95 dalam waktu sehari. Pihak Rumah Makan Carita selalu berusaha untuk memberikan
kecepatan yang maksimal dalam memberikan pelayanan bagi konsumen Rumah Makan Carita.
5.8.7 Bukti Fisik
Rumah Makan Carita adalah rumah makan tradisional khas jawa modern yang berdesain outdoor. Luas Rumah Makan Carita yaitu 735 m
2
. Satu ruang gazebo seluas 1,5X1,5 m. Desain tempat makan berbentuk gazebo yang terbuat dari
kayu, selain itu desain hiasan, penataan ruangan, tempat duduk lesehan pun terbuat dari kayu bambu. Jumlah gazebo sebanyak 24 ruang gazebo di Rumah Makan
Carita. Ruangan outdoor memberikan rasa sejuk walaupun tidak menggunakan alat penyejuk ruangan. Rumah Makan Carita memberikan fasilitas-fasilitas yang cukup
memadai bagi konsumennya. Fasilitas-fasilitas yang diberikan Rumah Makan Carita kepada konsumennya adalah dekorasi rumah makan yang memberikan
kenyamanan, penerangan Rumah Makan Carita yang cukup yaitu satu lampu dalam satu ruangan gazebo dengan ukuran 15 watt, ketersediaan stiker bagi kendaraan
pengunjung yang bergambarkan lambang carita, ketersediaan empat wastafel yang bersih, ketersediaan dua toilet yang bersih, alunan musik yang menemani
konsumen menikmati hidangan, ketersediaan mushollah dan member card yang memberikan diskon 12,5 persen serta kebersihan dan kerapihan Rumah Makan
Carita pun menjadi perhatian pihak Rumah Makan Carita dengan cara membersihkan dan merapihkan rumah makan pada pagi hari sebelum buka, ketika
meja makan selesai digunakan konsumen, ketika malam saat rumah makan tutup dan setelah konsumen pergi dari Rumah Makan Carita.
5.9 Karakteristik Responden
Konsumen merupakan sasaran pemasaran yang sangat penting bagi Rumah Makan Carita. Pemahaman mengenai konsumen perlu dilakukan dengan
mengidentifikasi karakteristik responden sebagai bagian dalam rantai pengambilan keputusan pembelian. Responden yang dipilih adalah konsumen Rumah Makan
Carita yang berada di lokasi penelitian pada saat dilaksanakan survey. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 97 orang. Identifikasi karakteristik
96 responden Rumah Makan Carita meliputi variabel usia, jenis kelamin, domisili,
pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan status pernikahan
5.9.1 Usia
Responden Rumah Makan Carita didominasi oleh responden yang relatif muda yang tergolong pada usia produktif. Dapat dilihat pada Tabel 13 bahwa
responden berusia 17-23 tahun sebanyak 27 orang 27,84 persen diikuti oleh usia 24-30 tahun sebanyak 26 orang 25,77 persen, usia 31-40 tahun sebanyak 23 orang
23,72 persen, kemudian usia 41-50 tahun sebanyak 11 orang 11,34 persen, dan untuk usia 50 tahun terdapat 11 orang 11,34 persen. Hasil tersebut disebabkan
karena pada umumnya konsumen yang berusia mudah lebih aktif dan dinamis dikarenakan aktivitas yang dilakukan di luar rumah lebih tinggi. Selain itu, orang
yang masih berusia muda cenderung mudah terpengaruh oleh promosi maupun ajakan teman, sedangkan orang yang berusia lebih tua cenderung sebaliknya. Hal
ini dapat tergambarkan dari hasil penelitian bahwa responden penelitian di Rumah Makan Carita yang mayoritas berusia 17-23 tahun umumnya masih mudah
terpengaruh akan bentuk promosi dalam bentuk potongan harga pada menu yaitu sekitar 44,33 persen. Hal ini juga disebabkan karena Rumah Makan Carita
berdekatan dengan kampus Universitas Muhammadiyah Gresik UMG sehingga sebagian besar responden berusia 17-23 tahun.
Setiap jenjang umur seseorang memiliki kebutuhan yang berbeda akan kehidupannya termasuk dalam hal pembelian produk atau jasa. Setiap jenjang umur
memiliki kepuasan yang berbeda akan produk dan jasa yang dikonsumsinya. Usia yang relatif mudah seperti selang usia 17-23 yang memiiliki nilai kepuasan yang
berbeda dengan usia di atas 50 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya mengenai faktor kesehatan yang mendukung usia konsumen. Seperti
cita rasa dimana usia yang umumnya tergolong relatif mudah 17-23 tahun menilai bahwa minuman teh manis yang enak itu jika dalam satu gelas berisi tiga sendok
gula, sementara pada usia yang relatif tua di atas 50 tahun menilai teh manis yang enak itu cukup dengan satu setengah sendok gula. Hal ini berkaitan pula dengan
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Umumnya konsumen yang merasa bahwa produk tersebut enak dikonsumsi maka konsumen tersebut akan merasa puas
97 terhadap produk tersebut. Tetapi belum tentu konsumen yang puas akan produk
tersebut akan loyal terhadap produk tersebut. Hal ini dapat terlihat dari piramida loyalitas konsumen bahwa nilai committed buyer lebih rendah dibanding nilai
satisfied buyer.
Tabel 13 . Sebaran Usia Responden Rumah Makan Carita
Usia tahun Jumlah orang
Persentase
17-23 27 27,84
24-30 25 25,77
31-40 23 23,72
41-50 11 11,34
50 11
11,34 Total 97
100,00
5.9.2 Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari total 97 orang responden, responden Rumah Makan Carita terdiri dari 50,52 persen atau sebanyak 49 responden berjenis
kelamin laki-laki dan sebesar 49,48 persen atau sebanyak 48 responden berjenis kelamin perempuan Tabel 14. Persentase responden yang berjenis kelamin
perempuan tidak jauh berbeda dengan responden laki-laki yang berkunjung ke Rumah Makan Carita. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan pangan merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, Rumah Makan Carita juga dapat menjadi pilihan bagi laki-laki maupun perempuan
untuk bisa menikmati hidangan Rumah Makan Carita, dan Rumah Makan Carita merupakan tempat yang cocok untuk bertemu relasi bisnis dan berkumpul dengan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin responden mayoritas berjenis
kelamin laki-laki jika dihubungkan dengan proses keputusan pembelian mengenai frekuensi makan di luar rumah dan motivasialasan konsumen makan di luar rumah
maka didapatkan hasil bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih sering makan di luar rumah dibanding responden yang berjenis kelamin perempuan
yaitu responden laki-laki dalam waktu frekuensi makan di luar rumah selama seminggu dapat sebanyak 3-5 kali makan di luar rumah, sedangkan responden
98 perempuan dalam waktu seminggu sebanyak 1-3 kali makan di luar rumah.
Sedangkan untuk motivasialasan makan di luar rumah, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan beralasan bahwa makan di luar rumah karena mencari
menu yang khasunik. Sedangkan, mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki cenderung beralasan untuk mencari tempat yang nyaman.
Tabel 14. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah orang
Persentase
Laki-laki 49 50,52
Perempuan 48 49,48
Total 97 100,00
5.9.3 Alamat atau Domisili
Responden yang datang ke Rumah Makan Carita mayoritas berasal dari Kabupaten Gresik, yaitu sebanyak 79,37 persen atau sebanyak 77 orang dari 97
orang responden Tabel 15. Hal ini disebabakan jarak antara tempat aktivitas dengan Rumah Makan Carita yang tergolong dekat, dan lokasi Rumah Makan
Carita yang sangat strategis membuat konsumen semakin mudah untuk menjangkaunya. Namun ada pula responden yang berasal dari luar Kabupaten
Gresik seperti Lamongan sebanyak 5 orang 5,15 persen, Surabaya sebanyak 6 orang 6,19 persen, Bandung sebanyak 1 orang 1,03 persen, Yogya sebanyak 2
orang 2,06 persen dan Tuban sebanyak 1 orang 1,03 persen. Data penelitian yang diperoleh sesuai dengan segmentasi Rumah Makan Carita yang diperuntukkan
untuk masyarakat yang berlokasi atau bertempat tinggal di Kabupaten Gresik dan sekitarnya. Responden dari luar Kabupaten Gresik berkunjung ke Rumah Makan
Carita pada saat liburan atau weekend. Namun juga terdapat beberapa responden di Luar Kabupaten Gresik yang melakukan kunjungan pada hari kerja dengan tujuan
untuk melakukan pertemuan dan rapat bersama klien. Hal ini dikarenakan lokasi Rumah Makan Makan Carita yang berdekatan dengan perkantoran.
99
Tabel 15. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Alamat atau Domisili
Domisili Jumlah orang
Persentase Lamongan 5
5,15 Surabaya 6
6,19 Sidoarjo 5
5,15 Bandung 1
1,03 Yogya 2
2,06 Tuban 1
1,03
Gresik 77 79,39
Total 97 100,00
5.9.4 Pendidikan Terakhir
Tabel 16. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Pendidikan akhir
Pendidikan Terakhir Jumlah orang
Persentase SMP 1
1,04 SMA 36
37,11 Diploma 14
14,43
Sarjana 41 42,27
Pascasarjana 3 3,09
Doctoral 2 2,06
Total 97 100,00
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan akhir responden Rumah Makan Carita sebagian besar adalah berpendidikan terakhir sarjana
sebanyak 41 orang 42,27 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden Rumah Makan Carita adalah konsumen yang telah memiliki pekerjaan, baik
sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, ataupun pekerjaan lainnya yang pada umumnya berpendidikan terakhir sarjana. Selanjutnya responden yang
berpendidikan akhir SMA sebanyak 36 orang 37,11 persen, sebanyak 14 orang 14,43 persen adalah responden berpendidikan akhir diploma, responden
berpindidikan akhir SMP sebanyak 1 orang 1,04 persen, responden berpendidikan akhir pascasarjana sebanyak 3 orang 3,09 persen, sedangkan responden yang
berpendidikan akhir doctoral S3 adalah sebanyak 2 orang 2,06 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden Rumah Makan Carita merupakan orang-
orang yang berpendidikan tinggi terpelajar, karena semakin tinggi pendidikan
100 konsumen maka konsumen mempunyai pengetahuan lebih luas dan mempunyai
pengetahuan tentang kesehatan sehingga konsumen yang datang adalah konsumen yang sadar akan kesehatan. Selain itu, tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses keputusan pembelian dikarenakan konsumen yang berpendidikan tinggi akan lebih senang untuk mencari informasi mengenai suatu
produk sebelum memutuskan untuk membelinya. Konsumen yang berpendidikan tinggi memilih untuk mengkonsumsi produk
dan jasa di Rumah Makan Carita dikarenakan pengetahuan konsumen yang sadar akan kesehatan, kualitas pelayanan dan kualitas produk yang disajikan. Rumah
Makan Carita yang menyajikan produk makanan tanpa menggunakan MSG yang dapat membahayakan tubuh pada setiap komposisi makanannya. Hal ini sesuai
dengan segmentasi Rumah Makan Carita dimana diperuntukkan kepada konsumen yang memiliki aktivitas padat dan peduli akan kesehatan.
Kemudian berdasarkan data Tabel 17 hasil analisis karakteristik responden menurut pendidikan terakhir dan usia responden terdapat ketidaksesuaian.
Karakteristik responden Rumah Makan Carita sebagian besar adalah berpendidikan terakhir sarjana dan sebagian besar responden berusia 17-23 tahun. Sedangkan
mayoritas responden yang berpendidikan terakhir sarjana adalah berusia 31-40 tahun. Ketidaksesuaian tersebut ditemukan karena berdasarkan hasil penelitian,
tidak semua responden Rumah Makan Carita yang berpendidikan terakhir sarjana berusia 31-40 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 6 responden yang berusia
17-23 tahun berpendidikan terakhir sarjana, 12 responden yang berusia 24-30 tahun berpendidikan terakhir sarjana, 7 responden yang berusia 41-50 tahun
berpendidikan terakhir sarjana dan 2 orang responden yang berusia 50 tahun berpendidikan terakhir sarjana.
101
Tabel 17. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Pendidikan akhir dan
Usia Responden Pendidikan
Terakhir Usia Responden Tahun
17-23 24-30 31-40 41-50 50
Jumlah orang
SMP 1
0 1 SMA
14 7
6 4
5 36 Diploma
6 6
2 14
Sarjana 6
12 14
7 2 41
Pascasarjana 1
2 3
Doctoral 2
2 Jumlah orang
27 25
23 11
11 97
5.9.5 Jenis Pekerjaan
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa responden Rumah Makan Carita mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 32 orang 32,99 persen,
diikuti dengan responden yang berprofesi sebagai wiraswastapengusaha sebanyak 21 orang 21,64 persen, responden yang berprofesi sebagai pelajarmahasiswa
sebanyak 14 orang 14,43 persen, responden yang berprofesi sebagai pegawai BUMN sebanyak 11 orang 11,34 persen, dan responden yang berprofesi sebagai
pegawai negeri sebanyak 10 orang 10,32 persen, serta responden yang berprofesi sebagai TNIPOLRI sebanyak 3 orang 3,09 persen, kemudian responden yang
berprofesi sebagi ibu rumah tangga dan pensiunan masing-masing sebanyak 3 orang 3,09 persen dan 2 orang 2,06 persen. Sedangkan responden dalam
penelitian yang berprofesi sebagai dokter gigi sebanyak 1 orang 1,04 persen. Hal ini dikarenakan lokasi Rumah Makan Carita yang dekat dengan perkantoran,
sehingga mayoritas responden Rumah Makan Carita merupakan pegawai. Selain itu, responden yang telah bekerja atau yang telah berprofesi sebagai
wiraswastapengusaha melakukan kunjungan di Rumah Makan Carita dengan motivasi untuk mengadakan pertemuan dengan relasi bisnis dan berdiskusi
mengenai pekerjaan dengan relasi kerja. Mayoritas responden yang merupakan pegawai swasta merupakan kesesuaian hasil penelitian dengan segmentasi dari
Rumah Makan Carita yang diperuntukkan kepada masyarakat yang memiliki aktivitas padat.
102
Tabel 18. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah orang
Persentase PelajarMahasiswa 14
14,43 Pegawai Negeri
10 10,32
Pegawai swasta 32
32,99 TNIPOLRI 3
3,09 Pegawai BUMN
11 11,34
Wiraswasta 21 21,64
Pensiunan 2 2,06
Ibu Rumah Tangga 3
3,09 Lainnya 1
1,04 Total 97
100,00 Berdasarkan hasil analisis karakteristik tingkat pendidikan terakhir dan
pekerjaan responden ditemukan fakta bahwa responden Rumah Makan Carita yang mayoritas berpendidikan terakhir sarjana dengan mayoritas pekerjaan responden
Rumah Makan Carita adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 17 orang dari 97 orang 17,53 persen. Terdapat responden yang berpendidikan akhir SMP dan berprofesi
sebagai pegawai swasta sebanyak 1 orang 1,04 persen, dari 97 orang responden terdapat 2 orang yang berpendidikan terakhir doctoral dan berprofesi masing-
masing sebagai wiraswasta dan pensiunan. 11 orang 11,34 persen responden Rumah Makan Carita yang berpendidikan terakhir SMU memilih berwirausaha
dibanding melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi ataupun bekerja ke sebuah perusahaan. Karakteristik responden Rumah Makan Carita menurut pendidikan
terakhir dan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 19
103
Tabel 19. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Pendidikan Terakhir
dan Pekerjaan
5.9.6 Status Pernikahan
Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa sebanyak 38 orang 39,18 persen responden Rumah Makan carita yang berstatus belum menikah, sedangkan
responden yang berstatus menikah sebanyak 59 orang 60,82 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Rumah Makan Carita merupakan rumah makan yang
digunakan untuk berkumpul sanak saudara atau keluarga. Selain itu, lokasi Rumah Makan Carita yang berdekatan dengan perkantoran merupakan faktor bagi
konsumen untuk makan di luar rumah, dan kebiasaan penduduk Kabupaten Gresik yang cenderung prestise dan aktif karena Kabupaten Gresik merupakan salah satu
kawasan indutri di Jawa Timur.
Tabel 20. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Status Pernikahan
Status Pernikahan Jumlah orang
Persentase Belum Menikah
38 39,18
Menikah 59 60,82
Total 97 100,00
Kemudian, berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 21 mengenai analisis karakteristik responden menurut status pernikahan dan usia responden terdapat
ketidaksesuaian. Karakteristik responden Rumah Makan Carita sebagian besar telah
Pekerjaan Pendidikan Terakhir
Jumlah orang
SMP SMU Diploma
Sarjana Pascasarjana Doctoral
Mahasiswapelajar 0 8 2
4 0 14
Pegawai Negeri 2
6 2
10 Pegawai Swasta
1 8
6 17
32
TNIPOLRI 0 2
1 3
Pegawai BUMN 3
7 1
11 Wiraswasta 0
11 4
5 1
21 Pensiunan 0
1 1
2 Ibu Rumah
Tangga 0 3
3 Lainnya 0
1 1
Jumlah orang 1
36 14
41 3 2
97
104 menikah 60,82 persen, namun sebagian besar usia responden rata-rata sekitar 17-
23 tahun. Sedangkan pada umumnya, responden yang telah menikah berusia 31-40 tahun. Ketidaksesuaian tersebut ditemukan karena berdasarkan hasil penelitian,
tidak semua responden Rumah Makan Carita yang telah menikah berusia 31-40 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 1 orang responden yang telah menikah
berusia 17-23 tahun, 14 orang responden yang telah menikah berusia 24-30 tahun, 11 orang responden yang telah menikah berusia 41-50 tahun dan 11 orang
responden yang telah menikah berusia 50 tahun.
Tabel 21. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Status Pernikahan
dan Usia Responden Status
Pernikahan Usia Responden Tahun
17-23 24-30 31-40 41-50 50
Jumlah Orang
Belum Menikah 26
11 1
38 Menikah 1
14 22
11 11
59
Jum lah Orang 27
25 23
11 11 97
5.9.7 Tingkat Pendapatan
Pendapatan atau uang saku rata-rata per bulan konsumen berkaitan erat dengan latar belakang pekerjaannya yang menentukan daya beli dan mempengaruhi
pola konsumsinya, berdasarkan data Tabel 22, responden Rumah Makan Carita yang memiliki pendapatan per bulan antara Rp 2.000.000,00-Rp 3.500.000,00
memiliki presentase terbesar, yaitu sebesar 25,77 persen atau sebanyak 25 orang. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden Rumah Makan Carita telah memiliki
pekerjaan, baik sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswastapengusaha, TNIPOLRI, pegawai BUMN, maupun dokter gigi. Pendapatan terbanyak kedua
responden Rumah Makan Carita berkisar Rp 1.000.000,00 dan antara Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 yaitu sebanyak 22,68 persen atau 22 orang pada
masing-masing tingkat pendapatan. Kemudian tingkat pendapatan terbanyak ketiga responden Rumah Makan Carita yaitu sebesar Rp 3.500.000,00-Rp 5.000.000,00
sebanyak 20 orang 20,62 persen, sedangkan responden yang mempunyai tingkat pendapatan Rp 5.000.000,00 sebanyak 8 orang 8,25 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa pada umumnya responden Rumah Makan Carita adalah
105 konsumen yang memiliki tingkat pendapatanuang saku per bulan yang cukup
sedang dan menuju tinggi.
Tabel 22. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Tingkat Pendapatan
Per Bulan Tingkat Pendapatan Rp
Jumlah orang Persentase
1.000.000 22 22,68
1.000.000 - 2.000.000 22
22,68 2.000.000 - 3.500.000
25 25,77
3.500.000 - 5.000.000 20
20,62 5.0000.000
8 8,25
Total 97 100,00
Pada umumnya konsumen yang memiliki pendapatan tinggi tidak sensitif terhadap pengaruh promosi seperti potongan harga pada menu yang disajikan.
Tetapi pada data hasil penelitian Tabel 23 terdapat ketidaksesuaian, dimana responden yang berpenghasilan tinggi Rp 5000.000,00 masih terpengaruh akan
pengaruh promosi yang diberikan oleh rumah makan. Namun 4 orang dari 8 orang responden yang berpenghasilan Rp 5000.000,00 merasa biasa saja terhadap
promosi yang diberikan oleh rumah makan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa 2 responden yang tidak tertarik dengan pengaruh promosi yang diberikan oleh
rumah makan adalah responden yang berpenghasilan Rp 1000.000,00-Rp 2000.000,00. Sehingga dari Tabel 23 dapat disimpulkan bahwa responden Rumah
Makan Carita yang berpenghasilan tinggi belum tentu tidak terpengaruh akan pengaruh promosi yang diberikan oleh rumah makan.
106
Tabel 23. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Tingkat Pendapatan
Per Bulan dan Pengaruh Promosi dalam Melakukan Kunjungan ke Tempat Makan
Pendapatan Rp Pengaruh Promosi dalam Melakukan Kunjungan
Membuat tertarik
Tidak Tertarik
Biasa saja Lainnya
Jumlah Orang
1000.000 16
6 22
1000.000-2000.000 10
2 10
22 2000.000-3500.000
18 7
25
3500.000-5000.000 5
15 20
5000.000 4
4 8
Jumlah Orang 53
2 42
97
Kemudian berdasarkan hasil analisis penelitian karakteristik responden Rumah Makan Carita pada Tabel 24 menurut tingkat pendapatan dan jenis
pekerjaan ditemukan fakta bahwa terdapat 2 orang dari 32 orang yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta memiliki pendapatan rata-rata lebih dari Rp
5.000.000,00 per bulan. Selain itu, 1 orang dari 10 responden Rumah Makan Carita yang berprofesi sebagai pegawai negeri mempunyai pendapatan rata-rata lebih dari
Rp 5.000.000,00 per bulan. Lalu 1 orang dari 11 responden Rumah Makan Carita yang berprofesi sebagai pegawai BUMN mempunyai pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 5.000.000,00 per bulan. Dan sebanyak 2 orang dari 21 responden Rumah Makan Carita yang berprofesi sebagai wirausaha mempunyai pendapatan rata-rata
lebih dari Rp 5.000.000,00 per bulan. Sebanyak 1 orang dari 2 orang responden Rumah Makan Carita yang telah pensiun mempunyai pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 5.000.000,00 per bulan. Dan 1 orang responden Rumah Makan Carita yang berprofesi sebagai dokter gigi mempunyai pendapatan rata-rata lebih dari Rp
5.000.000,00 per bulan. Sebanyak 13 orang dari 32 responden Rumah Makan Carita yang berprofesi
sebagai pegawai swasta mempunyai pendapatan rata-rata Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00, sebanyak 12 orang dari 32 responden Rumah Makan Carita yang
berprofesi sebagai pegawai swasta mempunyai pendapatan rata-rata Rp 2.000.000,00-Rp 3.500.000,00. Dan sebanyak 10 orang dari 14 responden Rumah
Makan Carita yang berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa mempunyai
107 pendapatan rata-rata kurang dari Rp 1.000.000,00. Lalu sebanyak 1 orang dari 14
responden Rumah Makan Carita yang berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa mempunyai pendapatan rata-rata Rp 3.500.000,00-Rp 5.000.000,00. Karakteristik
responden Rumah Makan Carita menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Sebaran Responden Rumah Makan Carita Menurut Pekerjaan dan
Tingkat Pendapatan Per Bulan
Pekerjaan Pendapatan Rata-Rata Per Bulan Rp
Jumlah orang
1.000.000 1.000.000-
2.000.000 2.000.000-
3.500.000 3.500.000-
5.000.000 5.000.000
Mahasiswapelajar 10 2
1 1 0
14 Pegawai Negeri
1 5
3 1
10 Pegawai Swasta
1 13
12 4
2 32
TNIPOLRI 1
2 3
Pegawai BUMN 1`
3 6
1 11
Wiraswasta 8
5 2
4 2 21
Pensiunan 1
1 2 Ibu Rumah
Tangga 3
3 Lainnya
0 1 1 Jumlah orang
22 22
25 20
8 97
108
VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
Keputusan Konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu. Keputusan pembelian
yang dilakukan oleh konsumen pun tidak muncul begitu saja, tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Engel et al. 1994 mengemukakan bahwa proses keputusan
pembelian konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu 1 pengenalan kebutuhan, 2 pencarian informasi, 3 evaluasi alternatif, 4 keputusan pembelian, dan 5
perilaku pasca pembelian. Penelitian ini juga berusaha menganalisis bagaimana proses tersebut terjadi pada konsumen Rumah Makan Carita. Usaha ini dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan setiap tahapan dalam Proses keputusan pembelian konsumen.
6.1 Pengenalan Kebutuhan