KL dan Proses Pembelajaran

bidang kegiatan bukan orang yang sangat luas. Praktisi PR sering disebut sebagai PR Officer PRO” Jefkins, 2003:426 Selanjutnya, pernyataan berikut ini juga mencoba menjelaskan sebutan bagi individu Humas Pemerintah: “Spesialis PR pemerintah biasanya disebut Pejabat Public Affairs di Amerika Serikat dan pejabat informasi atau penerangan, atau pejabat humas di negara lain adalah penghubung penting antara rakyat dan pemerintah. Diversitas kehlian teknis, tujuan organisasional dan aktivitas publik dari fungsi public affairs pemerintah adalah lebih besar ketimbang praktik PR tradisional dan atau khusus. Puncak perbedaannya adalah pada peran advokasi publik yang dimainkan oleh komunikator pemerintah untuk pembuat keputusan pemerintah. Praktisi Public Affairs dewasa ini harus menguasai seni dan keahlian berkomunikasi yang baik dan harus memahami secara menyeluruh kultur, kebijakan, praktik, dan konstituen organisasi.” Cutlip, Center, Broom, 2006: 465 Pemahaman PR diartikan sebagai fungsi manajemen yang memiliki kekhasan dan sarat dengan aktivitas komunikasi. Hal tersebut dijelaskan dalam pernyataan berikut: “PR adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan permasalahan, membantu manajemen untuk mau menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” Ruslan, 2007:16 Pengalaman Komunikasi Terminologi “pengalaman” merujuk pada kumpulan peristiwa yang dilewati atau dilakukan secara sadar dan terekam dalam benak seseorang. Pengalaman komunikasi Pejabat Humas Pemerintah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah rangkaian peristiwa yang dialami, dirasakan, atau dihadapi selama mereka melakukan komunikasi, khususnya kehumasan. Melalui pengalaman tersebut Pejabat Humas Pemerintah memiliki pengetahuan, dan pengalaman yang berkaitan dengan fenomena profesinya saat ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa: “... all objects of knowledge must conform to experience” dan “... all knowledge and experience are connected to phenomena”. Selanjutnya, Moustakas juga menjelaskan bahwa sebuah proses sistemik berlangsung ketika individu berinteraksi dengan dan melalui simbol-simbol untuk mengintepretasikan sebuah makna tertentu: “... a systemic process in which individuals interact with and through symbols to create and interpret meanings” Moustakas, 1994: 44. Pengalaman merupakan interaksi alat inderawi dengan cara melihat, merasakan, mendengar, menghirup, mengecap, melibatkan proses intepretasi individu dalam hal pertukaran makna dalam bentuk simbol, kata-kata, dan bahasa, yang menghasilkan sebuah pengetahuan, dan dapat dipanggil ulang. Kemampuan individu dalam memaknai fenomena dan mengintepretasikan makna simbol, tanda, gambar, kata-kata, dan bahasa tidaklah sama. Komala 2012 menjelaskan: “… setiap pengalaman memiliki karakteristik yang berbeda, meliputi apa dan bagaimana pengalaman tersebut membedakan suatu pengalaman tertentu dengan pengalaman yang lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka berkaitan dengan penelitian ini, pengalaman- pengalaman komunikasi yang dimiliki oleh praktisi PR akan dikategorisasikan menjadi jenis- jenis pengalaman tertentu”. Komala, 2012:95 Pengalaman setiap Pejabat Humas Pemerintah yang dipilih menjadi informan penelitian ini berbeda satu sama lain. Hal tersebut dikarenakan latar belakang mereka yang berbeda satu sama lain. Latar belakang yang dimaksud adalah budaya, pendidikan, jenis kelamin, usia, dan lingkungan tempat tinggalnya selama ini. Dengan demikian, informan penelitian dalam kajian fenomenologi dengan paradigma konstruktivis dipandang unik dengan pengalaman mereka yang tidak selalu kondusif, seperti dalam pendapat berikut: 439 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016