Pendistribusian Benih Kepada Petani Mitra

164 dirasa penting mengingat yang pertama kali mengembangkan kedelai edemame di Indonesia adalah PT Saung Mirwan, sehingga keberhasilan teknologi dalam mengembangkan kedelai edamame yang diterapkan PT Saung Mirwan dapat diterapkan juga di petani. Sedangkan alasan harga yang ditawarkan PT Saung Mirwan lebih tinggi dibangdingkan harga pasar, merupakan alasan petani tapi ditempatkan pada prioritas terakhir. Hal ini ditunjukan oleh sebagian besar petani responden menempatkan alasan tersebut pada peringkat terakhir. Harga yang ditetapkan PT Saung Mirwan memang lebih tinggi dibandingkan harga yang ditetapkan tengkulak akan tetapi dari segi waktu pembayaran lebih lambat, sehingga harga bukan merupakan alasan utama mereka.

6.3 Pendistribusian Benih Kepada Petani Mitra

Dalam mendapatkan benih terdapat dua cara yang ditawarkan PT Saung mirwan, antara lain dengan cara dibayar tunai atau dengan menggunakan pinjaman. Sedangkan untuk pendistribusi kepada petani, biasanya petani mengambil sendiri di PT Saung mirwan sekaligus menerima uang hasil panen. Akan tetapi petani diharuskan untuk melaporkan terlebih dahulu kebutuhan benih yang akan diambil. Karena benih yang tersedia terbatas, sehingga PT Saung mirwan membatasi jumlah Benih yang diambil oleh seorang petani, supaya petani lain mendapatkan bagiannya. Pada awal kemitraan, benih edamame berasal dari jepang dan diimpor langsung dari jepang. Tetapi setelah kemitraan berjalan lama, benih tidak lagi diimpor dari jepang melainkan didapat dari Jember, Jawa Timur. Bahkan ada sebagian dari petani mitra yang mencoba untuk membuat benih sendiri, akan tetapi hal ini tidak diperkenankan bila benih awal di beli dari PT Saung Mirwan. Kualitas benih pada awal kemitraan memiliki kualitas yang tinggi dan bagus penampakannya. Bijinya berukuran besar, berwarna kuning sampai keputihan dan halus. Tetapi pada kemitraan sekarang ini, tidak jarang petani mengeluhkan kualitas benih yang kurang baik, berdasarkan hasil wawancara, terdapat sebanyak 33,33 persen petani mengeluhkan kualitas benih yang buruk. Hal ini tentu saja disadari oleh pihak PT Saung Mirwan, oleh karena itu pihak PT Saung Mirwan memberlakukan kebijakan pinjaman modal berupa benih, selain itu jika didapati gagal panen disebabkan benih yang kurang baik menimpa lima 165 petani dalam satu daerah, maka ke-lima petani tersebut benihnya akan diganti secara gratis. Selain mengeluhkan kualitas benih yang buruk, petani mitra juga sering sekali mengeluhkan sulitnya mendapatkan benih. Berdasarkan fakta di lapangan sebanyak 76,67 persen atau sebagian besar petani mengaku kesulitan untuk mendapatkan benih. Berdasarkan informasi dari pihak PT Saung Mirwan, pihak perusahaan pun sering kali kesulitan untuk mendapatkan benih. Selain itu PT Saung Mirwan menerapkan sistem pembatasan untuk produksi kedelai edamame. Hal ini disebabkan kebutuhan produk kedelai edamame PT Saung Mirwan disesuaikan dengan permintaan pasar yang didapat oleh PT Saung Mirwan. Namun tidak jarang PT Saung Mirwan pun kekurangan persediaan kedelai edamame untuk memenuhi permintaan pasar mereka.

6.4 Sistem Pemanenan dan Pembayaran Hasil Panen