Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya RC

144 Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu : a. jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, b. jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan c. jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan pendapatan total usahatani yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : P = TP – Bt + Btt Keterangan : P = Pendapatan total usahatani Rp TP = Total penerimaan usahatani nilai Produksi Rp Bt = Biaya tunai Rp Btt = Biaya tidak tunai Rp

4.4.4 Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya RC

Analisis imbangan penerimaan dan biaya ditunjukan untuk dapat melihat berapa besarnya penerimaaan yang diperoleh petani dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk kegiatan usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus RC adalah sebagai berikut : R C = Total Pener imaan Biaya Tunai R C = Total Pener imaan Biaya Total Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui hasil dari kegiatan usaha selama periode tertentu. Jika RC 1 berarti setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau dapat dikatakan kegiatan usahatani tersebut efisien untuk dilaksanakan. Sedangkan jika RC 1, maka penerimaan lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan hal ini berarti usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika RC rasio = 1, maka kegiatan usahatani tersebut berada pada titik impas. 145 Pendapatan usahatani dan nilai RC ratio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan revenue dan biaya cost. Perhitungan pendapatan dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya tunai. 146

V. GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1

Gambaran Umum Daerah Penelitian Kecamatan Megamendung merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berjarak sekitar 20 km dari Kota Bogor serta 60 km dari Ibukota Jakarta. Kecamatan Megamendung terletak pada ketinggian 670 meter diatas permukaan laut dengan batas-batas administratif sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, sebelah barat berbatasan dengan Jonggol dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciawi, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cisarua. Kecamatan Megamendung terdiri dari 11 Desa yaitu Desa Megamendung, Desa Cipayung, Desa Girang, Desa Gadog, Desa Sukamahi, Desa Sukamaju, Desa Sukamanah, Desa Sukaresmi, Desa Sukagalih, Desa Sukakarya, dan Desa Kuta denangan luas wilayah kecamatan 4.006,3 ha yang terdiri dari 959,1 ha 23,93 persen merupakan wilayah pertaniansawah, 1.576,3 ha 39,35 persen pemukiman dan pekarangan penduduk. 1.242,6 ha 31,01 persen wilayah penghijauan dan lain-lain seperti tempat pemakaman umum, sungai seluas 228,3 ha 5,7 persen Secara geografis Kecamatan Megamendung terletak antara 54 o -106 o BT dan 6 o -41 o LS dengan topografi yang berbukit-bukit, datar, dan miring dengan jenis tanah latosol coklat kemerahan. Mengingat letak Kecamatan Megamendung berada pada dataran tinggi maka suhu udara rata-rata harian 22 o -26 o C, kelembaban mencapai titik tertinggi 90 persen pada pagi hari dan titik terendah 50 persen pada siang hari, curah hujan di daerah ini rata-rata 2.145 mm per tahun. Jumlah penduduk Kecamatan ini sampai Mei 2009 tercatat 77.976 jiwa 18.530 kepala keluarga, dengan kepadatan penduduk mencapai 19,5 jiwakm. Komposisi penduduk antara pria dan wanita cukup berimbang, yakni terdiri dari 39.969 pria 51,26 persen dan 38.007 wanita 48,74 persen. Jumlah penduduk kecamatan Megamendung berdasarkan umur dan jenis kelamin tersaji pada Tabel 2. 147 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Megamendung terdapat 56.518 orang angkatan kerja atau 72,50 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Adapun perbandingan antara angkatan kerja pria dan wanita relative berimbang, dimana angkatan kerja pria berjumlah 29.457 orang 52,11 persen dan angkatan kerja wanita berjumlah 27.061 orang 47,89 persen. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2009 Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Orang Laki-laki Perempuan 0-9 10.512 10.946 21.458 10-19 7.684 8.171 15.855 20-29 6.755 6.575 13.330 30-39 3.327 3.268 6.595 40-49 3.687 2.812 6.499 50-59 3.648 3.420 7.068 ≥ 60 4.359 2.815 7.171 Jumlah 39.969 38.007 77.976 Sumber: Monografi Kecamatan Megamendung, Mei 2011 Dilihat dari jumlah mata pencahariannya, penduduk Kecamatan Megamendung mempunyai mata pencaharian yang beragam. Namun demikian pada umumnya penduduk kecamatan setempat bekerja di bidang pertanian dan perdagangan. Penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian sebanyak 7.843 orang 53,58 persen, perdagangan 4.277 orang 29,22 persen, jasa 1.782 orang 12,17 persen, industri dan pegawai negeri masing-masing berjumlah 85 orang 0,85 persen dan 276 orang 1,88 persen, sisanya sebanyak 376 orang 2,57 persen bermata pencaharian selain yang tersebut diatas. Berikut ini disajikan Tabel 3 jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya 148 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Tahun 2009. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase Pertanian 7.843 53,58 Dagang 4.277 29,22 Industri 85 0,58 Jasa 1.782 12,17 Pegawai Negeri 276 1,88 Lain-lain 376 2,57 Sumber: Monografi Kecamatan Megamendung, Mei 2011

5.1.1 Pertanian di Lokasi Penelitian