Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School Strategi Pembelajaran

kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang di lakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil dari sebuah kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

2.4 Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dijabarkan menjadi beberapa tujuan instruksional umum yang lazim disebut sesuai dengan pengelompokan unsur-unsur musik yang esensial yaitu irama, melodi, harmoni, bentukstruktur lagu, dan ekspresi. Untuk pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma ini dirumuskan kembali sebagai berikut. • Murid dapat memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak irama, membuat gerak irama, membuat pola-pola irama sederhana, dan membaca notasi pola-pola irama dengan benar. • Murid dapat memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak melodi membuat pola-pola melodi sederhana, dan membaca notasi melodi dengan benar. Universitas Sumatera Utara • Murid dapat memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni melalui pengetahuan dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat musik harmoni sederhana dan membaca notasi harmoni dengan dengan sederhana. • Murid dapat memiliki pengetahuan tentang bentuk struktur lagu melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan bentuk-bentuk lagu dan mengarang lagu-lagu sederhana. • Murid dapat pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai penginderaan bermacam tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu-lagu dengan tingkat ekspresi yang tingi.

2.5 Guru Sekolah Chandra Kusuma School

Guru harus dapat memilih dan merencanakan kemampuan dan materi yang akan diajarkan, yang hasilnya langsung dapat diamati. Hasil yang ingin dicapai ini dirumuskan dalam tujuan-tujuan pengajaran terkecil, yang disebut tujuan instruksional yang selalu mengarah kepada usaha pencapaian. Proses belajar- mengajar dapat di sekolah Chandra Kusuma terjadi bila ada yang belajar, yang belajar ini ialah murid. Murid-murid ini datang dari lingkungan yang berbeda- beda. Lingkungan yang selalu mendengarkan musik akan mempercepat perkembangan rasa musik anak. Pengalaman mendengar dan meniru suara yang sering dilakukan anak memberikan kemampuan bernyanyi bagi seorang anak, Universitas Sumatera Utara sehingga ketika anak mempelajari instrumen, seorang anak juga sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi akan memberikan kesenangan bagi seorang anak. Untuk dapat melaksanakan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dengan baik, guru harus memahami peranan komponen-komponen proses belajar mengajar serta hubungan saling keterkaitannya dalam pengajaran musik. Guru yang mengajar memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain adalah sebagai berikut: a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang musik, sehingga menguasai isi atau materi pengajaran musik yang disajikan. b. Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik. c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang baik. d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memainkan alat-alat musik yang digunakan dalam memberikan pengajaran musik e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macama metode penyajian yang diperlukan untuk memberikan pengajaran musik. f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjajaki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan tingkat kematangan murid, untuk Universitas Sumatera Utara dapat menentukan materi dan bahan pengajaran musik yang sesuai bagi murid-muridnya; guru haruslah cepat dapat melihat bagian mana dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan mana pula yang belum mereka ketahui. Pengajaran harus selalu disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid untuk menerimanya. g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menentukan lagu-lagu atau komposisi musik yang sesuai dengan kondisi murid-murid, sebagai bahan pengajaran untuk menyampaikan materi pengajaran musik. h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mencari dan memilih serta menggunakan sarana dan media yang dapat digunakan untuk memberikan pengajaran musik i. Memiliki keterampilan memberikan bahan pengajaran melalui kegiatan pengalaman musik j. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode-metode pengajaran musik yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapi k. Memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang cara memberi penilaian terhadap pencapaian hasil belajar murid

2.5.1 Profil guru gitar Chandra Kusuma School

Ganda Swandana Sigalingging adalah nama lengkap sosok guru muda yang sehari-hari melakukan kegiatan belajar mengajar musik instrumen gitar di Universitas Sumatera Utara Chandra Kusuma School, yang lahir pada bulan Oktober 1983 di kota Jambi. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang berasal dari keluarga berdarah Batak, adapun asal kampung kedua orangtuanya berada di Dolok Sanggul tepatnya di Kecamatan Pakkat-Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatera Utara. Pak Ganda panggilan yang kerap ditujukan menyelesaikan pendidikan formal; SD tahun 1995, SMP tahun 1998, dan SMA tahun 2001. Di tahun yang sama, Pak Ganda masuk perguruan tinggi swasta Universitas Tridinanti di Palembang mengambil jurusan teknik sipil, namun tidak menyelesaikan study karena tidak sesuai dengan hati dan pikiran atau dengan kata lain “salah jurusan”. Sejak kecil ia suka mendengarkan musik dan atas dukungan keluarga serta dorongan dari diri sendiri, maka di tahun 2002 ia masuk di Universitas HKBP Nommensen Medan, Fakultas Bahasa dan Seni, program studi seni musik dengan major instrumen gitar klasik. Sejak saat itu, Pak Ganda semakin tertarik dan serius ingin mendalami musik klasik Eropa Barat, oleh sebab itu ia mengambil konsentrasi studi pada “Teori dan Komposisi Musik”. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Pak Ganda, guru instrumen gitar di Chandra Kusuma School Dok. Andry Permana Selama mengikuti perkuliahan, ia banyak mengikuti kegiatan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus; pernah menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FBS Universitas HKBP Nommensen Medan. Ketua panitia konser Malam Tembang Kenangan, panitia Classic Guitar Competition, konser Classical Guitar Ensemble UHN, terlibat dalam kegiatan Reboisasi di kota Medan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dan sebagainya. Setelah tamat kuliah di tahun 2008, Pak Ganda mengajar gitar klasik, kursus musik maupun les privat, serta menjadi guru kelas musik di kompleks PT.RAPP, Pangkalan Kerinci-Riau. Keinginan untuk menjadi tenaga pengajar professional membuat ia berniat mengambil Akta IV yang kemudian di tahun 2009 kembali ke Kota Medan untuk mewujudkan hal tersebut. Setelah menyelesaikan study Akta IV, ia diterima bekerja di Chandra Kusuma School di tahun 2010 sampai sekarang. Di Chandra Kusuma School, Pak Ganda mengajar sebagai guru kelas musik dan tutor gitar klasik dalam musik program maupun les privat.

2.6 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran dan penciptaan kondisi belajar peserta didik secara aktif. Apabila strategi pembelajaran dapat mendorong timbulnya aktifitas peserta didik. Maka proses Universitas Sumatera Utara belajar peserta didik juga akan semakin banyak terjadi dan hasil belajar peserta didik akan semakin meningkat. Gagne dan Briggs 1997 mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin dilakukan oleh pengajar sehingga disebut pembelajaran, mungkin juga dilakukan oleh peserta didik sendiri dengan menggunakan buku, gambar, program televisi atau kombinasi berbagai media, baik oleh pengajar maupun oleh peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah terencana secara sistematik untuk dapat disebut sebagai kegiatan pembelajaran. Romizowski 1981 berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu pendekatan menyeluruh yang dapat dibedakan menjadi dua strategi dasar, yaitu ekspositori penjelasan dan inquiridiskoveri penemuan. Kedua strategi ini dapat dipandang sebagai dua ujung yang sejalan dalam suatu kontinum strategi. Hal ini erat sekali kaitannya dengan pendekatan deduktif dimana strategi ini dimulai dengan penyajian informasi mengenai prinsip atau kaidah kemudian diikuti dengan tes penguasaan dan penerapan dalam bentuk contoh dan penerapan pada situasi tertentu, sedangkan strategi inquiridiskoveri didasarkan pada teori belajar pengalaman yang disebut juga teori belajar pengalaman. Moedjiono dan Dimyati 1999 menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan komponen sistem pembelajaran lainnya, tenaga pengajar harus mengkonsistensikan tiap-tiap aspek dari komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut dan dapat melakukan hal tersebut dengan berbagai siasat. Kegiatan tenaga pengajar mengupayakan Universitas Sumatera Utara konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran dengan siasat tertentu inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran. Dari paparan diatas dapatlah dimaknai bahwa strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat pengertian yaitu: urutan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik, metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran. Dalam menggunakan strategi pembelajaran hal utama yang harus diperhatikan adalah karakteristik peserta didik. Seels dan Richey 1994 berpendapat bahwa karakteristik peserta didik adalah segi-segi latar belakang pengalaman yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya, Dick dan Carey 1996 menjelaskan bahwa dalam pengembangan pembelajaran penting sekali mempertimbangkan karakteristik peserta didik untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai prosedur desain dan pengembangan pembelajaran, yaitu: 1 analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum, 2 melakukan analisis instruksional, 3 menganalisis karakteritik peserta didik dan konteks, 4 pengembangan instrument penilaian, 5 mengembangkan strategi pembelajaran, 6 mengembangkan dan memilih bahan-bahan pembelajaran, 7 merancang dan menyusun evaluasi formatif pembelajaran, 8 merancang dan menyusun evaluasi Universitas Sumatera Utara sumatif pembelajaran, dan 9 revisi untuk setiap langkah pengembangan pembelajaran. Pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Belajar dalam pembelajaran kontekstual bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat tetapi belajar adalah proses pengalaman langsung. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan perkembangan peserta didik secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu, pembelajaran tersebut mendorong siswa-siswi membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya. Konstruktivisme berkaitan dengan proses aktif pada diri peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan. Peran tenaga pengajar memfasilitasi proses tersebut dengan cara 1 menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik, 2 memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan 3 menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Sehingga pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman, pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Menemukan inquiry berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta- fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Tenaga pengajar merancang kegiatan Universitas Sumatera Utara yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Untuk itu dalam hal ini agar bisa menemukan sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peserta didik tersebut yaitu: 1 observasi observation, 2 bertanya questioning, 3 mengajukan dugaan hipotesis, 4 pengumpulan data data gathering, dan 5 penyimpulan conclussion. Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bermula dari bertanya. Bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan tenaga pengajar untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Masyarakat belajar learning community, konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu kepada yang belum tahu. Kelompok harus bertanggung jawab dalam mencapai tujuan dan setiap individu harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibagikan. Dalam kelas, tenaga pengajar disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pintar mengajar yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul. Universitas Sumatera Utara Pemodelan modelling. Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Model itu biasanya berupa cara mengoperasikan sesuatu, model karya tulis, atau peseta didik memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik, seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara mengerjakan soal. Peserta didik itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Refleksi reflection merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Peserta didik mengedepankan apa yang baru yang merupakan pengayaan atau rivisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Penilaian yang sebenarnya Authentic Assessment yaitu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran.

2.7 Sarana dan Media Pengajaran Musik