194
Tabel 17. Analisis Perbadingan Pendapatan Rata-rata dan RC rasio Usahtani
Kedelai Edemame Tahun 2011
Uraian
Mitra Non Mitra
Nilai Rp.juta
Min Rp.juta
Max Rp.juta
Rata-rata Rp.juta
Koefisien Variasi
Nilai Rp.juta
Min Rp.juta
Max Rp.juta
Rata-Rata Rp.juta
Koefisien Variasi
1. Penerimaan
25 31
a. Super
24 30
b. B. Sisa
0,41 0,47
2. Biaya tunai
11,3 6
15 9
0,21 12,9
6 20
11 0,27
3. Biaya total
14 8
19 12
0,23 14
7,21 20,8
12,6 0,26
Pendapatan atas
biaya Tunai
13,8 -2
37 15
0,62 18,4
-0,78 45
19 0,53
Pendapatan atas
biaya Total
10 -9,35
36 12
0,76 16
-1,42 45
18 0,56
RC atas biaya tunai
2,21 0,81
5,42 2,62
0,42 2,40
0,92 6,86
2,80 0,38
RC atas biaya total
1,79 0,42
4,87 2,15
0,43 2,21
0,87 5,9
2,54 0,37
Berdasarkan Tabel 17, diperoleh penerimaan rata-rata petani mitra per hektar adalah Rp25.152.955 dan petani non mitra Rp31.413.847. Dengan
mengurangi penerimaan tersebut dengan biaya tunai dari masing-masing kelompok petani maka diperoleh pendapatan atas biaya tunai kelompok petani
mitra sebesar Rp13.811.714 dan non mitra sebesar Rp18.465.324. Pendapatan atas biaya total adalah petani mitra Rp10.445.627 dan non mitra Rp16.623.031.
Pendapatan tunai petani non mitra lebih besar dibandingkan dengan petani mitra. Dilihat dari nilai koefisien variasi pendapatan tunai maupun total sedikit lebih
besar dibandingkan non mitra. Hal ini dikarenakan selisih antara nilai tertinggi dan terendah petani mitra lebih besar dibandingkan petani non mitra.
Lebih lanjut Tabel 17, dapat diketahui nilai rasio RC kedua kelompok petani responden. Perhitungan nilai RC rasio diperoleh dengan cara membagi
penerimaan total dengan biaya tunai memperoleh RC atas biaya tunai dan biaya total. Perolehan RC atas biaya tunai petani mitra adalah sebesar 2,21 dan petani
non mitra sebesar 2,40. Besarnya RC tersebut setelah dikalikan satu juta maka artinya setiap petani mengeluarkan Rp1.000.000,- untuk membiayai biaya tunai
kedelai edamame, maka mereka akan memperoleh pendapatan sebesa Rp1.210.000 untuk petani mitra dan Rp1.400.000 untuk petani non mitra. Nilai
rasio RC atas biaya total petani mitra sebesar 1,79 dan non mitra sebesar 2,21. Artinya setiap petani mengeluarkan Rp1.000.000,- untuk membiayai biaya tunai
kedelai edamame, maka mereka akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 790.000 untuk petani mitra dan Rp 1.210.000 untuk petani non mitra. Sehingga
195
dapat dikatakan bahwa usahatani kedelai edamame yang dijalankan petani mitra dan non mitra menguntungkan
Berdasarkan nilai RC yang didapat petani mitra maupun non mitra, terlihat perbedaan yang cukup signifikan dimana nilai RC petani non mitra lebih
besar dibandingkan petani mitra. Hal ini berarti usahatani petani non mitra lebih efisien dibandingkan usahatani petani mitra. Berdasarkan Tabel 17, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya kemitraan belum bisa meningkatkan pendapatan dan efisiensi petani mitra. Pendapat ini diperkuat dengan nilai
koefisien variasi petani mitra dan non mitra. Dimana tingkat variasi pendapatan dan nilai RC petani mitra lebih besar dibandingkan petani non mitra. Artinya
tingkat risiko pendapatan yang dihadapi petani mitra lebih besar dibandingkan petani non mitra. Hal ini dapat disebabkan karena produktivitas petani mitra lebih
rendah dibandingkan petani non mitra, karena bila dilihat dari rata-rata biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selain
itu bila dilihat dari karakteristik petani non mitra berdasarkan tingkat pengalaman dalam menjalankan usahatani kedelai edamame. Petani non mitra yang memiliki
pengalaman bertani kedelai edamame lebih dari lima tahun, lebih banyak dibandingkan petani mitra. Sehingga dapat dikatakan bahwa petani non mitra
lebih berpengalaman dalam membudidayakan kedelai edamame.
196
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan