target pembelajaran. Terlebih lagi jika pembelajaran yang dilakukan selesai tepat pada pertemuan XXII, maka pertemuan selanjutnya guru dapat mengulang
kembali bagian-bagian materi ajar yang dianggap siswa belum menguasai atau kurang sempurna memainkannya. Hal ini di lakukan dengan baik agar proses
pembelajaran praktik instrumen gitar sesuai dengan mata pelajaran lainnya.
BAB IV PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN
INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL
4.1 Masalah Dalam Pembelajaran
Banyak ahli mengemukakan pengertian sebuah masalah pembelajaran praktik instrumen. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara
harapan dengan kenyataan. Ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang siswa dalam proses pembelajaran dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak disukai oleh seorang siswa, menurut
Universitas Sumatera Utara
penulis masalah akan menimbulkan sebuah kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain.
Masalah belajar yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma adalah suatu faktor-faktor penghambat yang dialami oleh seorang siswa dan menjadikan
lambatnya kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, permasalahan-permasalahan tersebut
kerapnya terjadi pada seorang guru seperti karakter seorang guru tidak menyenangkan, kemudian permasalahan kurang tepatnya seorang guru dalam
pemilihan bahan ajar, tidak adanya bagi siswa motivator yang baik dalam memberikan dorongan. Kondisi tersebut berupa kelemahan-kelemahan dan dapat
juga berhubungan dengan sebuah lingkungan yang tidak menguntungkan bagi seorang murid khususnya di sekolah Chandra Kusuma School.
4.2 Permasalahan Faktor-Faktor Internal Belajar
Masalah dari faktor-faktor internal belajar dalam mencapai sesuatu yang
baik dan akan menemukan kendala dalam permasalahan yang merintangi tercapainya tujuan. Pendidikan seni dan budaya di sekolah Chandra Kusuma juga
memiliki banyak kendala, adapun kendala yang muncul dapat dilihat dari minat anak terhadap sebuah metode pendidikan praktik instrumen yang didapat seorang
siswa. Kejadian ini kerap terjadi terutama bagi anak yang terlibat dalan pendidikan seni musik secara aktif, mungkin anak merasa bosan karena ia tidak
menemukan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Kemudian dari aspek
Universitas Sumatera Utara
seorang guru pada sebuah pembelajaran praktik instrumen yang diberikan seorang guru tidak menimbulkan ketertarikan siswa serta menciptakan suasana yang
menarik dan menyenangkan. Dalam sebuah interaksi belajar-mengajar siswa merupakan kunci utama
keberhasilan belajar-mengajar selama proses belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Proses belajar merupakan aktivitas dengan bahan belajar, aktivitas belajar
yang dialami oleh siswa sekolah Chandra Kusuma sebagai sebuah proses, aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru diajarkan kepada siswa
melalui bahan ajar. Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswalah yang menentukan terjadi atau tidak sebuah pembelajaran. Faktor internal yang sering
dialami oleh seorang siswa yang berpengaruh para proses belajar siswa adalah faktor jasmani.
4.2.1 Permasalahan faktor kesehatan
Permasalahan faktor kesehatan sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran praktik di sekolah Chandra Kusuma School. Sehat berarti dalam
keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Kesehatan yang dimaksud penulis adalah keadaan atau kondisi yang sempurna
tanpa suatu kekurangan dari organ tubuh. Kesehatan seorang siswa berpengaruh terhadap proses pembelajaran, agar seorang siswa dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Permasalahan faktor intelektual intelegensi
Intelektual besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Dalam situasi yang sama, siswa yang berintelektual tinggi akan lebih berhasil daripada
siswa yang berintelektual rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelektual yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini
disebabkan karena belajar adalah proses yang bukan hanya mengandalkan intelektual seorang pelajar saja, tetapi dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya. Siswa yang mempunyai tingkat intelektual normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik dan tekun.
4.2.3 Permasalahan perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, sebab jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian bagi siswa maka timbulah kebosanan, sehingga seorang siswa tidak lagi suka untuk mempelajari instrumen musik. Perhatian
tersebut dalam mempelajari instrumen musik agar siswa dapat mengingat, mengulang, mengembangkan serta menerapkan sebuah pembelajaran tanpa
seorang guru.
4.2.4 Permasalahan minat
Minat yang dimaksud penulis adalah sebuah kegiatan yang diminati oleh seseorang siswa, kemudian diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang untuk mempelajarinya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses
Universitas Sumatera Utara
pembelajaran praktik instrumen, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik bagi seorang siswa. Permasalahan tersebut sering sekali terjadi di sekolah Chandra Kusuma School, seorang siswa sering sekali
mengambil kelas praktik instrumen dan setelah mengambilnya beberapa bulan kemudian siswa tidak masuk lagi dalam mata pembelajaran tersebut. Hal ini
dikarenakan seorang siswa tidak segan-segan untuk memberhentikan proses belajar tersebut, dengan alasan siswa hanya melihat dan mendengar suara
instrumen yang indah, tetapi ketika mendapat kesulitan dalam memainkan siswa tidak ingin mempelajarinya. Terlebih lagi persoalan siswa tidak hanya pada
kesulitan ketika mempelajari instrumen musik, tetapi minat orang tua yang tertarik pada satu jenis instrumen tertentu, dimana menjadi tugas seorang anak
tanpa memikirkan minat si anak lebih tertarik pada instrumen yang lain. Kemudian permasalahan siswa yang menganggap dapat memainkan semua
instrumen yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma School. Melihat teman bermain biola, anak ingin bermain biola, melihat teman bermain drum, anak ingin
bermain drum, melihat teman bermain gitar anak ingin bermain gitar. Masalah tersebut dikarenakan siswa tidak memperoleh kepuasan dari setiap pelajaran
instrumen. Akibatnya anak tidak pernah bisa mempelajari instrumen dengan baik dan terampil dikarenakan belum sampai kepada tingkat yang lebih tinggi dan sulit
namun anak sudah beralih ke instrumen yang lain.
4.2.5 Permasalahan bakat
Universitas Sumatera Utara
Bakat adalah sebuah kemampuan untuk belajar. Bakat yang dimaksud oleh penulis adalah kemampuan seorang siswa dalam memainkan instrumen musik
melalui sebuah bahan ajar melalui sebuah notasi. Namun persoalan bakat tidak menjadi yang utama. Keuletan dan ketekunan mengulang, mempelajari, melatih
sebuah instrumen dengan tekun menjadi hal utama yang harus didasari seorang siswa dalam mempelajari praktik instrumen musik. Hanya saja, persoalan siswa
atau pelajar yang berbakat lebih cepat menerapkan dan mengembangkan dalam mempelajari praktik instrumen. Permasalahannya, anak yang memiliki bakat lebih
terkadang cepat mengambil keputusan tanpa mengkonsultasikannya terhadap seorang guru, akibatnya anak akan mengalami banyak kesulitan karena tidak
memiliki trik untuk mengatasi sebuah permasalahan yang terdapat pada bahan praktik. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika
bahan pelajaran yang sesuai dipelajari siswa dan mendengar nasehat dari seorang guru dengan sebuah bakat, maka hasil belajarnya lebih baik, karena siswa senang
belajar dan lebih terarah serta seorang siswa akan lebih giat lagi dalam belajar praktik instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma. Terlebih lagi orang tua yang
mengekang seorang anak untuk mempelajari instrumen karena pemikiran terhadap bidang musik tidak menjanjikan di masa depan.
4.2.6 Permasalahan kesiapan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seorang siswa. Dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran
praktik instrumen musik. Kematangan yang dimaksud oleh penulis adalah anak
Universitas Sumatera Utara
yang sudah siap matang. Melalui fisik seperti sebuah jari, panjangnya tangan, kemudian pemikiran yang penting dalam sebuah proses pembelajaran akan lebih
berhasil jika anak sudah siap matang. Permasalahan yang sering terjadi di sekolah Chandra Kusuma School terhadap orang tua yang sering sekali membuat
anaknya mempelajari praktik instrumen musik di usia yang sangat muda sehingga daya tangkap anak kurang begitu baik, dikarenakan anak belum mengerti sama
sekali, dengan usia seorang anak yang lebih tertarik bermain. Kemudian persoalan tubuh yang masih begitu kecil ketika mempelajari instrumen gitar sampai ukuran
instrumen terkecil juga tidak dapat standarisasi dengan anak yang mempelajari di usia muda.
4.2.7 Permasalahan rasa percaya diri
Rasa percaya diri timbul dari keinginan diri seorang siswa bertindak untuk sebuah keberhasilan memainkan alat musik. Dari segi perkembangan, rasa
percaya diri dapat timbul berkat adanya sebuah lingkungan yang berkompetisi dengan baik. Dalam proses belajar praktik instrumen siswa sekolah Chandra
Kusuma, prestasi merupakan tahap pembuktian yang diakui oleh guru. Semakin siswa sering mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya
dirinya akan meningkat, namun apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya dirinya. Permasalahan percaya diri tidak hanya terletak
pada sebuah prestasi, kurangnya perhatian orang tua, alat yang kurang baik dimiliki siswa dan ejekan dari teman-teman disekitar membuat siswa tidak ingin
tampil di depan teman-temannya sehingga mengakibatkan anak kurang merasa
Universitas Sumatera Utara
percaya diri memainkan instrumen. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya proses pembelajaran pada praktik instrumen, kemudian munculnya grogi nervous siswa
saat tampil di panggung ketika melakukan sebuah pertunjukan.
4.2.8 Permasalahan disiplin waktu
Kebiasaan-kebiasaan buruk belajar siswa akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh
guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa ; baru akan belajar serius pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah
hanya untuk gengsi, datang terlambat bergaya pemimpin. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dikarenakan oleh siswa yang kurang paham dengan arti belajar bagi diri
sendiri, akibatnya siswa-siswi akan tertinggal dalam proses praktik pembelajaran instrumen musik, kemudian kebiasaan siswa yang selalu tidur di pagi hari
membuat siswa ketika mempelajari instrumen mengantuk saat guru mengajar. Permasalahan ini diluar pengetahuan seorang guru, dan permasalahan ini adalah
persoalan terhadap orang tua yang harus memperhatikan kegiatan anaknya dalam mempelajari instrumen musik.
4.2.9 Permasalahan faktor kelelahan
Kelelahan pada seorang siswa sering sekali terjadi disekolah Chandra Kusuma School, hal ini dikarenakan banyaknya mata pelajaran yang diambil
siswa pada satu hari, serta menempatkan pelajaran instrumen musik diakhir jadwal mata pelajaran. Akibatnya siswa akan lelah dan kurang berkonsentrasi
Universitas Sumatera Utara
terhadap sebuah pembelajaran praktik instrument. Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kebiasaan siswa, sehingga timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan borring, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian
kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
4.2.10 Permasalahan motivasi belajar
Dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat pada siswa untuk pembelajaran praktik instrumen gitar, karena seorang
siswa memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat; pasti akan tetap di tiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka semangat
seorang siswa harus dipelihara secara terus menerus. Motivasi belajar merupakan hal pendorong terjadinya proses belajar.
Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar, selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi
belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
4.3 Permasalahan Faktor-Faktor Eksternal Belajar
Proses belajar yang didorong sebuah motivasi dari dalam diri seorang siswa menjadi sebuah faktor yang penting dalam pembelajaran, kemudian
Universitas Sumatera Utara
lingkungan siswa yang mendukung akan menjadi sangat baik dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat meningkat dengan pesat apabila
program pembelajaran disusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan seorang siswa. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan untuk mencerdaskan
siswa dalam mempelajari sebuah bidang. Seorang guru di sekolah merupakan faktor eksternal dalam proses pembelajaran praktik instrumen tersebut. Ditinjau
dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar seorang siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai
berikut:
4.3.1 Permasalahan kesejahteraan guru
Guru adalah tenaga pengajar yang mendidik. Seorang guru tidak hanya mengajar sebuah bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik bagi pemuda-pemudi generasi bangsa. Guru yang mengajar adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi
tertentu, guru juga menghadapi masalah terhadap kehidupan sehari-hari dengan penghasilan yang diterimanya setiap bulan, ia dituntut berkemampuan hidup layak
sebagai seorang pribadi guru sempurna terhadap sebuah tugas. Tuntutan hidup layak tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal dan tugasnya. Guru juga
menumbuhkan rasa percaya diri secara profesional, ia bekerja dan bertugas mempelajari profesi guru sepanjang hayat, mengatasi masalah-masalah keutuhan
secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut merupakan keberhasilan di Chandra Kusuma School kepada seorang siswa.
4.3.2 Permasalahan sarana dan prasarana pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas sekolah dan berbagai media pengajaran yang lainnya. Lengkapnya prasarana dan sarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik, hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya prasarana dan sarana menentukan jaminan terselenggaranya
proses pembelajaran praktik instrumen yang baik. Justru disinilah timbul masalah- masalah bagaimana mengelola manage prasarana dan sarana pembelajaran
sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik. Prasarana dan sarana dalam proses pembelajaran siswa sering sekali tidak sesuai dengan keinginan;
seperti alat yang kurang, atau instrumen yang sudah rusak, menjadikan proses pembelajaran instrumen gitar kurang begitu baik.
4.3.3 Permasalahan kebijakan penilaian
Kebijakan penilaian merupakan hasil dari proses belajar untuk mencapai puncaknya pengetahuan pembelajaran praktik instrumen, hasil belajar siswa atau
hasil kerja keras siswa. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru, dengan demikian hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi seorang
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar
dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolongkan lulus maka dapat dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar
guru selesai. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi siswa dan mengajar ulang bagi seorang guru. Sekolah Chandra Kusuma
memberikan penilaian secara angka dan deskriptif melalui hal yang sering dilakukan siswa-siswi dalam proses pembelajaran kemampuan dan tidak
kemampuan siswa mempelajari sebuah instrumen, semua penilaian diberikan kepada orang tua yang berbentuk bahasa Inggris. Hal ini dilakukan agar para
orang tua mengetahui apa yang dilakukan anaknya dalam pembelajaran dan ketidakmampuan anak pada proses pembelajaran praktik instrumen gitar.
4.3.4 Permasalahan kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik
berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang dimaksud oleh penulis adalah kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar,
melalui sebuah reportoar dalam bentuk notasi balok. Sekolah Chandra Kusuma memakai sebuah kurikulum secara Internasional, yang diujikan sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
kesiapan siswa untuk maju mengikuti ujian siswa. Permasalahan sebuah kurikulum adalah pada seorang guru yang kurang teliti menjalankan serta
menerapkan sebuah kurikulum dengan baik, akibatnya pembelajaran praktik instrumen kurang sesuai dengan sebuah kurikulum pembelajaran. Terlebih
seorang guru tidak mengerti persoalan tujuan dari sebuah kurikulum mengakibatkan anak susah berkembang. Permasalahan sebuah kurikulum sekolah
Chandra Kusuma adalah persoalan seorang guru dengan sebuah penerapan, tidak sedikit guru yang tidak mengerti akan persoalan tujuan dari sebuah kurikulum,
kemudian ketika menerapkan sebuah kurikulum untuk diujiankan guru tidak mengerti apa yang harus dilatih sebelum anak memainkan bahan yang akan
diujiankan.
4.3.5 Permasalahan metode
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula, akibatnya siswa malas atau kurang semangat dalam proses belajar. Permasalahan sebuah metode mengajar seorang guru sering sekali
tanpa sebuah tujuan kurikulum, sering sekali guru menyampaikan sebuah pembelajaran yang tidak mengerti hasil akhir dari sebuah pembelajaran; seperti
pembelajaran yang tidak bertahap, melompat dan tidak sesuai dengan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
seorang siswa. Akibatnya seorang siswa tidak dapat mengikuti sebuah proses pembelajaran.
4.3.6 Permasalahan mengajar
Permasalahan mengajar, sering sekali seorang guru menjadi penghambat dalam proses belajar-mengajar, seperti guru telat masuk pada mata pelajaran
praktik instrumen gitar, kemudian permasalahan tidak memiliki bahan yang sama antara siswa dengan siswa yang lainnya ketika mempelajari instrumen gitar. Hal
ini menjadi sebuah permasalahan pada pembelajaran gitar melalui sebuah pengajaran yang diberikan oleh seorang guru.
4.3.7 Permasalahan pengarahan
Permasalahan-permasalahan pengarahan yang dilakukan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi proses belajar-mengajar
sangat menjadi persoalan di Chandra Kusuma School, khususnya pada pembelajaran praktik instrumen musik. Kurangnya guru berorientasi terhadap
pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, menjadikan siswa tidak mengenal bahan yang akan dipelajari. Kemudian guru yang hanya mengajar siswa
melalui sebuah contoh tanpa menjelaskan teknik ketika mempelajari instrumen gitar, terlebih lagi guru memberikan bahan ajar repertoar yang tidak sesuai
dengan kemampuan siswa, mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran praktik instrumen gitar.
Universitas Sumatera Utara
4.3.8 Permasalahan isi dan urutan bahan ajar
Dalam membuat rencana pengajaran pembelajaran RPP, guru sekolah Chandra Kusuma memiliki masalah dalam menyusun isi dan urutan bahan
pelajaran, sering sekali guru kurang menguasai materi dalam pembelajaran praktik instrumen gitar melalui sebuah bahan ajar Reportoar. Kemudian materi yang
disajikan tidak relevan dengan tujuan yang mengakibatkan siswa bingung karena dianggap teknik yang diajarkan guru tidak tepat dengan bahan yang sedang
dipelajari seorang anak. Terlebih sebuah materi yang diberikan seorang guru sangat luas, akibatnya anak tidak akan menemukan tujuan dari sebuah
pembelajaran. Kemudian persoalan guru kurang mampu dalam menyesuaikan penyajian bahan dengan waktu anak yang akan mengikuti sebuah ujian instrumen.
4.4 Permasalahan Lingkungan
Permasalahan dalam sebuah lingkungan sangat mempengaruhi lancarnya sebuah pembelajaran praktik instrumen gitar. Hal ini sering sekali terjadi disebuah
areal sekolah dan halaman rumah yang begitu ramai sehingga menimbulkan sebuah keributan, suara bising dari orang yang lalu-lalang, suara kendaraan di
area komplek Cemara Asri, banyaknya orang yang datang ke area tersebut menjadi sebuah persoalan untuk kelangsungan praktik instrumen bagi seorang
siswa, permasalahannya adalah minat seorang siswa tidak ingin melatih kembali apa yang telah dipraktikkan dengan seorang guru dikarenakan gangguan tersebut,
akibatnya siswa tidak akan melakukan kegiatan praktik, sebaliknya ia akan mencari teman untuk cerita atau bermain dengan menghabiskan waktu.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Permasalahan Orangtua