Sikap dengan Usia Sikap Berdasarkan Karakteristik Individu

Begitu pula pada responden yang tergolong usia madya dan usia tua memiliki sikap netral. Namun, responden yang tergolong usia muda memiliki persentase sikap netral paling tinggi terhadap singkong 100 persen. Sedangkan responden yang tergolong usia tua memiliki persentase sikap netral paling rendah terhadap singkong. Sikap positif responden terhadap singkong cenderung dimiliki oleh responden yang tergolong usia tua 30 persen. Hal ini disebabkan oleh responden yang tergolong usia tua lebih sering mengkonsumsi singkong dan lebih menerima singkong sebagai makanan cemilan maupun makanan tambahan, dibandingkan dengan responden yang tergolong usia muda yang lebih menyukai makanan siap saji. Dengan kata lain, semakin tua usia, maka sikap terhadap singkong semakin positif. Begitu pula sikap responden terhadap jagung sama halnya seperti sikap responden terhadap singkong. Responden yang tergolong usia muda memiliki kecenderungan bersikap netral lebih tinggi dibandingkan responden yang tergolong usia madya dan usia tua. Sedangkan responden yang tergolong usia tua cenderung memiliki sikap positif terhadap jagung, yaitu terdapat 20 persen. Namun, terdapat perbedaan pada responden yang tergolong usia muda ternyata sikapnya cenderung positif terhadap ubi, yaitu terdapat 100 persen dibandingkan dengan responden yang tergolong usia tua hanya terdapat 30 persen yang memeiliki sikap netral terhadap ubi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tua usia responden, maka sikap terhadap singkong dan jagung semakin positif, namun semakin muda usia responden maka sikapnya terhadap ubi semakin positif.

6.5.2 Sikap dengan Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti responden. Pendidikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendidikan rendah jika tidak sekolah atau tidak tamat SD dan tamat SD, pendidikan sedang jika tamat SMP dan tamat SMA, pendidikan tinggi jika tamat Perguruan Tinggi. Persentase responden yang berpendidikan rendah yaitu 80 persen 40 responden, pendidikan sedang sebesar 20 persen 10 responden, dan tidak ada responden yang berpendidikan tinggi. Pada Tabel 34 disajikan sikap responden terhadap singkong, jagung, dan ubi berdasarkan pendidikan. Tabel 34. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap dan Pendidikan di Desa Cibatok Satu Sikap Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Jumlah Jumlah Singkong Positif 12 30 2 20 Netral 28 70 8 80 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Jagung Positif 9 22,5 Netral 31 77,5 10 100 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Ubi Positif 12 30 2 20 Netral 28 70 8 80 Negatif Jumlah 40 100 10 100 Berdasarkan Tabel 34 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang sama antara responden yang berpendidikan rendah dan responden yang berpendidikan sedang yaitu, memiliki sikap yang netral terhadap singkong, jagung, dan ubi. Responden yang berpendidikan sedang atau telah tamat SMP dan SMA memiliki persentase sikap netral yang paling tinggi terhadap singkong, jagung, dan ubi. Terdapat 80 persen, 100 persen, dan 80 persen responden yang berpendidikan sedang dan memiliki sikap netral terhadap singkong, jagung, dan ubi. Sedangkan sikap positif terhadap singkong, jagung, dan ubi cenderung dimiliki oleh responden yang berpendidikan rendah. Artinya, semakin rendah pendidikan responden, maka sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi semakin positif. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan responden mengenai perkembangan kemajuan globalisasi yang mengenalkan makanan siap saji. Sementara itu, tidak ada responden yang memiliki sikap negatif terhadap singkong, jagung, maupun ubi karena ketiga bahan makanan tersebut masih dikonsumsi oleh responden walaupun bukan sebagai makanan pokok sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Hubungan Antara Karakteristik, Tingkat Pendapatan dan Interaksi Sosial pada paemuda Sirkulator ( Kasus Desa Cibatok II Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

0 8 74

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Efek Iklan Layanan Masyarakat "Versi Pak Lurah “ Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemungutan Suara. Kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 13 118

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangrman Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ 1lir, Kecamatan Cibungbulang, Bogar)

0 10 156

Kajian pola dan struktur tata ruang perdesaan (studi kasus desa Cibatok satu, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor)

0 9 98

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Partisipasi lansia dalam kelembagaan politik desa:kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 28 174

Analisis pengaruh program pemerintah terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga di pedesaan melalui program bantuan langsung tunai (BLT) dan raksa desa. Kasus desa Cibatok satu kecamatan Cibungbulang Kab. Bogor Propinsi Jawa Barat.

1 28 153

POLA PENCARIAN INFORMASI DIKALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Kasus Masyarakat Desa Rambat Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah)

0 0 16