182
harga obat-obatan merupakan hal yang biasa dan dampak kerugiannya dianggap kecil terhadap pendapatan, upaya yang dilakukan petani non mitra bila terjadi
peningkatan harga obat-obatan adalah dengan mengganti merek obat yang lebih murah atau mengurangi frekuensi penyemprotan sehingga bagi petani tersebut
peningkatan harga obat-obatan tidak terlalu bermasalah. Berdasarkan Tabel 13, dapat disimpulkan bahwa sebagain besar petani
mitra dan non mitra menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga obat-obatan adalah tinggi. Akan tetapi terjadi perbedaan
kecenderungan penilaian antara petani mitra dan non mitra, hal ini terlihat pada persentase petani yang menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan
peningkatan harga obat-obatan sedang dan rendah. Petani mitra yang menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga obat-obatan adalah
sedang lebih besar dibandingkan petani non mitra, sebaliknya pada petani yang menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga obat-obatan
adalah rendah. Hal ini disebabkan tidak semua petani mitra mengetahui teknik penggunaan obat-obatan yang baik dan benar, sehingga penggunaan obat-obatan
menjadi tidak efisien, sedangkan petani non mitra lebih memilih mengurangi frequensi penyemprotan untuk menghemat biaya.
Peranan kemitraan hanya terbatas pada anjuran teknik penggunaan obat-obatan agar lebih efisien. Akan tetapi hal ini belum terealisasi pada seluruh
petani, terlihat dari sebagian besar petani mitra menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga obat-obatan adalah tinggi. Peranan kemitraan
untuk menekan tingkat risiko tersebut dapat lebih dimaksimalkan dengan cara membuat bantuan penyediaan obat-obatan murah atau pinjaman obat-obatan bagi
petani mitra, sehingga petani mitra tidak lagi merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan untuk usahatani kedelai edamame mereka.
b. Peningkatan Harga Pupuk
Selain harga obat-obatan, harga pupuk merupakan komponen biaya yang dapat memberikan dampak kerugian bagi pendapatan petani kedelai edamame,
karena pupuk merupakan komponen input yang sangat penting dalam budidaya kedelai edamame. Jenis pupuk yang biasa digunakan oleh petani kedelai edamame
adalah pupuk Urea, KCL, NPK, TSP, ZA dan pupuk kandang. Tujuan
183
penggunaan pupuk adalah untuk memperkaya unsur-unsur tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, penggunaan pupuk dalam
kelangsungan usahatani kedelai edamame sangat penting. Dapat dilihat pada Tabel 13, peningkatan harga pupuk bagi sebagian
petani mitra dianggap memiliki tingkat risiko yang tinggi. Hal ini disebabkan ketersediaan pupuk sangat penting untuk meningkatkan kesuburan tanah,
sehingga tanaman dapat berproduksi dengan optimal. Peningkatan harga pupuk akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan pendapatan petani.
Sedangkan beberapa petani mitra menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga pupuk adalah sedang. Hal ini disebabkan
ketersediaan pupuk pada pengusahaan kedelai edamame memang penting, akan tetapi faktanya tidak semua jenis pupuk digunakan oleh petani, petani mitra paling
banyak menggunakan lima jenis pupuk. Untuk menghemat biaya, jenis dan komposisi penggunaan pupuk dapat diganti, contohnya penggunaan urea diganti
dengan pupuk ZA, atau penggunaan NPK dikurangi dan menambah penggunaan pupuk kandang.
Sebagian petani mitra menganggap bahwa tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga pupuk adalah rendah. Menurut petani hal ini disebabkan,
penggunaan pupuk sesuai dosis dapat lebih mengefisienkan biaya, karena sebanyak apapun pupuk yang diberikan petani, tanaman hanya akan menyerap
unsur-unsur sesuai kebutuhan dan pupuk yang tidak terserap tanah atau tanaman akan terbuang percuma. Sehingga peningkatan harga pupuk dapat diatasi dengan
penggunaan pupuk sesuai dosis untuk meningkatkan efisiensi biaya. Berdasarkan Tabel 13 petani non mitra yang menganggap bahwa tingkat
risiko yang disebabkan peningkatan harga pupuk adalah tinggi hanya sebagian kecil. Hal ini disebabkan sebagian besar petani non mitra menganggap bahwa
peningkatan harga pupuk memiliki tingkat risiko yang sedang dan beberapa petani non mitra memiliki penilaian bahwa tingkat risiko peningkatan harga pupuk
adalah rendah. Hal ini disebabkan petani non mitra menganggap tidak semua jenis pupuk harus digunakan pada pengusahaan kedelai edamame, jenis pupuk yang
paling penting adalah urea, NPK, TSP dan pupuk kandang. Sedangkan jenis pupuk lainnya hanya pelengkap atau sebagai pengganti. Peningkatan harga pupuk
184
memang sudah biasa terjadi saat awal musim tanam seperti halnya peningkatan harga obat-obatan dan sangat jarang sekali peningkatan harga pupuk terjadi pada
seluruh jenis pupuk. Upaya yang biasa dilakukan petani non mitra untuk menekan risiko yang disebabkan peningkatan harga pupuk adalah dengan mengganti
komposisi pupuk atau mengganti jenisnya. Lebih lanjut pada Tabel 13, didapat kesimpulan bahwa petani mitra dan
non mitra memiliki perbedaan penilaian terhadap tingkat risiko yang disebabkan peningkatan harga pupuk. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan pendapat dalam
menyikapi peningkatan harga pupuk. Petani non mitra lebih toleran terhadap peningkatan harga pupuk yang biasa terjadi setiap awal musim tanam. Sedangkan
petani mitra yang memiliki pendapat lebih teknis, dalam hal ini sudah dapat terlihat bahwa kemitraan dapat merubah pola pikir petani mitra sehingga lebih
taktis dalam penggunaan pupuk.
c. Peningkatan Harga Upah Tenaga Kerja