Permasalahan kebijakan penilaian Permasalahan kurikulum

sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut merupakan keberhasilan di Chandra Kusuma School kepada seorang siswa.

4.3.2 Permasalahan sarana dan prasarana pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas sekolah dan berbagai media pengajaran yang lainnya. Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik, hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya prasarana dan sarana menentukan jaminan terselenggaranya proses pembelajaran praktik instrumen yang baik. Justru disinilah timbul masalah- masalah bagaimana mengelola manage prasarana dan sarana pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik. Prasarana dan sarana dalam proses pembelajaran siswa sering sekali tidak sesuai dengan keinginan; seperti alat yang kurang, atau instrumen yang sudah rusak, menjadikan proses pembelajaran instrumen gitar kurang begitu baik.

4.3.3 Permasalahan kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian merupakan hasil dari proses belajar untuk mencapai puncaknya pengetahuan pembelajaran praktik instrumen, hasil belajar siswa atau hasil kerja keras siswa. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru, dengan demikian hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi seorang siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila Universitas Sumatera Utara dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolongkan lulus maka dapat dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar guru selesai. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi siswa dan mengajar ulang bagi seorang guru. Sekolah Chandra Kusuma memberikan penilaian secara angka dan deskriptif melalui hal yang sering dilakukan siswa-siswi dalam proses pembelajaran kemampuan dan tidak kemampuan siswa mempelajari sebuah instrumen, semua penilaian diberikan kepada orang tua yang berbentuk bahasa Inggris. Hal ini dilakukan agar para orang tua mengetahui apa yang dilakukan anaknya dalam pembelajaran dan ketidakmampuan anak pada proses pembelajaran praktik instrumen gitar.

4.3.4 Permasalahan kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang dimaksud oleh penulis adalah kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar, melalui sebuah reportoar dalam bentuk notasi balok. Sekolah Chandra Kusuma memakai sebuah kurikulum secara Internasional, yang diujikan sesuai dengan Universitas Sumatera Utara kesiapan siswa untuk maju mengikuti ujian siswa. Permasalahan sebuah kurikulum adalah pada seorang guru yang kurang teliti menjalankan serta menerapkan sebuah kurikulum dengan baik, akibatnya pembelajaran praktik instrumen kurang sesuai dengan sebuah kurikulum pembelajaran. Terlebih seorang guru tidak mengerti persoalan tujuan dari sebuah kurikulum mengakibatkan anak susah berkembang. Permasalahan sebuah kurikulum sekolah Chandra Kusuma adalah persoalan seorang guru dengan sebuah penerapan, tidak sedikit guru yang tidak mengerti akan persoalan tujuan dari sebuah kurikulum, kemudian ketika menerapkan sebuah kurikulum untuk diujiankan guru tidak mengerti apa yang harus dilatih sebelum anak memainkan bahan yang akan diujiankan.

4.3.5 Permasalahan metode