Ikhtisar PERILAKU KONSUMSI MAKANAN POKOK NON BERAS

mengenyangkan dan dapat dibuat bermacam-macam makanan. Singkong merupakan bahan makanan pokok non beras yang mendapat peringkat pertama setelah beras, sedangkan jagung mendapat peringkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi singkong lebih tinggi diantara jagung dan ubi. Umumnya responden mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi tanpa lauk dan biasanya disajikan untuk keluarga dan juga tamu serta sebagai makanan cemilan. Cara penyajiannya pun berbeda, sebagian besar responden menyajikan singkong dengan cara direbus saja atau mengolahnya menjadi makanan lain seperti keripik, timus, kolak, kue cendil, rempeyek, dan enyek-enyek. Sama halnya seperti jagung, jagung biasanya disajikan dengan cara direbus saja atau diolah menjadi makanan lain. Namun, cara yang paling sering dilakukan responden dalam menyajikan jagung adalah dengan direbus saja. Lain halnya dengan ubi, ubi biasanya disajikan dengan cara direbus, digoreng, dan diolah menjadi kolak. Tetapi cara yang paling sering dilakukan responden adalah dengan direbus dan digoreng.

BAB VI SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

Sikap terhadap makanan pokok non beras adalah kecenderungan masyarakat dalam menanggapi makanan pokok non beras yaitu singkong, jagung, dan ubi sebagai bahan makanan pokok dalam bentuk tanggapan positif, netral, dan negatif. Pada penelitian ini sikap dilihat melalui 3 komponen yaitu sikap kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran komponen – komponen tersebut dapat dilihat pada setiap kelompok responden, yaitu kelompok responden petani dan kelompok responden non petani. Sikap positif dan sikap negatif tergantung pada konteks dan lingkungan dimana responden tersebut tinggal, dalam hal ini diasumsikan bahwa preferensi atau pemilihan responden terhadap ketiga bahan makanan tersebut lebih inferior atau kurang dibandingkan beras. Pada Tabel 18 akan disajikan hasil pengukuran sikap terhadap bahan makanan pokok non beras yaitu singkong, jagung, dan ubi. Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden pada setiap Kelompok Responden Berdasarkan Sikap Kognitif dan Afektif terhadap Makanan Pokok Non Beras. Bahan Makanan Pokok Kelompok n = 25 Sikap Total Positif Netral Negatif Jml Jml Jml Jml Singkong Petani 4 16 21 84 25 100 Non petani 10 40 15 60 25 100 Jagung Petani 2 8 23 92 25 100 Non petani 7 28 18 72 25 100 Ubi Petani 3 12 22 88 25 100 Non petani 11 44 14 56 25 100 Pada Tabel 18 secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sebagian besar kelompok responden petani dan non petani memiliki kecenderungan sikap yang netral baik terhadap singkong, jagung, maupun ubi. Sikap netral tersebut merupakan sikap yang biasa saja terhadap ketiga bahan makanan tersebut. Hal ini disebabkan ketiga bahan makanan tersebut merupakan komoditas yang sudah familiar akrab dalam kehidupan masyarakat untuk petani pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Lain halnya dengan masyarakat yang menganggap ketiga bahan makanan tersebut sebagai komoditas superior, maka sikap mereka terhadap ketiga bahan makanan tersebut cenderung positif. Ketiga bahan makanan tersebut biasanya disajikan untuk keluarga dan juga tamu, namun setiap responden memiliki cara berbeda dalam menyajikannya. Rata-rata persentase kelompok responden yang memiliki sikap netral adalah sebesar 75,33 persen, sedangkan rata-rata sikap positif kedua responden terhadap ketiga bahan makanan tersebut hanya sebesar 24,67 persen. Kelompok responden petani memiliki sikap yang lebih netral terhadap singkong, jagung, dan ubi dibandingkan dengan kelompok responden non petani, karena responden non petani memiliki sikap positif yang lebih tinggi terhadap ketiga bahan makanan tersebut. Hal ini disebabkan oleh responden non petani lebih sering mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi dibandingkan dibandingkan dengan responden non petani. Frekuensi konsumsi yang lebih sering mengkonsumsi ketiga bahan makanan tersebut disebabkan oleh responden non petani menganggap singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan cemilan. Lain halnya dengan responden petani yang mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan tambahan, sehingga jarang dikonsumsi sehari-hari. Diantara ketiga bahan makanan tersebut responden petani cenderung memiliki sikap positif terhadap singkong yaitu terdapat 16 persen. Sedangkan responden non petani cenderung memiliki sikap positif terhadap ubi yaitu terdapat 44 persen. Hal ini dibuktikan oleh tingkat konsumsi terhadap ubi lebih tinggi pada responden non petani dibandingkan dengan responden petani. Persentase responden petani dan non petani yang memiliki sikap positif terhadap jagung merupakan persentase yang paling rendah diantara sikap positif terhadap singkong dan ubi. Hal ini disebabkan oleh kedua responden baik petani maupun non petani jarang mengkonsumsi jagung dibandingkan dengan singkong dan ubi. Bagi responden petani harga jagung yang mempunyai harga jual yang tinggi membuat responden petani lebih memilih untuk menjual dibandingkan dengan dikonsumsi sendiri, sedangkan pada responden non petani harga jagung yang lebih mahal dibandingkan singkong dan ubi membuat responden ini jarang

Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Hubungan Antara Karakteristik, Tingkat Pendapatan dan Interaksi Sosial pada paemuda Sirkulator ( Kasus Desa Cibatok II Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

0 8 74

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Efek Iklan Layanan Masyarakat "Versi Pak Lurah “ Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemungutan Suara. Kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 13 118

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangrman Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ 1lir, Kecamatan Cibungbulang, Bogar)

0 10 156

Kajian pola dan struktur tata ruang perdesaan (studi kasus desa Cibatok satu, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor)

0 9 98

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Partisipasi lansia dalam kelembagaan politik desa:kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 28 174

Analisis pengaruh program pemerintah terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga di pedesaan melalui program bantuan langsung tunai (BLT) dan raksa desa. Kasus desa Cibatok satu kecamatan Cibungbulang Kab. Bogor Propinsi Jawa Barat.

1 28 153

POLA PENCARIAN INFORMASI DIKALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Kasus Masyarakat Desa Rambat Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah)

0 0 16