commit to user
f. Pengelolaan kelas
Ketika pembelajaran berlangsung interaksi antara guru dan murid kurang optimal. Pembelajaran didominasi oleh guru dan masih berpusat
pada guru. Komunikasi yang terjadi selama pembelajaran masih bersifat satu arah. Selain itu, posisi guru pada saat mengajar lebih banyak di depan
kelas sehingga kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan. Pada umumnya guru sering duduk di meja guru sehingga siswa yang
duduk di belakang tidak fokus terhadap pembelajaran. Mereka bergurau atau berbicara sendiri dengan teman sebangku. Sebagian siswa pun kurang
serius dalam mengerjakan tugas dari guru. Ketika diminta untuk menulis berita, siswa becanda sendiri dengan temannya.
2. Pembahasan mengenai upaya peningkatan pembelajaran menulis teks
berita
Berdasarkan tes yang dilakukan pada saat kegiatan pratindakan diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Plaosan masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari perolehan nilai akhir tes kemampuan menulis teks berita. Hasil tes menunjukkna bahwa
hanya 6 siswa 22 yang mendapatkan nilai 75 ke atas, sedangkan 21 siswa 78 siswa yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang
didapat juga masih rendah yaitu 66,3 lihat lampiran 7 halaman 149. Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih tergolong rendah. Adapun penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita di antaranya
adalah dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebagai berikut: a. Pengelolaan kelas masih bersifat individu
Guru belum menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa yang telah
diwawancarai oleh peneliti bahwa guru jarang menerapkan metode diskusi atau kerja kelompok dalam kelas.
commit to user
b. Interaksi antara guru dan siswa masih minim Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada survei awal
tampak bahwa pembelajaran menulis teks berita masih berpusat pada guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Selama pembelajaran guru hanya memberi penjelasan pada siswa dan siswa kurang merespon ketika guru memberikan pertanyaan atau meminta
siswa untuk memberikan pendapat mereka. c. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Guru hanya menggunakan sumber berupa buku teks atau LKS ketika mengajar. Guru belum memanfaatkan media lain sebagai penunjang
pembelajaran menulis teks berita seperti surat kabar, tape recorder, VCD player, dsb.
d. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi dengan metode ceramah.
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa guru belum tampak menggunakan metode yang inovatif dalam
mengajar. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan menulis teks berita tersebut tampak pada indikator berikut ini:
a. Siswa jarang membaca berita atau mendengarkan berita Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa dari 27 siswa hanya 3
siswa 11 yang sering membaca, sedangkan 24 siswa 89 jarang membaca berita.
Hal tersebut, juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru bahwa rata-rata siswa malam membaca berita atau
mendengarkan berita lihat lampiran 11 halaman 173.
commit to user
b. Siswa mengalami kesulitan untuk menulis tubuh berita Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang menanyakan
bagian mana dari teks berita yang disebut dengan tubuh berita. Mereka belum bisa membedakan antara teras berita dan tubuh berita.
c. Siswa Kesulitan dalam mengembangkan dan mengorganisasikan gagasan Selama kegiatan menulis berlangsung, sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Mereka tampak bingung memilih berita apa yang akan meraka tulis. Hal ini dapat dilihat
dari hasil tulisan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis sebuah teks berita. Pada umumnya siswa hanya
menuliskan berita secara gasis besarnya saja. Siswa kurang mendetail dalam menuliskan berita.
Pada saat kegiatan menulis teks berita berlangsung, guru belum menerapkan tahapan-tahapan dalam proses menulis, yakni tahap
prapenulisan, tahap
penulisan, dan
tahap pascapenulisan
atau penyuntingan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks
berita. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan mengenai berita, membacakan contoh berita kemudian menyuruh siswa untuk menulis
berita yang pernah siswa baca atau lihat kemudian siswa diminta untuk mengumpulkan tugasnya.
d. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa sebagian besar
siswa belum menggunakan ejaan yang tepat. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan siswa mengenai ejaan yang tepat. Hal ini juga
diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu yang mengungkapkan bahwa para siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan ejaan dalam menulis. Hasil pekerjaan siswa juga memperlihatkan bahwa kesalahan-
kesalahan ejaan banyak ditemukan, seperti penulisan huruf besar dan huruf kecil yang tidak tepat, penggunaan tanda baca, dan yang paling banyak
adalah penggunaan singkatan-singkatan yang tidak lazim.
commit to user
Berdasarkan hasil uji pratindakan di atas, diperlukan solusi atau upaya untuk meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran
menulis teks berita. Selanjutnya peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis
teks berita di kelasa VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan antara peneliti dan guru, disepakati bahwa peneliti akan
melaksanakan penelitian bersama guru kelas sebagai kolaborator dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composistion
CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian