commit to user
ketika belajar secara bersama dalam kelompok. Pada saat siswa belajar, guru melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa
berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang. 3 Langkah ketiga, dalam melakukan observasi, guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama
kegiatan belajar berlangsung. Pemberian kritrik dan pujian merupakan aspek penting yang harus diperhatikan guru.
4 Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada saat
diskusi kelas, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap
materi atau hasil kerja yang telah ditampilkan. Pada saat presentasi berarkhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap
proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan memperbaiki kelemahan yang ada atau sikap serta perilaku yang menyimpang yang dilakukan selama
pembelajaran.
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pastilah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, Etin Solihatin dan Rahardjo 2008: 13 menyimpulkan keunggulan dari pembelajaran
kooperatif antara lain: 1 mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu pada diri siswa
2 berkembangnya sikap ketergantungan yang positif 3 mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa
4 pengembangan ketercapaian kurikulum 5 sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratis dalam
kelas 6 mendorong peningkatan prestasi pada siswa
commit to user
Adapun keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker dalam Isjoni, 2010: 24-25, antara lain:
1 saling ketergantungan yang positif; 2 adanya pengakuan dalam meresponss perbedaan individu;
3 siswa dilibatkan dalam perancanaan dan pengelolaan kelas; 4 suasana kelas yang rileks dan menyenangkan;
5 terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antarsiswa dengan guru; dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan. Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif meliputi:
1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran, dan waktu;
2 agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai;
3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4 saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan
siswa yang lain menjadi pasif.
e. Metode-metode dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: 1 Students Teams Achievement Division
STAD; 2 Jigsaw; 3 Teams Games Tournaments; 4 Group Investigation GI; 5 Rotating Trio Excange; 6 dan Group Resume. Dari beberapa model
pembelajaran tersebut model yang banyak dikembangkan adalah model Students Teams Achievement Division STAD dan Jigsaw Isjoni, 2009: 73.
Menurut Trianto 2007: 49 setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok Teams Games Tournaments atau TGT, dan Pendekatan Strukturatl yang
meliputi Think Pair Share TPS dan Numbered Head Together NHT.
commit to user
Agus Suprijono 2010: 89-101 menyatakan ada 11 teknik dalam pembelajaran kooperatif antara lain: 1 jigsaw; 2 think-pair-share; 3 numbered
head together; 4 group investigation; 5 two stay two stray; 6 make a match; 7 listening team; 8 inside-outside circle; 9 bamboo dancing; 10 point-counter-
point dan; 11 the power of two. Slavin 2008: 9-34 mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok besar
jenis metode kooperatif yang telah dikembangkan luas oleh para ahli. Metode itu dijelaskan sebagai berikut:
1 Pembelajaran tim siswa Pembelajaran ini terdiri dari lima prinsip metode pembelajaran. Tiga
di antaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yakni
Students Team-Achievement Division STAD, Teams Games Tournament TGT, dan Jigsaw. Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang
dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu, yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC
digunakan untuk mata pelajaran membaca pada kelas 2-8 dan Teams Accelerated Instruction TAI untuk mata pelaran matematika kelas 3-6.
2 Metode pembelajaran kooperatif yang lain Metode pembelajaran kooperatif yang lain terdiri dari beberapa jenis,
yakni Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction, Structure Dyadic Methods, Co-op Co-op, Thing-Pair, Numbered Heads
Together, Listening Team, Two Stay Two Stray, Make a Match, Inside- Outside Circle, Bamboo Dancing, Point-Counter-Point, dan The Power of
Two. Sementara itu, Anita Lie 2008:25 mengungkapkan bahwa macam atau
jenis dari teknik belajar-mengajar Cooperative Learning meliputi Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-Berempat, Berkirim Salam
dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua Tamu, Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran
Kecil-Lingkaran Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Bercerita Berpasangan.
commit to user
5. Hakikat