commit to user
g. Hal-hal yang Harus diperhatikan di dalam Menulis Berita
Menulis berita tidak sama dengan menulis surat atau buku harian di dalam kamar yang merupakan uneg-uneg hati. Djuharie Setiawan 2001: 35
memberi penekanan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam menulis berita, yaitu:
1 Tulisan berita harus dapat menyentuh kebutuhan manusia akan informasi, kesenangan, keingintahuan, ketidakpahaman, dan sebagainya.
2 Berita yang ditulis di dalam surat kabar harus aktual sehingga tidak menjadi berita yang basi.
3 Penulisan berita untuk surat kabar harus cepat dan singkat tetapi kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dengan sumber yang jelas.
4 Tulisan berita harus dapat menjawab: apa, kapan, siapa, bagaimana, dan di mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat pembaca bertanya-
tanya tentang ketidakjelasan berita. 5 Tulisan berita yang berkelanjutan tentang sesuatu hal, pada akhir berita harus
diungkapkan kembali tentang latar belakang peristiwa tersebut agar pembaca yang baru membacanya mengikutinya menjadi jelas terhadap berita yang
baru dibacanya tersebut.
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Sebelum membicarakan tentang pengertian model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu akan sedikit disinggung mengenai pengertian dari
model pembelajaran itu sendiri. Agus Suprijono 2010: 45-46 menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas.
commit to user
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehinggga memungkinkan siswa mencapai
hasil belajar yang lebih baik Aunurrahman, 2010: 143. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah
moedel pembelajaran kooperatif. Etin Solehatin 2008: 4 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Keberhasilan kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Carol, et all dalam Rosini B Abu, 2007 mengungkapkan bahwa cooperative learning as an instructional methodology provides opportunities for
students to develop skills ingroup interactions and in working with others that are needed in today’s world. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran instruksional yang terdiri dari kelompok siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Agar dapat
mengembangkan kemampuan siswa, para siswa berinteraksi dalam kelompok dan saling melengkapi satu sama lain.
Hal senada juga diungkapkan oleh Johnson dan Stane dalam Ghaith Ghazi M, 2005: 45 mengungkapkan Cooperative learning is defined in the
context of this article as an instructional approach that emphasizes conceptual learning and the development of social skills as learners work together in small
groups according to the principles of: 1 heterogeneous mixed-ability teams; 2 positive interdependence; 3 individual accountability; 4 face-to-face promotive
interaction; 5 group processing.
commit to user
Johnson dan Stane di atas menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif terdiri dari lima prinsip, yakni: 1 terdiri atas kelompok yang heterogen; 2
saling ketergantungan positif; 3 tanggung jawab perorangan; 4 interaksi tatap muka; dan 5 proses kelompok.
Slavin dalam Isjoni 2009: 15 berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk belajar dan bekerja sama yang anggotanya terdiri dari dua orang atau lebih yang memungkinkan terjadinya interaksi tatap muka.
b. Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif