Musik reguler Musik program

melibatkan alat musik baik dari instrumen tradisional maupun instrumen barat seperti biola, cello, contra bass, flute, clarinet maupun trompet. Kemudian dari banyaknya pembelajaran kelas dan privat musik face to face yang dilakukan di instansi musik Ipac, dibawah pimpinan sekolah Chandra Kusuma School yang terletak disamping kiri sekolah Chandra Kusuma. Pembelajaran musik baik teori dan praktik disekolah Chandra Kusuma terbagi menjadi 2 dua bidang kelas yaitu musik program dan musik regular.

2.9.1 Musik reguler

Musik reguler di sekolah Chandra Kusuma adalah pelajaran musik yang di spesifikasikan pada pembelajaran kelas yang dilakukan lebih dari sepuluh siswa siswi tanpa uang tambahan dilakukan seperti pembelajaran teori. Seperti pelajaran solfegio, teori musik, komposisi, kemudian terdapat juga pembelajaran praktik namun berbentuk kelas seperti pelajaran rekorder, pianika, paduan suara. Hal ini dilakukan seperti pelajaran kesenian lainnya. Pembelajaran musik di sekolah Chandra kusuma adalah salah satu pelajaran seni yang memiki perbedaan dengan sekolah lain, perbedaannya adalah sekolah Chandra Kusuma tidak menggabungkan pelajaran musik dengan pelajaran seni lainnya seperti drama, lukis, kria, tari. Sekolah Chandra kusuma memberikan guru yang berkompeten dibidangnya masing-masing dengan keahlian jurusan. Pembelajaran musik reguler di sekolah Chandra Kusuma juga memiliki keunikan, dengan mempelajari musik etnis yang terdapat di Indonesia, khususnya kota Medan. Pembelajaran tersebut memerlukan sumber tenaga dari luar part time yang dipanggil khusus mengajar musik tradisi, kerapnya individu yang Universitas Sumatera Utara berkompeten dari Universitas Sumatra Utara USU jurusan etnomusikologi. Terlebih lagi pembelajaran paduan suara, rekorder dan pianika, pembelajaran tersebut dilakukan perkelas yang lebih dari sepuluh orang pemain, guru yang mengajar sering sekali melakukan dengan cara membagi siswa permelodi atau berbentuk sopran, alto, tenor, bass dengan format ansambel, hal ini dilakukan guru agar para siswa-siswi tidak bosan dengan satu melodi dan bermain secara bersamaan, yang berbentuk tim untuk pengelompokannya.

2.9.2 Musik program

Musik program adalah pembelajaran musik yang lebih spesifik yang banyak diminati seorang anak, pembelajaran ini menggunakan uang tambahan untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet. Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat delapan orang pemain, atau siswa-siswi. Pembelajaran tersebut menggunakan bahan reportoar maupun kurikulum dalam proses pembelajaran. Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan seni musik khususnya instrumen gitar. Dalam pelaksanaan musik program diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas. Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi siswa MOS, penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam bidang musik. Musik program memiliki lebih dari 50 siswa dan dibagi menjadi dua kelas ansambel, yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas memiliki ketrampilan yang Universitas Sumatera Utara berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar instrumen. Kurikulum yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum ABRSM, kurikulum tersebut digunakan sebagai bahan ajar seorang guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu melodi untuk semua siswa, agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang dapat mengikuti temannya dan tidak tertinggal begitu jauh. Selain pembelajaran kelas, musik program juga membuka pembelajaran individual yang dilakukan seorang guru dan murid face to face pembelajaran ini dilakukan ketika seorang anak telah menunjukkan permainan yang jauh dari teman-teman kelasnya, dan jika dipaksakan terus didalam kelas musik program, anak yang berkemampuan tinggi tersebut akan tetap bermain bahan yang sama dengan teman-temannya persoalan ini menjadi hal yang harus dimengerti sebuah instansi untuk dikatakan anak dalam proses pembelajaran praktik instrumen, khususnya instrumen gitar. Pembelajaran praktik instrumen gitar tidak memiliki sebuah perbedaan terhadap instrumen lainnya, persoalannya hanya pada orang tua yang menganggap tanpa mengikuti pelajaran praktik instrumen gitar, pengetahuan tentang memainkan gitar dapat ditemui diluar sekolah, pembelajaran praktik instrumen gitar dilakukan dengan permainan kelas, tetapi kerapnya pembelajaran Universitas Sumatera Utara tersebut dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam permainan instrumen gitar. Pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma awalnya memiliki banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah dasar SD. Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit, dikarenakan permainan gitar hanya dilakukan untuk tingkatan SLTP ketingkatan yang lebih tinggi. Pembelajaran instrumen gitar dilakukan dengan memakai kurikulum ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui kurikulum tersebut sangat efektif dalam proses pembelajarannya. Melalui sebuah jari maupun teknik permainan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan tingkatan great pada pembelajaran instrumen gitar. Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler yang dispesifikasikan terhadap musik program sangat baik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa di berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik program ketika ingin memainkan instrumen.

2.10 Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School