188
Pendapatan usahatani kedelai edamame dibagi menjadi pendapatan usahatani atas biaya tunai dan pendapatan usahatani atas biaya total. Biaya tunai
adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai untuk keperluan usahatani kedelai edamame. Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tunai
usahatani kedelai edamame dan biaya yang diperhitungkan atau tidak tunai. Biaya yang diperhitungakan adalah biaya-biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai oleh
petani sehingga masuk ke dalam biaya yang diperhitungkan.
7.3.1 Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil penjualan kedelai edamame. Hasil penjualan yang diterima petani mitra, didapat dengan cara menghitung
jumlah kedelai edamame yang masuk dikalikan dengan harga per kilogram kedelai edamame yang telah ditetapkan. Jumlah kedelai edamame yang diterima
PT Saung Mirwan adalah jumlah bersih setelah dilakukan sortasi, dan selanjutnya dihitung sebagai penerimaan petani mitra. Harga yang diterima petani mitra untuk
kedelai edamame yang masuk kedalam standar PT Saung Mirwan yaitu Rp6750,-kg. Pembayaran hasil panen akan dibayar PT Saung Mirwan paling
lambat dua minggu setelah produk diterima. Sedangkan untuk produk yang tidak masuk dalam standar PT Saung Mirwan akan dikembalikan kepada petani.
Sebagian besar petani kedelai edamame akan menjual produk yang tidak masuk standar ke Koperasi tani yang berada di Kecamatan Megamendung dengan harga
Rp 1500,-kg. Penerimaan penjualan kedelai edamame petani non mitra yaitu hasil
penjualan kepada Tengkulak kedelai edamame yang berada di sekitar kecamatan Megamendung. Perbedaan proses penjualan produk petani non mitra yaitu petani
non mitra mengantarkan sendiri produknya kepada tengkulak dan proses pembayarannya lebih cepat, yaitu satu minggu sejak produk diterima tengkulak.
Harga jual kedelai edamame yang diterima oleh petani non mitra memang lebih rendah yaitu Rp 6.500,-kg sedangkan untuk produk sisa atau biasa disebut
edamame bs barang sisa dihargai Rp 1500,- oleh tengkulak. Jumlah nilai penerimaan penjualan kedalai edamame petani mitra lebih
rendah dibandingkan petani non mitra. Nilai penerimaan petani non mitra Tabel 15 sebesar Rp24.739.000,- per hektar dan penerimaan petani non mitra sebesar
189
Rp30.763.000,- per hektar. Faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan tersebut yaitu produktivitas petani. Rata-rata produktivitas petani non mitra lebih
tinggi dibandingkan dengan petani mitra, sehingga menyebabkan penerimaan petani non mitra lebih besar. Jumlah rata-rata produksi kedelai edamame petani
mitra sebesar 3,67 ton sedangkan non mitra sebesar 4,73 ton.
Tabel 15. Rata-Rata Penerimaan per Hektar Usahatani Kedelai Edamame Petani
Mitra dan Non Mitra di Kecamatan Megamendung Tahun 2011 No
Penerimaan Petani mitra
petani non mitra Unit ton Nilai Rp.000 Unit ton Nilai Rp.000
1 Edamame Super
3,67 24.739
4,73 30.763
2 Edamame Bs
275,7 413
321,3 481
Jumlah 3940,8
25.152 5054,1
31.245 Data pada Tabel 15, memang tidak menunjukan secara nyata peranan
kemitraan untuk meningkatan penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra. Akan tetapi upaya kemitraan untuk meningkatkan penerimaan petani mitra
sudah ada, hal ini terlihat dari harga yang ditawarkan perusahaan lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan tengkulak.
7.3.2 Pengeluaran Usahatani