Frekuensi Konsumsi PERILAKU KONSUMSI MAKANAN POKOK NON BERAS

jarang mengkonsumsi singkong terdapat 68 persen dan yang sering mengkonsumsi singkong persentasenya hanya 32 persen. Sedangkan responden yang jarang mengkonsumsi jagung terdapat 96 persen dibandingkan responden yang sering mengkonsumsi jagung hanya 4 persen. Hal ini juga terjadi pada responden yang jarang mengkonsumsi ubi terdapat 96 persen, sedangkan responden yang sering mengkonsumsi ubi hanya 4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pada sebagian besar responden petani jarang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi. Hanya beberapa responden saja yang sering mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi. Tetapi persentase responden yang sering mengkonsumsi singkong jauh lebih besar dibandingkan dengan responden yang sering mengkonsumsi jagung dan ubi. Artinya, responden petani memiliki kecenderungan lebih sering mengkonsumsi singkong dibandingkan dengan mengkonsumsi jagung dan ubi. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Singkong, Jagung, dan Ubi Frekuensi Konsumsi Jumlah n = 50 Petani Non Petani Jumlah Jumlah Singkong Tidak Pernah Jarang 17 68 16 64 Sering 8 32 9 36 Setiap Hari Total 25 100 25 100 Jagung Tidak Pernah Jarang 24 96 22 88 Sering 1 4 3 12 Setiap Hari Total 25 100 25 100 Ubi Tidak Pernah Jarang 24 96 20 80 Sering 1 4 5 20 Setiap Hari Total 25 100 25 100 Responden non petani yang jarang mengkonsumsi singkong terdapat 64 persen dan responden yang sering mengkonsumsi singkong terdapat 36 persen. Sedangkan responden yang jarang mengkonsumsi jagung terdapat 88 persen dan responden yang sering mengkonsumsi jagung terdapat 12 persen. Tidak berbeda jauh dengan responden yang jarang mengkonsumsi ubi yaitu terdapat 80 persen dan yang sering mengkonsumsi ubi terdapat 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden non petani jarang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi. Tidak berbeda jauh dengan responden petani, bahwa responden non petani lebih sering mengkonsumsi singkong dibandingkan jagung dan ubi. Semua responden baik petani maupun non petani jarang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi. Hanya sebagian kecil saja yang sering mengkonsumsi bahan makanan non beras tersebut. Namun, persentase responden non petani yang sering mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi lebih besar dibandingkan dengan responden petani yang sering mengkonsumsi bahan makanan non beras tersebut. Hal ini disebabkan oleh responden petani menganggap singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan tambahan sehingga tidak dikonsumsi setiap hari. Bagi petani yang menganggap singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan tambahan karena sebelum mengkonsumsi nasi, petani biasanya mengkonsumsi ketiga makanan tersebut terutama singkong dengan alasan agar lebih mengenyangkan. Sedangkan responden non petani, menganggap ketiga bahan makanan tersebut sebagai makanan cemilan yang biasanya diolah menjadi makanan lain sehingga intensitas untuk mengkonsumsi bahan makanan tersebut lebih tinggi dibandingkan petani. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa responden yang bermatapencaharian sebagai petani belum tentu lebih sering mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi walaupun mereka sering memproduksinya. Berdasarkan Tabel 10 juga dapat dilihat bahwa tidak ada satu orang responden baik petani maupun non petani yang tidak pernah mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi. Begitu pula tidak ada responden yang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa kedua responden baik petani maupun non petani masih mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi walaupun tidak setiap hari, karena mereka menganggap bahwa singkong, jagung, dan ubi bukan makanan pokok sehari-hari. Seluruh responden baik petani maupun non petani menganggap singkong, jagung, dan ubi hanya sebagai makanan cemilan saja. Responden yang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi setiap hari dapat dikatakan memiliki perilaku yang tinggi terhadap bahan makanan non beras tersebut. Bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari adalah bahan makanan yang mereka anggap sebagai makanan pokok. Lain halnya dengan bahan makanan yang hanya dikonsumsi dengan frekuensi jarang atau sering belum dapat dikatakan sebagai makanan pokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa singkong, jagung, dan ubi belum menjadi makanan pokok bagi responden baik yang bermata pencaharian sebagai petani maupun non petani. Singkong, jagung, dan ubi hanya sebagai makanan tambahan atau cemilan saja. Bagi kedua responden, untuk mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi tidak ada waktu khusus. Artinya, ketiga bahan makanan tersebut biasanya dikonsumsi sesuai dengan keinginan responden itu sendiri. Namun, ada sebagian kecil responden yang mengatakan bahwa dalam mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi memiliki waktu khusus, misalnya saat berkumpul bersama keluarga, teman, dan tetangga.

5.3. Cara Konsumsi

Cara konsumsi masyarakat terhadap beras nasi dengan singkong, jagung, dan ubi memiliki perbedaan. Pada penelitian ini terdapat beberapa pilihan cara konsumsi, yaitu : 1. Dikonsumsi tanpa lauk, 2. Dikonsumsi dengan lauk tertentu, 3. Dikonsumsi dengan lauk apapun yang tersedia. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai cara konsumsi singkong, jagung, dan ubi.

5.3.1 Cara Konsumsi Singkong

Cara konsumsi oleh masing-masing orang memiliki perbedaan satu sama lain. Namun, hal ini tidak terjadi pada cara konsumsi singkong. Sebagian besar responden mengkonsumsi singkong tanpa lauk. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11 yang menyajikan cara konsumsi singkong pada responden. Pada Tabel 11 juga dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang mengkonsumsi singkong dengan lauk apapun yang tersedia. Rata-rata responden mengkonsumsi singkong tanpa lauk. Hal ini dapat dilihat bahwa persentase responden yang mengkonsumsi singkong tanpa lauk sangat tinggi, baik pada responden petani maupun responden non petani. Namun, ada satu responden yang mengkonsumsi singkong dengan lauk tertentu. Lauk yang dikonsumsi bersama singkong adalah ikan. Alasan mengkonsumsi singkong dengan lauk karena rasanya lebih nikmat. Biasanya singkong direbus terlebih dahulu sampai empuk, lalu dikonsumsi dengan ikan yang sudah digoreng, tidak lupa juga disajikan bersama sambal. Sebenarnya singkong tidak harus direbus bisa juga digoreng, namun lebih terasa nikmat jika direbus. Mengkonsumsi singkong dengan lauk bukan berarti tidak memiliki uang untuk membeli beras, namun hal ini dilakukan dengan alasan keinginan sendiri. Sama halnya seperti mengkonsumsi nasi, singkong pun dapat dikonsumsi dengan lauk tertentu. Hanya saja bagi sebagian responden hal ini masih dianggap sesuatu yang tabu. Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Cara Konsumsi Singkong

Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Hubungan Antara Karakteristik, Tingkat Pendapatan dan Interaksi Sosial pada paemuda Sirkulator ( Kasus Desa Cibatok II Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

0 8 74

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Efek Iklan Layanan Masyarakat "Versi Pak Lurah “ Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemungutan Suara. Kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 13 118

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangrman Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ 1lir, Kecamatan Cibungbulang, Bogar)

0 10 156

Kajian pola dan struktur tata ruang perdesaan (studi kasus desa Cibatok satu, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor)

0 9 98

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Partisipasi lansia dalam kelembagaan politik desa:kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 28 174

Analisis pengaruh program pemerintah terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga di pedesaan melalui program bantuan langsung tunai (BLT) dan raksa desa. Kasus desa Cibatok satu kecamatan Cibungbulang Kab. Bogor Propinsi Jawa Barat.

1 28 153

POLA PENCARIAN INFORMASI DIKALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Kasus Masyarakat Desa Rambat Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah)

0 0 16