pembelajaran praktik instrumen, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik bagi seorang siswa. Permasalahan tersebut sering sekali terjadi di sekolah Chandra Kusuma School, seorang siswa sering sekali
mengambil kelas praktik instrumen dan setelah mengambilnya beberapa bulan kemudian siswa tidak masuk lagi dalam mata pembelajaran tersebut. Hal ini
dikarenakan seorang siswa tidak segan-segan untuk memberhentikan proses belajar tersebut, dengan alasan siswa hanya melihat dan mendengar suara
instrumen yang indah, tetapi ketika mendapat kesulitan dalam memainkan siswa tidak ingin mempelajarinya. Terlebih lagi persoalan siswa tidak hanya pada
kesulitan ketika mempelajari instrumen musik, tetapi minat orang tua yang tertarik pada satu jenis instrumen tertentu, dimana menjadi tugas seorang anak
tanpa memikirkan minat si anak lebih tertarik pada instrumen yang lain. Kemudian permasalahan siswa yang menganggap dapat memainkan semua
instrumen yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma School. Melihat teman bermain biola, anak ingin bermain biola, melihat teman bermain drum, anak ingin
bermain drum, melihat teman bermain gitar anak ingin bermain gitar. Masalah tersebut dikarenakan siswa tidak memperoleh kepuasan dari setiap pelajaran
instrumen. Akibatnya anak tidak pernah bisa mempelajari instrumen dengan baik dan terampil dikarenakan belum sampai kepada tingkat yang lebih tinggi dan sulit
namun anak sudah beralih ke instrumen yang lain.
4.2.5 Permasalahan bakat
Universitas Sumatera Utara
Bakat adalah sebuah kemampuan untuk belajar. Bakat yang dimaksud oleh penulis adalah kemampuan seorang siswa dalam memainkan instrumen musik
melalui sebuah bahan ajar melalui sebuah notasi. Namun persoalan bakat tidak menjadi yang utama. Keuletan dan ketekunan mengulang, mempelajari, melatih
sebuah instrumen dengan tekun menjadi hal utama yang harus didasari seorang siswa dalam mempelajari praktik instrumen musik. Hanya saja, persoalan siswa
atau pelajar yang berbakat lebih cepat menerapkan dan mengembangkan dalam mempelajari praktik instrumen. Permasalahannya, anak yang memiliki bakat lebih
terkadang cepat mengambil keputusan tanpa mengkonsultasikannya terhadap seorang guru, akibatnya anak akan mengalami banyak kesulitan karena tidak
memiliki trik untuk mengatasi sebuah permasalahan yang terdapat pada bahan praktik. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika
bahan pelajaran yang sesuai dipelajari siswa dan mendengar nasehat dari seorang guru dengan sebuah bakat, maka hasil belajarnya lebih baik, karena siswa senang
belajar dan lebih terarah serta seorang siswa akan lebih giat lagi dalam belajar praktik instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma. Terlebih lagi orang tua yang
mengekang seorang anak untuk mempelajari instrumen karena pemikiran terhadap bidang musik tidak menjanjikan di masa depan.
4.2.6 Permasalahan kesiapan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seorang siswa. Dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran
praktik instrumen musik. Kematangan yang dimaksud oleh penulis adalah anak
Universitas Sumatera Utara
yang sudah siap matang. Melalui fisik seperti sebuah jari, panjangnya tangan, kemudian pemikiran yang penting dalam sebuah proses pembelajaran akan lebih
berhasil jika anak sudah siap matang. Permasalahan yang sering terjadi di sekolah Chandra Kusuma School terhadap orang tua yang sering sekali membuat
anaknya mempelajari praktik instrumen musik di usia yang sangat muda sehingga daya tangkap anak kurang begitu baik, dikarenakan anak belum mengerti sama
sekali, dengan usia seorang anak yang lebih tertarik bermain. Kemudian persoalan tubuh yang masih begitu kecil ketika mempelajari instrumen gitar sampai ukuran
instrumen terkecil juga tidak dapat standarisasi dengan anak yang mempelajari di usia muda.
4.2.7 Permasalahan rasa percaya diri