sub major dan minor groups yang diklasifikasikan dengan jabatan pekerjaan yang lebih spesifik. Sedangkan STEM, menurut Bereau of Labour Statistics Berau Labor of Statistics 2012, adalah bagian dari tenaga kerja terampil yang diklasifikasikan berdasarkan : A. Research, Development, Design, or Practitioner Occupations B.Technologist and Technician Occupations C.Postsecondary Teaching Occupations D.Managerial Occupations E.Sales Occupations Setelah pengklasifikasian STEM, data akan dianalisa menggunakan statistika deskriptif dengan melihat proporsi gender gap, merupakan hasil pengurangan perkembangan pria dan wanita dalam angkatan kerja Indonesia. Secara umum ada dua sudut pandang yang akan dilihat, yaitu employment side angkatan kerja yang bekerja dan unemployment side untuk angkatan kerja yang tidak bekerja. Berdasarkan gambar 2. Ada tiga pengukuran yang akan diambil, yaitu labor utilization mengukur potensi partisipasi wanita Indonesia saat ini, labor underutilization berfokus pada gender gap pada pengangguran angkatan kerja, dan female employment mengukur dimana dan bagaimana wanita bekerja International Labour Office, 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN Unemploymment Side - Labor Underutilization Wanita cenderung lebih banyak yang menganggur dibandingkan pria. Tabel 1 menunjukan hanya pada jenjang umur tua 55-64 tahun saja wanita memiliki jumlah pengangguran lebih sedikit dari pada pria, selebihnya wanita lebih banyak menganggur dibandingkan dengan pria . Pada tahun 2012, terdapat sebanyak 7,3 juta angkatan kerja yang menganggur dan hanya 434 ribu yang memiliki pendidikan tertinggi universitas. Artinya kontribusi terbanyak dari angka pengangguran di Indonesia berasal dari tenaga kerja tidak terampil. Rendahnya tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja di Indonesia bisa jadi disebabkan oleh tingkat pengangguran karena diskriminasi upah antara pria-wanita, jumlah wanita yang lebih mengurus rumah tangga, dan tingginya angkatan kerja yang masih sekolah Setyowati 2009 530 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 Tabel 2. Proporsi Gender gap dalam tingkat pengangguran terbuka penduduk berumur 15 tahun keatas berdasarkan tingkatan umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 Jumlah 2011 -0,15 -0, 18 -0,16 -0,21 -0,24 -0,16 -0,12 -0,02 -0,05 -0,09 -0,17 2012 -0,04 -0,04 -0,08 -0,18 -0,19 -0,12 -0,04 -0,03 0,06 0,02 -0,10 Employment Side - Labor utilization Dalam kurun waktu 2000-2013, terdapat peningkatan 8 juta angkatan kerja yang bekerja. Walaupun pada dasarnya pertumbuhan selama kurun waktu tersebut, proporsi tenaga kerja pria 26,89 lebih besar daripada tenaga kerja wanita 23,3, namun ada pola yang unik dalam partisipasi wanita dalam angkatan kerja Indonesia, yaitu penurunan partisipasi wanita dalam angkatan kerja dari tahun 2000 ke 2006 dan kenaikan kembali secara signifikan hingga tahun 2013 Gambar 3. Gambar 3. Perkembangan partisipasi wanita dalam angkatan kerja Indonesia orang dan angkatan kerja berdasarkan skill dan gender 2000-2013 Sakernas, BP Meningkatnya keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial, ekonomi maupun faktor demografi. Beberapa faktor demografi yang dianggap penting pengaruhnya adalah tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur, dan status perkawinan Setyowati, 2009. Pada tahun 2006, sebagai titik meningkatnya jumlah apresiasi wanita setelah depresi, dikarenakan kondisi ekonomi Indonesia berada pada saat-saat membaik, stabilitas ekonomi sepanjang tahun 2006 membaik, nilai tukar rupiah stabil sejak pertengahan tahun 2006, suku bunga salam negeri menurun secara bertahap, kinerja pasar modal meningkat, Penyaluran kredit perbankan meningkat cukup tinggi sejak bulan Agustus 2006, dan pertumbuhan ekonomi hampir di semua sektor mengalami percepatan pertumbuhan Bappenas 2007 Selain itu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 mendukung perluasan kesempatan kerja sehingga menurunya jumlah pengangguran terbuka, meningkatnya jumlah angkatan kerja yang bekerja, bertambahnya lapangan pekerjaan sebanyak 1,5 juta lapangan pekerjaan selama kurun waktu November 2005 - Agustus 2006 Sakernas, BPS. Proporsi tenaga kerja terampil dan STEM masih sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja tidak terampil. Dalam kurun waktu 2000-2013, tenaga kerja terampil dan STEM memiliki proporsi 5-13 dari tenaga kerja terampil. Namun secara konsisten pekerja terampil memiliki jumlah yang meningkat pada tiap tahunya dan turut memperbesar proporsi terhadap tenaga kerja tidak terampil. Dari sisi gender gap, baik tenaga kerja terampil maupun tidak terampil, tenaga kerja pria lebih dominan dibandingkan dengan wanita. Walaupun 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 - 20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 STEM - Pria STEM - Wanita Bukan STEM - Pria Bukan STEM - Wanita 531 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016 jumlah pria dan wanita di Indonesia memiliki jumlah yang hampir sama, namun angkatan kerja wanita lebih banyak dialokasikan pada unemployment side. Gender gap pada tenaga kerja terampil gambar 5 menunjukan jarak yang senggang. Selama tiga belas tahun, rata-rata gender gap sebesar 25,3. Gambar 4. Proporsi Gender Gap STEM di angkatan kerja Indonesia 2000-2013 Employment Side - Female Enployment Permasalahan yang dijawab dalam indikator Female Enployment adalah dimana dan bagaimana wanita berkontribusi dalam angkatan kerja, terutama STEM. Kontribusi wanita berdasarkan jabatan dan lapangan usaha. Tabel 3 merupakan hasil pemetaan gender gap angkatan kerja STEM Indonesia berdasarkan lapangan usaha dan klasifikasi jabatan. Tabel tersebut menjelaskan seberapa besar perbedaan wanita dan pria dalam kontribusi jumlah tenaga STEM. Nilai positif merupakan proporsi pria yang lebih besar dibandingkan dengan wanita, nilai negatif menjelaskan proporsi wanita yang lebih banyak dibandingkan pria. Semakin mendekati nol nilai dari tabel tersebut, maka semakin kecil juga jarak proporsi antar gender. Tabel 3. Gender Gap STEM Wanita Indonesia berdasarkan Lapangan Usaha dan ISCO 2012-2013 Lapangan Usaha Legislators, Professionals Technicians Less-Skilled senior officials and associate and managers professionals 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan Perikanan 0,91 0,84 0,80 0,81 0,45 0,44 0,26 0,28 2 Pertambangan dan Penggalian 0,90 0,97 0,87 0,93 0,69 0,65 0,83 0,86 3 Industri 0,63 0,73 0,81 0,68 0,28 0,23 0,15 0,17 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,96 0,88 0,99 0,55 0,62 0,53 0,93 0,88 5 Konstruksi 0,70 0,61 0,91 0,89 0,52 0,39 0,97 0,96 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 0,40 0,42 0,45 0,25 -0,04 -0,04 -0,01 -0,02 7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0,58 0,64 0,77 0,70 0,45 0,39 0,95 0,94 8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan Jasa 0,34 0,37 0,56 0,66 0,19 0,20 0,64 0,69 Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan -0,14 -0,12 0,62 0,65 0,22 0,24 0,10 0,10 Gender Gap yang disajikan dalam tabel 1 menunjukan bahwa dominasi tenaga kerja laki- laki masih sangat tinggi, terutatama dalam tenaga profesional. Tenaga Profesional teridiri dari peneliti iptek, peneliti ilmu hayati dan kesehatan, peneliti ilmu sosial, pengajar profesional, dan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Presentase Pria STEM 0,60 0,64 0,64 0,64 0,64 0,63 0,61 0,64 0,62 0,61 0,59 0,58 0,57 0,62 Presentase Wanita STEM 0,40 0,36 0,36 0,36 0,36 0,37 0,39 0,36 0,38 0,39 0,41 0,42 0,43 0,38 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,65 0,70 532 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016