Pertanian di Lokasi Penelitian

148 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Tahun 2009. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase Pertanian 7.843 53,58 Dagang 4.277 29,22 Industri 85 0,58 Jasa 1.782 12,17 Pegawai Negeri 276 1,88 Lain-lain 376 2,57 Sumber: Monografi Kecamatan Megamendung, Mei 2011

5.1.1 Pertanian di Lokasi Penelitian

Pada umumnya petani di lokasi penelitian menjadikan padi, jagung manis, ubi jalar dan sayuran sebagai tanaman utama yang mereka budidayakan. Selain itu juga mereka menanam kacang tanah, kedelai, ubi kayu, kedelai edamame untuk jenis tanaman palawija, serta ketimun, tomat, cabe merah, bawang daun untuk jenis sayur-sayuran. Pola tanam umumnya yang dilakukan petani di Kecamatan Megamendung adalah dua kali menanam jenis sayuran dan satu kali menanam padijagung. Namun pada saat harga relative stabil baik biasanya petani menanami lahannya dengan tanaman sayuran seperti bawang daun atau kedelai edamame sepanjang tahun. Pengusahaan tanaman padi dilakukan di areal pesawahan. Pada umumnya penanaman padi dilakukan pada musim penghujan, hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan air selama kegiatan budidaya tanaman padi tersebut meskipun telah tersebia saluran irigasi teknis yang memadai. Sedangkan budidaya tanaman kedelai edamame umumnya dilakukan pada awal musim kemarau. Hal ini dilakukan mengingat tanaman ini relative rentan terhadap serangan hama yang umumnya banyak berkembang pada musim penghujan dan kondisi iklim yang kurang baik. Disamping bercocok tanam, masyarakat setempat juga melakukan kegiatan bertenak. Ternak yang banyak dibudidayakan beragam meskipun dalam skala yang relative kecil,seperti ayam, sapi dan kambing. Adapun populasi ternak yang dikembangkan adalah ayam buras sebanyak 19.738 ekor, ayam ras 118. 416 ekor 149 dan sapi 90 ekor. Disamping beternak ada juga masyarakat yang mengembangkan usaha perikanan, dimana terdapat kolam ikan air deras sebanyak 12 unit dan 50 unit keramba. Pertanian di Kecamatan Megamendung dapat dinilai maju, hal ini terlihat dari produksi hasil-hasil pertanian khususnya padi dan sayuran yang cukup tinggi. Adanya keberadaan kelompok tani dan PT Saung Mirwan di kecamatan tersebut telah mampu meningkatkan tingkat produksi dan kesejahteraan petani setempat. Dalam melakukan usahatani edamame, petani memperoleh input produksi dari kios-kios saprotan atau koperasi terdekat yang kebanyakan berada di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung. Umumnya petani membeli sarana produksi berulangkali. Pupuk yang digunakan adalah urea, TSP, NPK, KCl dan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pestisida umumnya melihat tingkat serangan hama atau penyakit tanaman yang ada. Intensitas penyemprotan rata-rata 8-12 kali dalam satu kali musim tanam, namun untuk penanaman kedelai edamame saat musim penghujan intensitas penyemprotan pestisida akan ditingkatkan hingga mencapai dua kali lipat dari penyemprotan pada kondisi normal. Pada umumnya petani menjual hasil produksinya kepada pedagang pengumpul, namun ada juga yang langsung menjual ke pasar kecamatan. Khusus komoditi kedelai edamame dan beberapa sayuran lainnya yang diusahakan petani dijual langsung kepada PT Saung Mirwan sebagai mitra kerjasama mereka. Adapun tingkat harga yang diterima petani kedelai edamame diatur dalam perjanjian yang telah disepakati sebelumnya dalam surat perjanjian antara petani dan perusahaan. Harga pembelian ditetapkan oleh perusahaan sebelum petani melaksanakan kegiatan budidaya. Harga edamame fresh yang diterima petani ditetapkan Rp 6.750,- per kilogram dengan standar kualitas yang ditentukan perusahaan seperti buah berpolong dua dan tiga atau lebih, warna kulit polong hijau cerah, tidak terkena jamur dan polong berisi penuh. Sedangkan harga edamame koral edamame yang ditanam untuk dijadikan benih yang diterima petani Rp 8000-Rp 9000 per kilogram.

5.1.2 Sarana dan Prasarana di Lokasi Penelitian