178
bahwa risiko kerusakan pada saat pengiriman hasil adalah rendah, hal ini lebih didasarkan pada perkiraan petani, karena pada saat pengambilan uang hasil, akan
dilaporkan jumlah produk yang tidak masuk kedalam standar dan dikembalikan kepada petani.
Petani non mitra tidak mendapatkan layanan penjemputan hasil dari tengkulak. Dalam hal ini tidak ada kesepakatan mengenai penjemputan hasil
seperti pada petani mitra. Oleh karena itu lebih jauh pada Tabel 12, dibandingkan dengan petani mitra sebagian besar petani non mitra yang menganggap bahwa
terdapat kerusakan yang ditimbulkan saat pengiriman hasil, walaupun tingkat Risiko yang ditimbulkan rendah. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa
petani non mitra tidak mendapatkan pelayanan penjemputan hasil panen, sehingga petani non mitra harus mengantar sendiri hasil panen mereka. Hasil pengamatan
di lapangan, petani non mitra biasanya menggunakan motor sendiri maupun jasa transportasi umum untuk mengantarkan hasil panen. Adapun petani non mitra
yang menganggap bahwa tidak ada risiko kerusakan hasil panen, hal ini disebabkan kemungkinan dan kerusakan yang terjadi sangat kecil sehingga
terkadang petani tidak menyadari atau tidak menghiraukan kerusakan tersebut. Upaya yang petani non mitra untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
pada saat pengangkutan adalah dengan memasang alas kardus atau karung alas di bawah karung produk. Informasi yang diperoleh dari petani non mitra,
Pemasangan kardus atau karung sebagai alas adalah untuk meminimalisir benturan yang terjadi saat diperjalanan. Dikarenakan medan jalan yang dilalui
menuju tempat tengkulak tidak seluruhnya bagus, sehingga kardus atau karung berfungsi sebagai bantalan untuk meredam benturan.
7.1.3. Risiko yang Disebabkan Faktor Harga
Menurut USDA United State Department of Agriculture pada tahun 1996, risiko produksi dan risiko harga merupakan tipe risiko yang sering dihadapi
oleh petani. Risiko harga adalah jenis risiko yang ditimbulkan karena adanya fluktuasi harga input dan harga output Harwood, 1999. Pada kasus petani
kedelai edamame di Kecamatan Megamendung, tidak terindikasi adanya risiko harga yang disebabkan oleh fluktuasi harga output. Hal ini disebabkan baik pihak
mitra maupun non mitra telah membuat perjanjian sebelum penanaman dengan
179
pihak pembeli mengenai harga yang akan mereka terima untuk kedelai edamame yang mereka hasilkan.
Faktor pembeda antara petani mitra dan non mitra dari segi harga adalah harga output yang diterima, harga yang diterima petani mitra lebih tinggi
dibandingkan petani non mitra. Kedelai edamame yang dihasilkan oleh petani mitra, diberi harga oleh PT Saung Mirwan sebesar Rp6.750,-kg, sedangkan
petani non mitra menerima harga sebesar Rp6.500,-kg dari tengkulak. Selain harga output yang lebih rendah, risiko yang harus ditanggung oleh petani non
mitra adalah tidak adanya dasar hukum yang kuat mengenai perjanjian harga yang mereka lakukan bersama pihak tengkulak. Hal ini membuat posisi tawar petani
non mitra lemah dimata hukum, apabila sesuatu yang tidak diharapkan terjadi dalam perjanjian ini di masa mendatang.
Berdasarkan informasi di lapangan bersama pihak petani non mitra mengenai perbedaan harga output yang mereka terima. Pada dasarnya petani non
mitra menyadari kekurangan dalam perjanjian mereka bersama tengkulak. Akan tetapi, alasan petani non mitra lebih tertarik untuk menjual produk kepada
tengkulak yaitu waktu pembayaran hasil oleh tengkulak lebih cepat dibandingkan PT Saung Mirwan. Tengkulak hanya membutuhkan waktu paling lambat satu
minggu untuk melunasi pembayaran hasil panen. Sedangkan petani mitra akan menerima pembayaran atas hasil panen kedelai edamame mereka, paling lambat
dua minggu setelah barang diterima oleh PT Saung Mirwan. Dengan harga output yang telah ditetapkan oleh pihak pembeli, Petani
kedelai edamame mengaku belum cukup puas. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya harga input produksi yang harus dikeluarkan petani kedelai
edamame. Berikut ini merupakan Tabel sebaran persepsi petani kedelai edamame terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh faktor Harga.
180
Tabel 13. Sebaran Penilaian Petani Kedelai Edamame Terhadap Risiko yang
Disebabkan Faktor Harga Tahun 2011. Tingkat Risiko
Mitra Non mitra
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
a. Peningkatan Harga Obat-obatan Pertanian Tinggi