Analisis Usahatani Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

142 dalam kegiatan usaha. Begitu juga sebaliknya, semakin besar nilai standard deviation maka semakin besar pula risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Simpangan baku standard deviation merupakan akar dari ragam variance. Secara matematis standard deviation dapat dituliskan sebagai berikut : = Dimana :  = Simpangan Baku atau Standard Deviation  2 = Ragam atau Variance

4.4.2.3 Koefisien Variasi atau Coefficient Variation CV

Coefficient variation diukur dari rasio standart deviation dengan Nilai Rata-rata. Semakin kecil nilai coefficient variation maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Begitu juga sebaliknya, semakin besar nilai coefficient variation maka semakin besar risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Secara matematis coefficient variation dapat dituliskan sebagai berikut : CV = x × 100 Dimana : CV = Koefisien Variasi atau Coefficient Variation  = Simpangan Baku atau Standart Deviation x = Nilai Rata-rata

4.4.3 Analisis Usahatani

Pengolahan data secara kuantitatif juga dilakukan dengan analisis usahatani. Data yang diperlukan dalam analisis ini ialah data tentang penerimaan, biaya, dan pengeluaran usahatani. Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh petani kedelai edamame. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani. Menurut Soekartawi 2002, penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan 143 pengeluaran. Maka dapat disimpulkan penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: NPT= Y x Py Dimana : NPT = Nilai Penerimaan Total Rp Y = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Kg Py = Harga jual produk per unit RpKg Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya–biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kedelai edamame. Dalam analisis ini dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non tunai diperhitungkan. Biaya tunai pada usahatani kedelai edamame meliputi biaya benih, biaya pupuk dan obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Sedangkan biaya tidak tunai pada usahatani kedelai edamame meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK, biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan alat. Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus straight line yang dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai yang ditafsirkan dibagi umur ekonomis dari alat tersebut. Adapun rumusan matematisnya adalah sebagai berikut : Penyusutan = Keterangan : Nb = Nilai Pembelian Ns = Nilai Sisa n = Umur Ekonomis Alat Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan pada usahatani kedelai edamame. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya–biaya cost dari semua penerimaan revenue, biaya–biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. 144 Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu : a. jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, b. jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan c. jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan pendapatan total usahatani yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : P = TP – Bt + Btt Keterangan : P = Pendapatan total usahatani Rp TP = Total penerimaan usahatani nilai Produksi Rp Bt = Biaya tunai Rp Btt = Biaya tidak tunai Rp

4.4.4 Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya RC