hanya 26 persen. Sedangkan persentase rata-rata yang paling tinggi yaitu pada perilaku sedang terdapat 38 persen. Dengan kata lain, kurang dari 30 persen
responden yang mengkonsumsi makanan pokok non berasnya tinggi. Dalam hal ini singkong yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, karena singkong
lebih mengenyangkan dan dapat dibuat bermacam-macam makanan. Sedangkan jagung yang paling sedikit dikonsumsi oleh responden. Jagung sedikit dikonsumsi
karena jagung harganya cukup mahal dibandingkan singkong dan ubi, sehingga jarang dikonsumsi sehari-hari. Oleh sebab itu, petani lebih memilih untuk menjual
jagung dibandingkan untuk dikonsumsi sendiri. Sedangkan responden non petani lebih memilih singkong dan ubi untuk dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan
cemilan dibandingkan jagung yang harganya cukup mahal dan terbatas untuk dibuat berbagai macam makanan.
Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Perilaku Konsumsi terhadap Bahan Makanan Pokok Non Beras
Bahan Makanan Pokok Non Beras
Perilaku Konsumsi Total
Rendah Sedang
Tinggi Jml
Jml Jml
Jml Singkong
9 18
24 48
17 34
50 100
Jagung 25
50 19
38 6
12 50
100 Ubi
20 40
14 28
16 32
50 100
Rata-Rata 18
36 19
38 13
26 50
100
5.6 Ikhtisar
Singkong, jagung, dan ubi belum dapat dikatakan sebagai makanan pokok bagi responden karena frekuensi konsumsinya masih jarang. Selain itu, kurang
dari 30 persen responden yang mengkonsumsi ketiga bahan makanan tersebut dengan perilaku konsumsi yang tinggi. Dengan kata lain, kurang dari 13
responden yang tingkat konsumsi dan frekuensi konsumsinya tinggi. Artinya, tingkat konsumsi responden terhadap bahan makanan non beras masih tergolong
rendah. Namun, diantara singkong, jagung, dan ubi sebagian besar responden lebih sering mengkonsumsi singkong. Hal ini disebabkan singkong lebih
mengenyangkan dan dapat dibuat bermacam-macam makanan. Singkong merupakan bahan makanan pokok non beras yang mendapat peringkat pertama
setelah beras, sedangkan jagung mendapat peringkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi singkong lebih tinggi diantara jagung dan
ubi. Umumnya responden mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi tanpa lauk dan biasanya disajikan untuk keluarga dan juga tamu serta sebagai makanan
cemilan. Cara penyajiannya pun berbeda, sebagian besar responden menyajikan singkong dengan cara direbus saja atau mengolahnya menjadi makanan lain
seperti keripik, timus, kolak, kue cendil, rempeyek, dan enyek-enyek. Sama halnya seperti jagung, jagung biasanya disajikan dengan cara direbus saja atau
diolah menjadi makanan lain. Namun, cara yang paling sering dilakukan responden dalam menyajikan jagung adalah dengan direbus saja. Lain halnya
dengan ubi, ubi biasanya disajikan dengan cara direbus, digoreng, dan diolah menjadi kolak. Tetapi cara yang paling sering dilakukan responden adalah dengan
direbus dan digoreng.