Sikap dengan Pendidikan Sikap Berdasarkan Karakteristik Individu

berpendidikan tinggi. Pada Tabel 34 disajikan sikap responden terhadap singkong, jagung, dan ubi berdasarkan pendidikan. Tabel 34. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap dan Pendidikan di Desa Cibatok Satu Sikap Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Jumlah Jumlah Singkong Positif 12 30 2 20 Netral 28 70 8 80 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Jagung Positif 9 22,5 Netral 31 77,5 10 100 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Ubi Positif 12 30 2 20 Netral 28 70 8 80 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Berdasarkan Tabel 34 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang sama antara responden yang berpendidikan rendah dan responden yang berpendidikan sedang yaitu, memiliki sikap yang netral terhadap singkong, jagung, dan ubi. Responden yang berpendidikan sedang atau telah tamat SMP dan SMA memiliki persentase sikap netral yang paling tinggi terhadap singkong, jagung, dan ubi. Terdapat 80 persen, 100 persen, dan 80 persen responden yang berpendidikan sedang dan memiliki sikap netral terhadap singkong, jagung, dan ubi. Sedangkan sikap positif terhadap singkong, jagung, dan ubi cenderung dimiliki oleh responden yang berpendidikan rendah. Artinya, semakin rendah pendidikan responden, maka sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi semakin positif. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan responden mengenai perkembangan kemajuan globalisasi yang mengenalkan makanan siap saji. Sementara itu, tidak ada responden yang memiliki sikap negatif terhadap singkong, jagung, maupun ubi karena ketiga bahan makanan tersebut masih dikonsumsi oleh responden walaupun bukan sebagai makanan pokok sehari-hari.

6.5.3 Sikap dengan Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai

Luas lahan pertanian yang dikuasai dibagi menjadi tiga kategori, yaitu lahan sempit kurang dari 0,25 ha, lahan sedang 0,25 – 0,50 ha, dan lahan luas lebih dari 0,50 ha. Seperti yang telah dijelaskan pada karakteristik responden bahwa karakteristik luas lahan pertanian yang dikuasai hanya dikhususkan untuk responden petani saja. Jumlah responden yang menguasai lahan sempit yaitu sebanyak 48 persen 12 responden, responden yang menguasai lahan sedang sebanyak 24 persen 6 responden, dan responden yang menguasai lahan luas sebanyak 28 persen 7 responden. Pada Tabel 35 disajikan sikap responden petani terhadap singkong, jagung, dan ubi berdasarkan luas lahan yang dikuasai. Tabel 35. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap dan Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai di Desa Cibatok Satu Sikap Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai Sempit Sedang Luas Jumlah Jumlah Jumlah Singkong Positif 3 25 1 14,29 Netral 9 75 6 100 6 86,71 Negatif Jumlah 12 100 6 100 7 100 Jagung Positif 2 16,67 Netral 10 83,33 6 100 7 100 Negatif Jumlah 12 100 6 100 7 100 Ubi Positif 2 16,67 1 14,29 Netral 10 83,33 6 100 6 85,71 Negatif Jumlah 12 100 6 100 7 100 Berdasarkan Tabel 35 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan responden memiliki sikap netral terhadap singkong, jagung, dan ubi. Artinya, baik responden yang menguasai lahan sempit, lahan sedang, dan lahan luas memiliki kecenderungan bersikap biasa saja terhadap ketiga bahan makanan tersebut. Responden yang cenderung bersikap netral terhadap singkong, jagung, dan ubi adalah responden yang menguasai lahan sedang, yaitu terdapat masing-masing 100 persen responden. Responden yang menguasai lahan luas cenderung lebih memiliki sikap positif terhadap singkong, yaitu terdapat 85,71 persen responden. Sedangkan pada responden yang menguasai lahan sempit cenderung memiliki sikap positif terhadap jagung dan ubi. Sedangkan sikap negatif tidak dimiliki oleh satu pun responden, baik responden yang menguasai sempit, sedang, dan luas. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan yang dikuasai tidak mempengaruhi sikap responden terhadap singkong, jagung, dan ubi.

6.5.4 Sikap dengan Tingkat Pengeluaran

Tingkat pengeluaran adalah biaya yang dihabiskan atau dikeluarkan oleh individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengeluaran dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: tingkat pengeluaran tinggi lebih dari Rp2.000.000,-, tingkat pengeluaran sedang Rp1.000.000,- sampai Rp2.000.000,-, dan tingkat pengeluaran rendah kurang dari Rp1.000.000,-. Jika karakteristik luas lahan pertanian yang dikuasai hanya dikhususkan untuk responden petani, maka pada karakteristik tingkat pengeluaran hanya dikhususkan untuk responden non petani. Pada Tabel 36 disajikan sikap responden non petani terhadap singkong, jagung, dan ubi berdasarkan tingkat pengeluarannya. Jumlah responden yang tergolong tingkat pengeluaran rendah yaitu sebesar 32 persen 8 responden, responden tingkat pengeluaran sedang sebesar 40 persen 10 responden, dan responden yang tingkat pengeluaran tinggi sebesar 28 persen 7 responden. Berdasarkan Tabel 36 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan responden memiliki sikap yang cenderung netral baik terhadap singkong, jagung, maupun ubi. Responden yang tingkat pengeluarannya rendah cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap singkong yaitu terdapat 25 persen dibandingkan dengan responden yang berpendapatan sedang dan tinggi. Begitu pula pada responden yang tingkat pengeluarannya rendah memiliki sikap yang cenderung positif terhadap jagung yaitu terdapat 12,5 persen. Namun, lain halnya pada sikap positif terhadap ubi, karena responden yang cenderung bersikap positif terhadap ubi adalah responden yang tergolong tingkat pengeluarannya tinggi. Sikap negatif tidak dimiliki oleh responden baik responden yang tingkat pengeluarannya rendah, sedang, maupun tinggi. Artinya, pengeluaran responden tidak mempengaruhi responden dalam bersikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.

Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Hubungan Antara Karakteristik, Tingkat Pendapatan dan Interaksi Sosial pada paemuda Sirkulator ( Kasus Desa Cibatok II Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

0 8 74

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Efek Iklan Layanan Masyarakat "Versi Pak Lurah “ Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemungutan Suara. Kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 13 118

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangrman Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ 1lir, Kecamatan Cibungbulang, Bogar)

0 10 156

Kajian pola dan struktur tata ruang perdesaan (studi kasus desa Cibatok satu, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor)

0 9 98

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Partisipasi lansia dalam kelembagaan politik desa:kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 28 174

Analisis pengaruh program pemerintah terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga di pedesaan melalui program bantuan langsung tunai (BLT) dan raksa desa. Kasus desa Cibatok satu kecamatan Cibungbulang Kab. Bogor Propinsi Jawa Barat.

1 28 153

POLA PENCARIAN INFORMASI DIKALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Kasus Masyarakat Desa Rambat Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah)

0 0 16