Biaya Pupuk dan Obat-obatan

191 petani mitra dan no mitra. Bila dilihat dari tingkat variasi penggunaan benih oleh petani mitra dan petani non mitra tidak terdapat perbedaan yaitu sebesar 0,27 angka ini didapat dari nilai koefisien variasi yang didapat dari masing-masing kelompok tani. Artinya penggunaan benih per hektar dari petani mitra dan non mitra hampir sama. Hal ini disebabkan baik petani mitra maupun non mitra sudah dapat menyesuaikan jumlah bibit yang akan ditanam dengan luasan lahan yang tersedia. Walaupun harga benih yang ditawarkan tengkulak kedelai edamame sama saja dengan harga yang ditawarkan PT Saung Mirwan, petani mitra mengaku sangat terbantu dengan adanya program pinjaman benih. Sehingga bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada pengusahaan kedelai edamame mereka, petani mitra tidak perlu khawatir tidak bisa menanam kedelai edamame pada periode berikutnya, karena petani masih dapat kesempatan pinjaman benih dari PT Saung Mirwan.

b. Biaya Pupuk dan Obat-obatan

Biaya pupuk dan obat-obatan merupakan kompoen biaya tunai dalam struktur biaya yang dikeluarkan petani mitra dan non mitra. Biaya pupuk masing-masing petani berbeda karena variasi jenis pupuk, dan jumlah pupuk yang digunakan. Keterbatasan modal mempengaruhi masing-masing petani dalam penggunaan pupuk dan obat-obatan. Petani dengan modal rendah akan menggunakan pupuk dan obat-obatan dengan kualitas rendah dan jumlah yang sedikit. Biaya pupuk dan obat-obatan petani mitra lebih besar dibandingkan petani non mitra. Nilai biaya pupuk dan obat-obatan petani mitra sebesar Rp6.771.825 dan non mitra sebesar Rp4.883.984 . Pupuk dan obat-obatan tersebut terdiri dari pupuk kandang, pupuk kimia dan obat-obatan yang digunakan petani mitra petani mitra cenderung lebih sedikit. Hal ini disebabkan produksi dan produktivitas petani non mitra cenderung lebih besar. Dilihat dari tingkat variasi penggunaan pupuk dan obat-obatan Tabel 16 secara keseluruhan, walaupun petani mitra mendapatkan penyuluhan dari pihak PT Saung Mirwan untuk teknis budidaya dan manajemen produksi, akan tetapi tingkat variasi penggunaan pupuk yang digunakan petani mitra masih sangat 192 tinggi, nilai koefisien variasi yang didapat petani mitra maupun non mitra untuk penggunaan pupuk dan obat-obatan rata-rata diatas 0,5. Artinya setiap petani memiliki teknik masing-masing dalam hal penggunaan pupuk. Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf pertama bahwa penggunaan pupuk dan obat-obatan petani responden sangat tergantung kepada ketersediaan modal. Sehingga sudah dapat dipastikan tingkat variasi yang terjadi akan tinggi. Dengan keadaan musim yang tidak menentu atau biasa disebut musim pancaroba pada saat penelitian, diakui petani sangat menyulitkan dalam hal memprediksikan biaya penggunaan pupuk dan obat-obatan. Kendala utamanya adalah hujan, karena air hujan dapat mencuci pupuk dan obat-obatan sehingga intensitas penggunaan pupuk dan obat-obatan menjadi lebih tinggi. Hal ini membuat efektifitas dan efisiensi penggunaan pupuk sulit tercapai.

c. Tenaga Kerja