4.4.4 Tingkat Pengeluaran
Tingkat pengeluaran adalah biaya yang dihabiskan atau dikeluarkan oleh individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tingkat pengeluaran dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu: tingkat pengeluaran tinggi lebih dari Rp2.000.000,-, tingkat pengeluaran sedang Rp1.000.000,- sampai Rp2.000.000,-, dan tingkat
pengeluaran rendah kurang dari Rp1.000.000,-. Tingkat pengeluaran didapat berdasarkan rata-rata minimum UMR Kabupaten Bogor pada tahun 2011 yaitu
sebesar Rp.1.172.060,- dengan asumsi pengeluaran dapat mencerminkan pendapatan responden. Karakteristik tingkat pengeluaran ini hanya berlaku untuk
responden non petani. Pada Tabel 8 akan disajikan karakteristik tingkat pengeluaran responden.
Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Tingkat Pengeluaran
Jumlah n = 25 Jumlah
Rendah 8
32 Sedang
10 40
Tinggi 7
28 Total
25 100
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa responden non petani rata-rata memiliki tingkat pengeluaran sedang yaitu diantara Rp1.000.000,- sampai
Rp2.000.000,- . Hal ini menunjukkan bahwa responden non petani memiliki tingkat pengeluaran diatas rata-rata minimum UMR Kabupaten Bogor pada Tahun
2011, yaitu sebesar Rp1.172.060,-. Dengan kata lain, rata-rata pendapatan responden non petani tergolong kategori pendapatan sedang, yaitu antara
Rp1.000.000,- sampai Rp2.000.000,- . Sementara itu persentase responden yang tingkat pengeluarannya rendah dan sedang tidak terlalu menunjukkan perbedaan
yaitu antara 28 persen sampai 32 persen.
BAB V PERILAKU KONSUMSI MAKANAN POKOK NON BERAS
5.1. Tingkat Konsumsi
Tingkat konsumsi adalah banyaknya jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. Tingkat konsumsi dilihat dari seberapa banyak responden
mengkonsumsi singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan sehari-hari setelah beras nasi. Beras nasi menempati urutan pertama sebagai makanan yang paling
banyak dikonsumsi oleh responden. Beras dianggap sebagai makanan pokok sehari-hari sampai muncul pernyataan
yang mengatakan bahwa “belum kenyang jika belum makan nasi”. Sedangkan singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan
terbanyak kedua setelah beras yang dikonsumsi oleh responden. Pada Tabel 9 akan disajikan tingkat konsumsi singkong, jagung, dan ubi, pada urutan pertama
setelah beras.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Konsumsi Makanan
Pokok Non Beras sebagai Urutan Pertama setelah Beras
Jenis Makanan
Pokok Non Beras
Jumlah n = 50 Petani
Non Petani Jumlah
Jumlah
Singkong 18
72 14
56 Jagung
2 8
4 16
Ubi 5
20 7
28 Total
25 100
25 100
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa persentase responden petani yang memilih singkong sebagai urutan pertama setelah beras sebesar 72 persen,
sedangkan pada responden non petani terdapat 56 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih memilih singkong sebagai urutan pertama
untuk dikonsumsi setelah beras dibandingkan jagung dan ubi. Menurut responden, singkong lebih mengenyangkan dan dapat diolah menjadi berbagai macam-
macam bentuk makanan, sehingga singkong lebih banyak dikonsumsi. Selain itu singkong lebih mudah didapat dibandingkan ubi dan jagung.